20. Bad Boy

4.6K 262 55
                                    


.

Flashback

fokusnya hanya pada ponsel di tangannya. Jika boleh jujur malah pikirannya tak berada disini, dan dia mendesah lagi di tengah-tengah remix music yang sedang di mainkan oleh rekan agency tersuper pamernya 'DJ Sasori'.

'Ah.. Siapapun tolong. Apa yang dilakukannya?'

Sasuke kembali menempelkan sang I-phone pada telinga dengan stud hitam miliknya. Mendengarkan sebuah nada sambung yang membuat dirinya jengah, kesal, dan ingin marah pada siapapun yang merusak pikirannya.

Mereka -ia dan keempat temannya yang lain- baru saja menghadiri setumpuk agenda interview di beberapa kota di Negara Gingseng, dan ia lelah -itu wajar- setidaknya mengharapkan sebuah suara atau pesan sekali saja dari orang yang selalu berkeliaran di kepalanya dapat mengurangi gunungan beban yang dirasakannya -sayangnya sampai saat ini tetap tak ada balasan.

"Anata.. Kau membuatku gila. Sungguh.."

Apa yang di lakukan wanita itu? walau ia menyumpahi dirinya sendiri untuk tidak berpikir yang tidak-tidak, namun pikiran itu masih juga menjadi momok yang menghantui dan dengan meraja lela malah menjamah otaknya yang kacau, lantas, membuatnya menggeram-

-Ia takut yang berlebihan, terlalu kawatir dan merasa bingung disaat yang bersamaan.

Ini hampir dua pekan ia tak melihatnya, setelah mengantarkannya ke rumah Ayah dan Ibu -pilihan terakhir Sasuke meski awalnya sempat berdebat kecil dengan Hinata -tentu saja- Ia meminta sang Ibu, Ayah bahkan sang Kakak untuk selalu mengawasi istri keras kepalanya -Hinata yang kadang 'sengaja' lupa jika dirinya tengah mengandung keturunan mereka.

Dan siapa yang bisa tenang?
Bahkan alunan musik menghentak dari bridge controller yang menggedor-gedor gendang telinga sama sekali tak menarik walau hanya sekedar menggerakkan ujung sepatunya.

Ctak!

Sebuah suara dari dua beling yang beradu berhasil mengalihkan atensi si pria Uchiha pada Deidara yang baru saja meletakkam sebuah botol champagne utuh tepat didepan mejanya.

"Aku yang traktir, tenang saja.." Ucap pria tersebut langsung saja mengambil duduk di salah satu pojok sofa beludru, sebuah gelas bertungkai tinggi -berisi air emas- berada di selipan ibu jari dari telunjuk panjangnya.

Sasuke hanya balas mendesah, selanjutnya ia masa bodoh dengan kembali menempelkan sang I-phone pada telinga kirinya.

Membuat Deidara, Kiba juga Naruto saling berpandangan lalu menghela nafas panjang. Sudah sedari tadi -bahkan mungkin jika sadar sudah dari kemarin-kemarin- sang karismatik tampak begitu berantakan. Swag diluar tapi tak jarang bersikap linglung seperti orang bodoh atau malah sentimentil dengan sering berteriak dan mengamuki siapa saja yang menganggunya.

-sayang, ku hubungi lagi nanti, jaga baby baik-baik ya..-

Sasuke men-scroll layar ponselnya, lantas menemukan sebuah pesan yang dikirimkannya siang tadi. Jelas tertera ikon 'read', tapi berselang hampir 5 jam tak ada tanda-tanda seseorang disana tengah mengetikkan balasan untuknya.

Dan Sasuke bersumpah! sebanyak seorang Sasori mengumbar senyum hari ini, sebanyak itu pula ia mencoba menghubungi sang istri -Dan pun sebanyak itu tidak pernah tersambung- faaaakkkkk yeah!

"Arggh!!" Menggeram penuh emosi di tengah irama musik yang menggema. Membuat ketiga rekan seagencynya kembali saling berpandang lalu menghela nafas. Jika sudah begitu mereka yakin, 'masalahnya tentu pada si Nyonya Uchiha'. Siapa lagi yang dapat membuat seorang Uchiha seperti ini kecuali wanita ajaib tersebut? -bahkan Deidara -yang biasanya selalu cuek, masa bodoh - masih ingat mendetail bagaimana Sasuke beradu debat -sampai Sasori terjerembab ke lantai- saat Sasori mencoba menggoda Uchiha Hinata dengan menitipkan salam-salam 'manjahhh' kepada istri Sasuke tersebut -

LET'S TALK!  ⛔17++ [sebagian cerita PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang