14.

4.4K 158 0
                                    

      Tempat itu terlihat semakin ramai, padahal waktu sudah menunjukan pukul 20:39.

Seorang cowok dengan pakaian kasual memasuki tempat itu dengan ekspresi datar, tak memperhatikan wanita-wanita penggoda disana yang sekarang tengah menatapnya lapar.

"Woy?!" tegurnya pada seorang cowok beriris mata hijau yang tengah meneguk cairan vodka dengan rakus di meja bartender.

"Eh, Daf duduk duduk" suruhnya pada Dafa yang lansung dituruti.

"Mau minum?" tawarnya yang dibalas gelengan Dafa.

"Udah deh, Nath jelasin apa maksud lo nyuruh gue kesini"
Kata Dafa memilih to the point, ia memang menyukai diskotik dan hal-hal yang ada didalamnya,
Tapi tidak untuk sekarang.

Nathan Algifano, satu-satunya teman Dafa dari kecil itu langsung terkekeh pelan.

"Tumben lo gak mau minum padahal biasanya lo gak mau berhenti sebelum abis tiga botol wine, semenjak Dila---"

"Stop! Gue gak mau bahas itu" Dafa mengibaskan tangannya di drpan Nathan.

Nathan tersenyum kecil kemudian menatap Dafa setelah memerintahkan kepada bartender untuk mengisi gelasnya lagi.

"Gue cuma mau bilang, kalau bulan lalu gue abis liburan ke Jerman dan ketemu sama Dila disana"

Mendengar nama Dila disebut Dafa memalingkan wajah.

"Gue gak mau bahas ten--"

"Dengerin dulu kalau gak lo bakal nyes---"

"Lo gak ngerti Nath, karena penyesalan terbesar gue adalah mencintai dia" ada jeda beberapa saat sampai Dafa kembali berkata membuat Nathan terdiam dengan kepala sedikit pening.

"Mencintai sepupu gue sendiri yang milih pergi bahkan disaat dia tahu gue gak punya siapa-siapa saat itu" lanjut Dafa dengan napas memburu.

Ada kemarahan disana, kemarahan yang bahkan ia tak tahu harus ditunjukan pada siapa.

Setidaknya bukan pada sepupu sekaligus cinta pertamanya yang meninggalkannya 2 tahun lalu, kan?

"Dia pergi karena punya alasan, Daf" kata Nathan mencoba meyakinkan.

Dafa tertawa sumbang, "alesan? Karena dia lebih mencintai orang lain dibandingkan gue, Heum? Kalau itu alasannya seharusnya dia gak perlu pergi" ucap Dafa sambil mencoba mengatur napas.

Lalu setelahnya adalah keheningan diantara mereka. Bukan berarti musik dj berhenti tapi karena diantara mereka tidak ada yang berbicara lagi.

Sampai Nathan berkata dengan nada pelan membuat Dafa sedikit terhenyak.

"Tapi lo harus tahu kalau Dila sampai sekarang pun masih cinta sama lo. Jadi, sampai kapan kalian masih mau sembunyi. sekarang Dio udah gak ada dan Dila butuh banget orang ysng mau ngelindungi dia"

"Dio..?" kata Dafa tercekat.

Apa maksud dari kata 'gak ada itu'?

"Iya, dia tabrakan. Tepat setelah hubungan Dila dan cowoknya putus karena Dila merasa dia gak mencintai cowoknya. Yang dia cintai itu cuma lo Daf"

Astaga, Dio. Kakak nya Dila dan berarti sepupunya juga itu meninggal?

Kenapa Dafa tak tahu itu?

"Gue gak tahu" ucap Dafa putus asa.

Nathan ikut menghela napas dengan gusar tapi kemudian tersenyum tipis.

"Gak papa, mungkin lo masih butuh waktu buat nerimanya lagi. Gak perlu jadi pacar Daf, Dila bilang dia cuma mau jadi sepupu kesayangan lo lagi" kata Nathan sambil menepuk pundak Dafa pelan.

Bisakah, biskah Dafa menerima nya lagi setelah apa yang dia lakukan pada Dafa?

Lalu hening lagi.

Sampai suara nada dering handpone Dafa membuat cowok itu terkesiap, dan membaca pesan singkat disana.

From:Lira

Dafa, aku takut.

Dan saat itu juga Dafa langsung beranjak dari kursi uang ia duduki membuat Nathan mengerutkan alis.

"Mau kemana lo?"

"Mau ketemu sama orang yang harus gue lindungin sebenernya"

                            ***
    Jalanan macet total dan Dafa baru saja sampai di rumah Lira tepat pada pukul 23:00.

Menghela napas cowok itu lantas membuka pintu rumah Lira yang anehnya tidak dikunci.

Itu mungkin karena tadi Lira keluar rumah dan lupa mengunci pintunya. Terbukti karena sendal gadis itu tertinggal diluar.

Saat Dafa memasuki ruang tamu terdengar suara tv yang menyala di ruang keluarga.

Astaga, saking takutnya jadi cewek itu belum tidur?

Dafa tersenyum kecil.

"Ra, maaf tadi di jalan ma--cet" ucap Dafa tercekat karrna sekarang yang dilihatnya adalah bukan Lira yang sedang menonton tv sendirian sambil memeluk gulingnya dengan wajah takut.

Tapi seseorang yang sedang dalam posisi memeluk Lira lalu mencium dahi gadis itu lama.

Membuat Dafa tertegun.

                           ***

Ditunggu vomment nya guys.

Tapi gue mikir alurnya kecepetsn ga sih?

My Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang