WARNING!
RATE MDLDR
.
.Sepasang kaki berbalut selop kapas dengan figure tokoh kuning sahabat patrick itu berhenti melangkah, ia menyandarkan punggungnya pada dinding disebelah pintu dapur sambil membawa nampan berisikan segelas susu formula -khusus ibu hamil -miliknya dan secangkir teh herbal yang masih mengepulkan uap panas kasat mata, juga sebuah kemeja putih yang terselampir di lengan kirinya.
Sedikit berdecak dan menggeleng pelan. Kedua manik mutiaranya menelisik sesosok tubuh tanpa atasan berpadu sebuah boxer biru tua di atas lutut yang mengumbar paha seksinya.
Pemandangan yang cukup eeerrr di pagi hari. Sialan Uchiha Sasuke!
Kembali si Nyonya Uchiha berdecak.
Ck! Sign. Lihat suami tercintanya, seperti seorang Ji-san pengangguran yang bersantai di balkon -menikmati semilir angin dari ketinggian 8 lantai di pagi hari. Kedua kakinya menyila diatas kursi, onyxnya menghambur menatap langit pagi yang biru cerah, dan lagi-lagi seorang Nyonya Uchiha mendesah panjang saat menyadari satu hal -
-kepulan asap dari ujung nicotine yang terbakar menjadi teman suaminya saat ini.
Sasuke dan kebiasaan buruknya = Sasuke dan putung-putung rokoknya. Bukan hal yang di larang oleh Hinata sebenarnya, ia sangat mengerti bagaimana daun-daun tembakau yang dikeringkan dapat menjadi candu yang sulit untuk ditinggalkan, dan Hinata tak pernah berkompromi jika sekali dua kali sang suami harus membakar paru-parunya dengan racun tersebut -walau itu cukup membuatnya kawatir (baca= kebiasaan. Dan Hinata takut akan menjadi 'kebablasan')
Bagaimanapun juga ia tetap istri yang tak ingin hal-hal tidak baik merusak suaminya kan? Ehm.. mungkin perlahan -pelan-pelan- Hinata akan mencoba menghilangkan kebiasaan buruk Sasuke tersebut.
Masih menjadikan sang pria setengah telanjang -ups!- menjadi obyek kedua retinanya, Hinata tidak bodoh untuk tidak menerka jika Uchiha Sasuke tengah tidak baik-baik saja kini.
Pikirannya sedikit kalut setelah ia melihat sang suami yang tiba-tiba bangun bermandi peluh pada dini hari tadi. Suatu hal yang jelas membuat sang calon Papa dari bayinya kembali mengeluarkan putungan rokok miliknya lantas mengudarakan asapnya -hal yang belakangan ini sudah sangat jarang dilakukan sang suami-.
Lalu? Kau berpikir jika ada sesuatu yang membebani pikiran Mr. Uchiha mu Nyonya?
Tentu saja.
Terlebih sebuah i-phone retak -milik Sasuke-yang kini tersakui di dress overallnya- ditemukan wanita hamil tersebut sudah tak 'bernyawa' -tergeletak dibawah nakas- saat ia berias tadi pagi.
See? Jelaskan.
Kembali sepasang kaki jenjang itu menapaki lantai marmer, membuat air keemasan dalam cangkir teh serta segelas susu putih yang masih berkurang seteguk di atas nampan nya sedikit bergoyang saat ia berjalan. Derap langkah yang ditimbulkan oleh selop yang dipakainya -walau tak begitu keras- mampu menarik atensi Sasuke untuk menoleh ke arah sang istri.
Hinata tersenyum lembut, ia meletakkan nampannya diatas meja bundar dihadapan suaminya.
"Morning dear.. " Sapa Sasuke merengkuh pinggang Hinata lantas mengecup perut sang istri beberapa kali. "-morning Junior." Lanjutnya saat melesakkan cuping hidungnya pada bagian tengah perut Hinata yang balas membelai surai hitam kebiruan milik Sasuke.
Hinata melepaskan sebelah lengan Sasuke yang melingkar di pinggangnya, lantas ia mulai beranjak, mendekati sebuah kursi di depan Sasuke lalu mendudukan dirinya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S TALK! ⛔17++ [sebagian cerita PRIVATE]
Roman d'amourMari berbicara, 'Tentang kau.. Dan Tentang kau..' 'Tentang kita..' Karena yang berkaitan dengan cinta - -adalah kita.