Alone?

6.4K 411 41
                                    

[Flashback on]

{25 September 2009}

"Makasih ya dek, udah temenin kakak di Rumah sakit" Rico menggandeng tangan Rica.

"Iya kak sama-sama" Rica tersenyum manis menatap Rico.

"Dek sebagai gantinya karena kamu selalu ikut kakak ke rumah sakit untuk kemoterapi, kakak akan ngebuat janji kalo kakak nggak akan ninggalin kamu sendirian apapun alasannya" ucap Rico dan senyum Rica semakin lebar.

"Janji ya kak"

"Janji"

Mereka berdua mengaitkan jari kelingking mereka dan tertawa bersama-sama.

[Flashback off]

Rica duduk sendirin di depan ruangan Rico, dimana ia dirawat di rumah sakit.

Entah apa yang dia lakukan sendirian, kenapa ia tidak berfikir untuk masuk ke ruangan Rico?.

Tapi tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut terbuka dan ternyata Revan, Zico, Dani, Kevin, Daniel, dan Citra keluar bersamaan.

Sepertinya itu adalah sebab kenapa Rica tidak masuk ke ruangan kakaknya.
Rica seketika langsung bangkit.

Rica mencoba untuk masuk namun di halangi oleh teman-temannya.

"Lu nggak boleh masuk Ric!" Citra mencoba menghalangi.

"Kenapa nggak boleh?" Tanya Rica bingung.

"Karena kita nggak pengen kak Rico dalam bahaya kalo ada lu di sisinya" ujar Revan.

"Gue kan adeknya" balas Rica.

"ADEK? HAHAHAHA lu gila ya, balu kali ini gue dengel ada adek yang mau ngebunuh kakak sendiri" Dani tertawa jahat.

"Dia kakak gue, gue sayang sama dia, jadi jangan coba ngelarang gue untuk nemuin dia" Rica mulai kesal kepada teman-temannya itu.

"Jangan sok sayang sama Rico apa lagi sok peduli sama dia!" Sambar Daniel.

"Eh jangan ngedrama deh, lu tu sebenernya seneng kan!?"

"Dia kakak gue dan gue peduli sama dia!! Dan kalian pikir gue ngedrama, hey? Kalian emang siapa? Kalian bukan siapa-siapa dan kalian nggak tau apa yang sebenarnya terjadi kan!!" Rica mulai panas.

"JANGAN SOK PEDULI LO" teriak Kevin. "Di saat kakak lu sedang berjuang dan kedua orang tua lu yang berusaha mencari pendonor buat Rico! Lu dimana? Lu dimana Ric?!" Kevin menunjuk ke arah Rica dengan wajah yang memerah padam.

"Dan sekarang pada akhirnya lu hanya menonton!, Kakak lu udah dapet pendonor dan itu adalah usaha dari orang tua lu tapi lu sendiri? lu sebagai adek aja nggak mau ngedonorin sumsum tulang belakang lu buat Kakak lu? Apa ini yang lu sebut peduli!?" Citra menambahkan.

Sekarang Rico telah berhasil mendapatkan pendonor untuk dirinya walaupun itu benar-benar sangat sulit karena setelah bertahun-tahun lamanya akhirnya ia mendapatkan pendonor.

"Kita udah tau semua Ric soal lu dan keluarga lu, kita udah tau lu bukan anak kandung dari Om Erick dan Tante Sandra, tapi setidaknya mereka udah berusaha untuk mencari pendonor dan lu?!! Lu yang sebagai adik kandung dari Rico sendiri malah hanya diam!!, apa lu nggak mau bantuin Rico! Pdan sengaja buat dia mati!?" Daniel juga semakin memanas.

"Peduli lo dimana?, lu cuma bisa diam dan nggak bertindak sedikitpun, cih..jijik gue sama lo Ric" Zico mulai membuka suara.

"Terima kasih atas perkataan kalian semua yang benar-benar sangat menyakitkan, perkataan yang benar-benar menusuk dan perkataan kasar yang pernah kalian ucapkan kepada gue, terserah kalian mau ngomongin gue apa!, terserah kalian mau nganggep gue apa! terserah kalian mau benci sama gue bahkan benar-benar benci tapi ingat satu hal. Kalian adalah orang yang akan selalu ada di hati gue, gue tetap akan sayang dan anggap kalian temen, walaupun itu sangat menyakitkan" air mata Rica mulai menetes dan seketika keheningan terjadi.

Its MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang