let's talk
.
.I remember when you walked through that door
sit down in that chair
The times that we shared
but you ain't here
Just a white man, you're sitting on had the scent of you.
You left leaving only the feeling of quiet, I'm waiting for you, little cafe.
.Memilih pergi dan cepat. Pergi cepat berarti pula segera menyelesaikan segalanya, lantas ia dapat kembali -memeluk sang callista juga menenangkan tangisnya -. Perdebatan -atau mungkin sebuah salam perpisahan? - Shit! Bahkan Sasuke tak ingin mengakuinya, berakhir dengan kekalahannya. Uchiha Sasuke yang keluar dari apartemen miliknya saat dengan tegas Hinata meminta kembali ke rumahnya. Suatu hal yang tentu begitu di tolak oleh Sasuke.
Ya.. dari awal, segalanya tentang sang Uchiha bubgsu adalah milik dewi nya.
Memasuki café -ini milik Hinata-.
Sepasang Puma putih itu berjalan pelan menapaki lantai kayu, jemari-jemarinya kadang menyentuh ujung-ujung pinggiran kursi yang dilewatinya. Pandangan kedua onyx nya masih datar dan kosong -tampak sayu dan memerah -lelah, kantung mata terlihat jelas.
"Sejujurnya, setiap hari Senin tempat ini tutup."
Terngiang ucapan Hinata, seperti awal mereka bertemu disini.
Ini Senin Hun..
Ah! Kenapa begitu pas sekali?
Di kepala seorang Sasuke, jelas ia masih ingat kapan pertama kali dirinya berbincang santai bersama Nyonyanya di tempat ini, 30 Juli 2011. 5 tahun berlalu dan juga hari Senin. Sayangnya ia sendiri saat ini.Menjatuhkan tubuhnya pada sebuah kursi yang terletak di sebuah sudut ruangan -tempat biasa ia memperhatikan seseorang yang tengah disibukan oleh menu-menu ringan untuknya, Uchiha Sasuke terpaku disana. Tangannya terayun untuk mengambil sebuah notes kecil yang tersakui di kantung Leather hitamnya.
Meletakkannya diatas meja. Dan kembali ia terhanyut pada benda tersebut.
Pikirannya melayang pada beberapa menit yang lalu, dimana keputusan pahit harus dipilihnya.
.
."Aku memohon Sasuke.."
"Aku memohon sayang.. Percayalah.. jangan seperti ini.."
Telapak tangan halus itu menyentuh pipinya yang tirus, pandangan mereka masih beradu dan dua pasang manik masing-masing melelehkan air mata dari dalam sana.
"Sakit.. Aku tak ingin bertahan.."
Sasuke lantas segera mengambil telapak itu dari pipinya, mengenggamnya erat untuk dikecupnya berkali-kali.
"Jangan begini.. Apapun yang dikatakannya tidak benar. Aku tahu aku bersalah, aku -"
"Dan aku merasa bodoh." Seka Hinata menarik kembali tangannya. Berusaha ia mengulas sebuah angelic smile -seperti biasanya -meski gagal. Namun sang Nyonya Uchiha mampu tersenyum tipis dibalik isaknya saat kedua tangannya mengusap perutnya dengan lembut.
"-dia adalah kekuatanku Sasuke.." Kedua mata Sasuke mengikuti telapak tangan Hinata yang masih mengusap calon anak mereka. " -terima kasih sudah memberikannya.."
"Tidak." Sasuke kembali menggeleng dengan air mata masih setia membasahi kedua pipinya yang basah. Ia merengkuh, membungkuk untuk memeluk perut sang istri yang kembali terisak karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S TALK! ⛔17++ [sebagian cerita PRIVATE]
RomansaMari berbicara, 'Tentang kau.. Dan Tentang kau..' 'Tentang kita..' Karena yang berkaitan dengan cinta - -adalah kita.