Lets talk!
.
."Atau kau memaksa ku untuk melakukannya?"
"Ka -ka -u "
Karin kembali tersenyum begitu manis, masih ia memainkan botol kecil di tangannya tepat di depan wajah Hinata yang semakin tampak pucat.
" -Hinata?" Gadis tersebut makin tersenyum lebar saat melihat raut kepanikan yang ditunjukkan dengan kentara oleh wanita yang tersudutkan olehnya. Membuatnya menguarkan sebuah kekehan ringan yang terdengar renyah.
Lantas, sebelah tangan si Nona Uzumaki yang menganggur perlahan terangkat. Ia mengambil tangan lemas milik si Nyonya Uchiha yang meraba perutnya.
Menjatuhkan kedua manik nya pada telapak tangan yang sudah berada dalam genggamannya. Dan Hinata sangat munafik jika ia berbohong jantungnya tidak berpacu saat ini, segalanya tentang gadis Uzumaki tersebut adalah mengancam -benar kata Sasuke.
Dan sangat terlambat untuk sadar! Ia teringat saat mati-matian dan berulang kali Sasuke mencoba mengingatkannya.
Namun,
Bukankah ini pilihannya?
Telapak tangan itu tergepal saat botol kecil milik Karin telah berpindah ke tangannya. Sepasang amethyst nya pun mulai berbinar, Hinata mencoba untuk tersenyum.
"Suamiku menyentuhmu. Begitu katamu?" Tanya Hinata, ia melihat botol kecil yang kini berada di atas telapak tangannya. Memperhatikan benda tersebut sebelum kembali mengerling ke arah Karin. Memberinya senyuman culas.
" -dengarkan aku Nona, aku tidak hidup semalam dua malam saja dengan Sasuke. Kau boleh saja berbangga jika ada hal yang kau artikan spesial diantara kalian berdua. Lantas.. kau mungkin lupa satu hal__" Hinata kembali menyuguhkan senyum di wajahnya, bedanya kini tampak begitu lugas. " -tahu artinya apa yang menurutmu spesial?"
Hinata bukan ahli psikolog atau apapun yang berkaitan dengan membaca pikiran. Namun jelas ia memahaminya. Saat kedua manik tersebut menatapnya dengan picingan menyipit juga decihan bibir, si Nyonya sadar jika tersirat ketidak terimaan dari sana.
Membuatnya kembali mengudarakan nafasnya, setelahnya ia mencoba memberikan kesan tenang melalui kedua matanya. Entah mengapa ia merasa perlu untuk meluruskan segalanya___
-atau memaksa dirinya sendiri untuk mencoba membuat semuanya menjadi lurus, seperti percayanya.
Namun, ia akan bijak.
Jika memang ada yang salah. Maka semua salah. Karin, juga Sasuke. Begitupun dirinya.
" -tidak ada artinya. Suami ku tetap kembali padaku." Lanjutnya. Tersenyum, bernada tegas, tampak sombong dan tidak berbelit. " -lalu? Dibandingkan percaya pada orang yang baru sekali dua kali ku temui, dan seseorang yang ribuan kali menghabiskan malamnya bersamaku. Menurutmu aku harus percaya pada siapa?"
Karin mengumpat. Kedua tangannya tergepal di kedua sisi tubuhnya yang menegang.
"Kau -"
"Dan ini?" Hinata kembali memotong ucapan Karin, wanita tersebut mengangkat botol kecil milik si Nona Uzumaki yang kini di genggamnya. Seperti yang sebelumnya dilakukan gadis tersebut padanya, kali ini Hinata balas memainkannya tepat didepan wajah Karin.
" -kau pikir aku akan menyerahkan suamiku pada wanita seperti mu?"
Melempar.
Ctar!
Benda kecil tersebut pecah saat membentur dinding hingga menjadi serpihan beling di atas lantai. Membuat si pemilik -Karin, tentu langsung menoleh, tampak tragis memperhatikan benda miliknya hanya meninggalkan cairan tak berarti diantara serpihan kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S TALK! ⛔17++ [sebagian cerita PRIVATE]
RomanceMari berbicara, 'Tentang kau.. Dan Tentang kau..' 'Tentang kita..' Karena yang berkaitan dengan cinta - -adalah kita.