XX

17 4 1
                                    


Kesokan harinya Celia tetap tidak masuk, berterima kasihlah karena demam kembali setelah teman-temannya datang karena ia tidak cukup untuk beristirahat kembali dan lupa meminum obatnya:).

"Lah si Celia gamasuk lagi? Bukannya kemaren dia udah sehat-sehat aja? bolos banget nih anak." Gladis yang kembali melihat jam tangannya dan jam kelasnya sama-sama mencocokkan apakah betul sudah jam 7 kurang atau belum.

"Telfon jangan?" Kata Zara yang kebetulan sedang memegang handphonenya.

"Jangan. Guru bentar lagi masuk. Siap siap dulu dah bukunya"

"Okesip,"

"Gimana kalo nanya Devon aja?" Ara sambil mengambil buku dari tasnya, kini memanggil Devon berserta Alia yang juga memanggilnya.

"Dev"

"Devon"

"Hah? Yo? Ada apa" kini Devon berjalan mendekat sambil melepas jaket jeansnya yang berwarna biru muda.

"Kamu kemaren kerumah Celia?"

"Hah? Iya emang" sebelum menjawab, Devon diam sejenak, sepertinya dia terkejut

Kenapa nih anak bisa tau? Shit.

"Tuh kan bener! Ngapel Celia yaa ampe ijin bilang ke guru acara keluarga lagi AHAHAHAHAH"

"shhhh. Keep it as a secret." Mata Devon seketika terbelalak, jelas. Suaranya Alia dan kawan-kawannya memang sangat kencang, untungnya teman-temannya belum sebagian datang. Malu.

"Cuman bentar doang balikin pensil warna abis itu pulang"

"Okay, okay. Tapi kok Celia belum dateng ya" Pertanyaan Alia langsung ditanggapi oleh Devon seketika.

"Sakit lagi" kemudian dia kembali ke mejanya yang sudah ada teman gamenya, Leo.

"Lah, perasaan kemaren dia baik-baik aja, gakenapa-kenapa"

Kemudian wali kelas mereka, Bu Ari datang, dan memberitahu siapa saja yang izin dan siapa aja yang sakit.

"Oke anak-anak, hari ini banyak yang gamasuk ya, nanti jangan lupa kasih tau guru jaga ya kalo Andin izin persiapan nikahan kakaknya, terus Adam juga izin sakit, Nua izin acara keluarga, sama Celia juga izin sakit, tadi malam panas lagi akhirnya dirawat, surat menyusul.

RĂBDARE  [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang