"KRINGGG!!..." bel istirahat telah berbunyi dan semua murid dengan cepet keluar dari kelasnya masing-masing.
Tapi tidak dengan Rica, Rica saat ini sedang belajar di kelasnya, tidak biasanya ia belajar karena kebiasaan aslinya adalah tidur.
Yap. Beberapa hari ini sikapnya berubah, ia menjadi lebih rajin dan hari-harinya di penuhi oleh senyuman walaupun teman-temannya membenci dirinya.
Rica sudah tidak mempedulikan apapun termasuk Rendy, dia tidak peduli lagi dengan diri Rendy namun terkadang hatinya terasa sakit melihat Rendy dengan Laura sedang bersama.
"284017×174969÷80735+7379-289368939×739%+719451893²×√102736×93747+39681-84919+5371890⅝+73919³×0=..... kok kesel ya-_-?, soal yang benar-benar berfaedah-_-" Rica terlihat begitu serius mengerjakan soal.
"Woyyy nggak ada yang mau ngajak gue makan gituuu!!" Rica berteriak begitu keras namun tidak ada orang sama sekali di kelasnya.
"Gue jalan ke halaman belakang sekolah aja lah-_-" Rica mulai beranjak dari tempat duduknya dan mulai pergi ke halaman belakang sekolah.
Seperti biasa semua mata murid-murid tertuju pada Rica, tatapan kebencian tidak pernah hilang dan Rica berusaha untuk tidak mempedulikannya.
Dan tepat di hadapan Rica, Revan dkk beserta Rico berjalan bersamaan dan secara reflek Rica langsung natap mereka dengan tatapan malas.
Rica terus berjalan santai sampai pada akhirnya jarak mereka dengan dirinya hanya berkisar 2 langkah saja. Secara bersamaan mereka semua berhenti.
"Mingg__" Rico belum mengatakan sepenuhnya kata itu namun Rica langsung berbalik dangan santainya.
Rica memutar balik tapi bukan berarti ia kembali ke kelas, ia tetap ke halaman belakang sekolah dengan jalan yang lain.
Revan dkk dan Rico merasa kesal dengan tingkah Rica barusan, tapi mereka tidak bisa berbuat apapun karena mereka sedang malas berurusan dengan Rica.
Sesampainya di halaman belakang, Rica berpapasan dengan Rendy dan Laura.
"Ra, kamu duluan aja ke kelasnya, aku mau ngomong sebentar sama Rica" Ucapan Rendy kepada Laura barusan membuat Rica bingung.
Dan Laura akhirnya meninggalkan Rendy dan Rica berdua saja.
"Ric" panggil Rendy.
"Apa" jawab Rica santai.
"Gue mau minta ma__" ucapan Rendy seketika terpotong oleh Rica.
"Santai aja, gue udah maafin lo, dan gue juga bakal mastiin kalo orang tua lo nggak akan kenapa-napa, dan gue harap lo nggak membuat janji yang nggak bisa lo tepatin lagi, sama satu lagi, jangan coba-coba ngasih harapan palsu sama siapapun itu orangnya." ucap Rica dengan nada dan wajah yang datar.
Rendy merasa malu dengan dirinya sendiri, ia juga merasa sangat bodoh.
"Nenek lo gimana kabarnya?" tanya Rica tiba-tiba.
"Baik"
"Oh bagus lah" ekspresi Rica masih saja datar, tapi ekspresi datar itu berubah dengan terlukisnya sebuah senyuman di wajahnya dan hal tersebut membuat Rendy bingung.
"Rendy" panggil Rica dengan senyuman manis miliknya itu.
"Rendy?" seketika ada sesuatu yang aneh di benak Rendy, ia merasa aneh dengan panggilan itu. Rica tidak memanggil dirinya dengan sebutan 'Reren' lagi dan itu terasa ganjal.
"Gue pergi dulu" Rica langsung pergi melewati Rendy sambil berlari.
"Sun!!" Rica berteriak memanggil Sammy dan ternyata Sammy datang ke sekolah Rica untuk bertemu dengan Rica.

KAMU SEDANG MEMBACA
Its Me
Teen Fiction[ON EDITING] Seorang gadis SMA bernama "Rica Sandoro" Memiliki wajah yang imut, dan senyum yang begitu manis, namun jangan gampang percaya dengan wajah imutnya itu, kelakuannya tidak seimut wajahnya, ia adalah seorang anak yang aneh dan sifat yang...