....
Kembali memasuki kafe yang baru saja ditinggalkannya. Sasuke menggeram dengan kedua tangan tergepal sebelum pemuda tersebut mengambil ponsel di saku celananya.
Suigetsu!
Satu-satunya orang terakhir yang saat ini diandalkan oleh Sasuke setelah ia tidak menemukan si target yang harus di temuinya kali ini -saat ini juga. Menekan panggilan cepat disana hingga memperdengarkan sebuah nada sambung.'Halo. Sasuke kenapa meneleponku?'
"Cari tahu tentang Arrgh!" Sasuke menggeram dengan sebelah tangan mengusap wajah lelahnya saat panggilannya baru saja dijawab oleh Suigetsu.
Memaki dan membodohkan dirinya sendiri. Emosi yang menggebu membuatnya tanpa pikir panjang langsung pergi untuk mencari keberadaan pria sialan yang telah menganggu miliknya, lantas -
-si Uchiha baru sadar jika sedikitpun ia tidak mengenal siapa pria itu. Hanya mengingat bagaimana rupa dan perawakannya, bagaimana mungkin ia dapat meminta tolong pada Suigetsu untuk menyelidikinya?
Kenapa kau tiba-tiba idiot Sasuke?
'Sasuke kau disana? Kenapa?'
Menghela nafas panjang dan mencoba berpikir seraya mengigit bibir bawahnya. Lagi-lagi membuat seseorang di seberang sana memanggili namanya. Tentu saja Suigetsu kawatir, sebagai manajer jelas keselamatan sang artis adalah tanggung jawab utamanya, terlebih saat ini Sasuke dengan seenak jidatnya benar-benar pergi tanpa mempedulikan nasihatnya beberapa waktu yang lalu. Dan? kini Sasuke sedang bercanda? atau jangan-jangan hanya ingin berkata jika bungsu Uchiha tersebut merindukannya? Mungkin juga mengadu telah menyesal tidak mendengarkan omongannya?
' -Uchiha Sasuke! kau bisa dengar aku? Hey Uchiha!'
Namun, kedua onyx yang menatap nyalang itu menyipit saat menjumpai sosok yang menjadi sasarannya. Menjadikannya secara reflek menurunkan ponsel dari telinganya, yang tentunya juga membuat Suigetsu berteriak-teriak diseberang sana.
Hingga.
Tut..
Tut..
Suara berisik mengganggu saja! Dengan cepat Sasuke memutusakan panggilannya lantas segera melangkahkan kakinya menuju pintu keluar yang baru saja dilewati oleh pria bersurai maroon -si target sialan yang semakin akan sial karena Sasuke berhasil menemukannya.
Maka -
"Tunggu."
Langkah kaki panjang pria tampan itu terhenti saat sebuah suara baritone terdengar dari belakang tubuhnya. Membuatnya perlahan menoleh lalu berbalik.
" -sepertinya kita perlu bicara." Lajut Sasuke begitu kedua onyx nya beradu tatap dengan sepasang jade yang menatapnya dengan alis bertaut.
...
Hinata kembali dengan kedua mata sembab, wajah pasi dan lusuh -kantung mata yang terlihat jelas dibawah kedua mata lelahnya. Hampir semalaman ia tak berhenti menatap layar ponselnya, berharap ada satu kali saja sebuah panggilan atau setidaknya balasan dari puluhan pesan yang telah dikirimnya.
Dan nihil!
Hingga pagi ini diputuskannya untuk keluar dari kamar milik seseorang yang tak dipulangi oleh pemesannya. Ahh ya.. bahkan sampai saat ini Hinata pun tak tahu bagaimana keadaan prianya, atau dimana dia saat ini.
Sungguh.. ini lebih menyakitkan daripada ia diumpati dan dimaki secara terang-terangan. Kediaman Uchiha Sasuke adalah racun yang menyiksa baginya.
Mungkin benar jika Hinata mulai menyadari kesalahannya. Dan menyesal mungkin akan sangat terlambat.
![](https://img.wattpad.com/cover/84456857-288-k768076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S TALK! ⛔17++ [sebagian cerita PRIVATE]
RomanceMari berbicara, 'Tentang kau.. Dan Tentang kau..' 'Tentang kita..' Karena yang berkaitan dengan cinta - -adalah kita.