Prov Nadien
alex menepati janjinya akan menjemputku pagi ini. Setelah pamit dan meminta ijin kepada umi dan abi, alex langsung memboyongku ke mobilnya.
Selama perjalanan ke kantornya aku dan alex tak ada yang mau buka suara kadang itulah yang membuatku tambah kesal. padahlakan dia yang salah kenapa dia cuek begitu kepada ku dasar aneh!.
"ayo turun sudah sampai" kata alex yang langsung keluar dan membuka kan pintu mobil sebelah ku. Akupun turun dari mobilnya dan alex langsung menggengam tangan ku menuju kedalam kantornya. Semua karyawan alex sudah tau bahwa aku kekasih alex jadi mereka agak segan kepada ku.
ketika sudah di lantai 7 dimana ruangan alex berada aku dipersilahkan duduk disofa ruangan nya.
"nanti jam 1 setelah makan siang, kamu tak apa kan aku tinggal dulu karna akan ada meeting di bawah sebentar kok paling 1 jam" ucap alex kepada ku yang pura2 serius memaikan handphone. Aku pun hanya berdehem menangapinya. Aku mendengar alex menghembuskan nafas lelah.
"oke oke aku akan jujur tentang seharian kemarin" kata alex, aku pun hanya diam dan tetap memaikan handphone tapi tetap mendengarkannya.
"kemarin aku touring ke curug ngumpet bersama teman2 motor ku, dan aku lupa mengabari mu karna handphone ku tertinggal di kamar. Dan soal wanita yang aku bonceng itu...ishh dengerin dong sini handphone katanya minta dijelaskan bagian dijelasin kamunya nggak memperhatikan" ucap alex menggerutu dan merebut handphone ku padahal aku mendengarkan nya tapi aku malas saja melihat wajah nya yang bikin aku sebal saja.
"apaan sih lex! Aku ngedengerin kok ish, Sini kan handphone ku!" ucapku merajuk sambil menggapai gapai handphone ku di tangannya
"Ga! Dengerin aku dulu baru aku kasih" kata nya mau tak mau aku diam dan mendengarkan ia bicara. Alex yang melihatku diam langsung melanjutkan ceritanya yang tadi terpotong.
"lanjut yah jadi kalo soal wanita yang aku bonceng itu adalah adiknya teman ku di group motor itu tadinya dia di bonceng sama kakanya tapi di tengah perjalanan gantian, karna motornya tak kuat kalau dipakai menanjak ke daerah sana jadilah adiknya dibonceng oleh ku" ucap panjang lebar alex tapi selama ia bicara tak sekalipun dia menatap ku.
Hal Itu yang membuat ku ragu dan aku pernah membaca buku psikologi yang katanya kalau seseorang sedang berbohong ia tidak akan bisa menatap lawan bicaranya.
"benarkah ? coba tatap mataku" pintaku dan ia pun langsung mengalihkan padangannya ke mataku.
"be-benar" ucapnya gagap.
"kamu tau kan aku tidak suka dengan seorang pembohong" kataku masih bertatapan dengannya.
"be-benar sayang kalau tidak percaya aku akan mengajak wanita itu dan kakanya datang kesini" ucap alex meyakinkan.
"tidak usah! Tapi sampai aku tau kamu berbohong kamu tau kan konsekuensinya" ucap ku santai tapi tegas.
"iya sayang maafin aku yah aku tidak memberi tau mu dulu" ucapnya sambil memegang kedua tangan ku erat.
"iya aku maafin, awalnya aku ga marah sama kamu karna aku beranggapan mungkin kamu sedang sibuk2 nya bekerja. tapi setelah mendengar kabar bahwa kamu sedang berboncengan dengan wanita lain, ga tau kenapa aku jadi kesal sama kamu" kesalku padanya.
"hehe maaf sayang aku janji ini yang terakhir. Eh ngomong2 kamu tau dari mana aku lagi touring ?" tanya alex padaku
"dari keyla katanya kamu lagi boncengan ama cewe dan touring ke daerah ciapus, oh iya aku sampai lupa emang teman2 motor mu itu anak2 SMA ku yah ?" tanya ku yang mebuatnya tersentak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPROVOKED LOVE
Romance"Dia yang ku cinta, dia yang ku sayangi, dia yang aku harapkan menjadi masa depan ku, dan dia segalanya bagiku tapi ternyata dia tega membohongi ku dengan rapih sehingga ku terkecoh, terjebak dan bahkan sulit keluar dari permainanya. Aku tak yakin k...