"Jadi kenapa?" Lira menatap Tasya yang sekarang tengah menggigit bibir bawahnya gelisah dengan pipi yang merona.
"Gu--e, gu--gue ..."
"Kamu apa?" Lira memotong tak sabar perkataan Tasya membuat gadis itu menghembuskan napasnya berat.
"Gue di ajak ke partynya Angela sama Kevin" kata gadis berkacamata bulat dengan rambut dikucir itu lancar lalu menatap Lira dengan pipinya yang masih merona.
"Hah?" Lira langsung menganga mendengar penuturan gadis yang satu itu.
"Iya, dan gue rasa itu gak terlalu buruk mengingat kalau gue udah nunggu saat ini lam--"
"Kamu suka Kevin?" Dengan spontan Lira menanyakan itu membuat wajah Tasya seketika memerah.
"Gue gak--"
"Jujur!" Tegas Lira membuat gadis berkaca mata bulat itu menghembuskan napas ketika bayangan Kevin tertangkap indra penglihatannya.
"Iya, gue rasa gitu"
Dan Lira menahan napas, terkejut dengan jawaban gamblang sahabatnya yang satu itu.
"Ka-kamu seriusan?, sejak ka--pan?"
Loh kok ini jadi Lira yang gugup sih?
"Sebenarnya, gak. Gu--gue gak tahu" kata Tasya gugup.
"Itu cin-cin apa Tas?"
pandangan Lira beralih pada cincin yang melingkar di jari manis Tasya, membuat gadis itu mengernyit.
Kok seperti cin-cin tunangan?
Sebenarnya Lira sudah menyadari itu lama tapi baru bertanya sekarang.
Tasya menegang mendengar pertanyaaan Lira yang mendadak itu. Wajahnya memucat, keringat dingin bermunculan di kedua telapak tangannya.
"Ini cu--ma cin---cin..."
"Tunangan?" Lira meraih tangan Tasya dan mulai meneliti.
"No!" Seru Tasya cepat, telalu cepat membuat Lira semakin menaikan alisnya.
Dan sepertinya Tasya menyadari itu, gadis itu dengan buru-buru langsung pergi meninggalkan Lira.
"Gue ke perpus dulu, Ra"
Meninggalkan Lira dengan seribu pertanyaan yang berputar dikepalanya.
Lira tidak terlalu bodoh untuk membaca ketakutan yang ditampilkan ekspresi Tasya saat Lira menanyakan hal tadi.
"Kenapa?"
"ASTAGA!!!!"
Pekik Lira kaget saat melihat Dafa yang tiba-tiba saja sudah duduk di sebelahnya.Sementara cowok dengan dua kancing seragam terbuka itu hanya tercengir lebar lalu semakin mempersempit jarak diantara mereka, membuat Lira mendengus.
"Ngapain kamu disini?, bukannya tadi kelapang basket sama Kevin yah?"
Tanya Lira sambil menatap cowok itu dengan sedikit sinis."Gak! Si Kevin sama anak-anak malah nonton film naruto di taman belakang"
"Terus kenapa gak ikut?"
"Gue sukanya film bokep"sahut Dafa tanpa rasa bersalah membuat Lira memelototkan matanya horror.
Oh my, Dafa bilang apa tadi?
Menyadari ekspresi Lira Dafa terkekeh pelan lalu menarik Lira untuk lebih dekat dengannya.
"Gak kok, becanda. Gue cuma kangen aja sama lo jadi gak ikutan nonton film naruto"
Lira mencibir.
Kangen? Hell, mereka baru saja berpisah selama beberapa menit setelah Dafa memutuskan untuk ikut Kevin ke lapang basket dan Lira yang memilih berbincang dengan Tasya.
"Gombal!"
"Tapi bener, Ra. Berpisah sama lo sebentar aja gue udah kangen banget" Kata Dafa sambil mengedipkan sebelah mata.
Menghela napas, Lira lantas melangkahkan kakinya keluar kelas menuju perpustakaan.
"Yaelah. Lo kok malah ninggalin gue sih" gerutu Dafa pelan lalu mensejajarkan langkahnya dengan Lira.
Hari ini mereka benar-benar free class selama seharian penuh dengan alasan semua guru sedang ada rapat.
Walau sebenarnya masih ada tugas tapi tetep aja namasnya juga anak Sma hal kayak gini tuh dijadiin rezeki jadi dipake main-main, toh tigasnya juga dikumpulin minggu depan.
"Ngapain ngikutin?" Tanya Lira sedikit ketus tanpa sedikitpum mengalihkan tatapannya pada Dafa.
Dafa terkekeh. Dengan gerakan tiba-tiba membalikan tubuh Lira dan mengecup pipi gadis itu cepat membuat Lira terkejut bukan main.
Butuh waktu hingga beberapaa menit untuk mengembalikan kesadarannya, dan seketika itu pula pipinya langsung memerah.
Please, apa yang baru saja cowok itu lakukan?
Dafa dengan tidak tahu malunya mengecup pipi Lira di depan umum, tepatnya di koridor kelas 10 yang untungnya tidak terlalu ramai.
Tapi Lira tidak tuli untuk tak mendengar cibiran dari sekumpulan siswi di pojok sana.
Membuat Lira malu setengah mat, ingin rasanya menenggelamkan wajahnya ke kolam ikan didepannya sekarang juga.
"Polos-polos murahan"
"Bar-bar"
"Cowoknya nakal, jir"
"Cewek nya juga sama aja"
"Tapi cowoknya ganteng"
Dan masih banyak bisikan-bisikan tak mengenakan hati lainnya yang membuat Lira menghembuskan napas kasar lalu melanjutkan langkah, meninggalkan Dafa yang masih terdiam menatap sekelompokan siswi itu tajam.
"Kalau gue nakal emangnya kenapa? Masalah buat kalian. Cewek-cewek gua. Atau kalian juga mau gue cium? Tapi sorry, kalian lebih bar-bar dari apa yang tadi lo lontarin sama gue sama Lira"
"Dan lo!" Dafa menunjuk salah satu gadis berponi lebar yang sekarang malah sedang mencibir.
"Jangan kira kalau gue gak tahu kalau lo salah satu pelacurnya Adlan"
Dan seketika, wajah cewek itu memucat.
***
Jangan lupa vote and commentnya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girl
Teen FictionAlira bagaskara, gadis itu terlalu lugu untuk seorang Ardafa Baradewa, si bad boy sekolah yang terkenal dingin dan tak berperasaan. Ardafa jatuh hati pada kepolosan Lira. Dan Lira terlena dengan janji yang diucapkan Dafa kalau cowok itu akan selalu...