Lets talk!
Beberapa kali Sasuke mengambil dan meletakkan putung rokok yang sempat ia keluarkan dari tempatnya, ia menimbang-nimbang karena begitu berat baginya kembali menyentuh benda tersebut -selain karena apasti Hinata akan murka dan kembali mendiamkannya-, ia pun sudah berjanji untuk meninggalkan rokok-rokoknya.
Tapi kali ini? Setelah mampu bertahan untuk tidak menyentuh bungkusan nicotine yang beberapa kali membuatnya tersiksa, kini pening yang berndenyut di kepalanya membuat Sasuke sempat tergoda dan mengambil isi dari pack rokok milik Sasori.
Namun__
"Arggh!
Sasuke mengeluarkan semua isi rokok dari dalam tempatnya, lalu ia celupkan semuanya dalam kopi hitam miliknya yang sudah mendingin.
"Sas itu milikku!"
"Kau perlu menjamin kehidupan anakmu sampai dia tumbuh besar. Kau ingin lepas tanggung jawab dan cepat mati?" Balas cepat Sasuke mendorong cangkir kopi berisi putung-putung rokok yang melembek itu pada Sasori, membuat air kopinya bergoyang dang sebagian membasahi meja.
Si pria Akasuna kembali mendesah lalu meneguk Krug dari botolnya -entahlah.. pada akhirnya Sasuke sendiri yang menyuguhkan minuman tersebut padanya -____- selanjutnya Sasori mengalihkan pandangannya untuk memperhatikan kerlap-kerlip lampu kota Tokyo di malam hari yang seperti kunang-kunang jika dilihat dari ketinggian seperti ini.
Mereka tengah berada di balkon apartemen Sasuke, hampir satu jam keduanya berdiam sambil menikmati minuman mahal milik pria Uchiha setelah Sasori mengantarkan Sakura kembali ke rumahnya. Sialannya lagi bagi Sasuke adalah : Sasori yang nyatanya kembali ke tempatnya, dan bodohnya bagi Sasuke adalah ia menerima pria tersebut, bahkan dengan sadarnya memberikan minuman favorit nya. Jadi? Sebenarnya yang tidak punya otak siapa?
Sasuke mendesah, bermacam-macam pikiran yang berkelebat di kepalanya harus ia kuarkan saat ini juga.
"Menggantung atau bahkan mencekikmu saat ini mungkin hal yang paling ingin ku lakukan Sasori.." Sasuke kembali mengudarakan nafasnya, ia mengerling Sasori yang meletakkan botol minumannya, lantas balas memandangnya.
Sasuke paham, ia mengenal pria Akasuna tersebut cukup lama hingga membuatnya mengerti jika banyak sekali yang membuat Sasori tertekan.
" -kau sudah dewasa, akan sangat lancang jika aku mengurusi apapun yang seharusnya tidak ku campuri."
"Sasuke.."
"Dengarkan aku. Aku mungkin tidak pernah berada di posisimu. Aku menolak jika menyebut diriku lebih beruntung darimu karena kau dan aku dulu memiliki keadaan yang berbeda walau sebenarnya sama." Sasuke memotong, ia berharap jika Sasori cukup paham bahwa maksud dari ucapannya adalah Hinata pun dulu sudah di 'cicipinya' sebelum mereka menikah -setidaknya Sasuke tidak ingin terlalu membenarkan dirinya karena apapun yang dilakukannya dulu tetaplah salah -walau sekarang ia sangat bersyukur telah melakukannya. #plak!
"Kau menikah dengan istrimu karena dia hamil anakmu, dan sekarang aku seperti mengikuti jejakmu." Sasori bergumam. " -apa bedanya?"
"Bedanya adalah karena aku masih menggunakan otakku bodoh!" Sasuke menjawab cepat, secepat ia meraih leher botol minuman yang hendak kembali diambil oleh Sasori. " -aku berpikir bagaimana aku harus mempertahankan milikku, sedangkan kau? Dan lagi! Hinata mengandung anakku saat aku dan dia sudah menikah" Sambung Sasuke yang____
___yahhh___ ia secara tidak langsung mengakui jika usaha menghamili Hinata selagi mereka 'berpacaran' tidak pernah berhasil-_____- but this is secret! tentu saja Sasuke tidak ingin membocorkannya pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S TALK! ⛔17++ [sebagian cerita PRIVATE]
RomanceMari berbicara, 'Tentang kau.. Dan Tentang kau..' 'Tentang kita..' Karena yang berkaitan dengan cinta - -adalah kita.