🍌🍌
Suara gemericik dari air shower yang tidak lagi terdengar menandakan jika seseorang yang sedari tadi berlama-lama mandi di dalam ruang dengan kaca buram itu menyudahi kegiatannya.
Sasuke berdecak seraya mengusap-usap rambut basah yang menutupi keningnya.Tampak lelah dengan kantung mata yang masih terlihat jelas walau ia sudah mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. Perlahan pemuda tersebut mendekati nakas di kamarnya, lalu mengambil ponsel yang baru saja menandakan ada pesan yang masuk.
"Halo sayang_" Dan tanpa repot-repot mengetikkan balasan pesan dari sang istri, Sasuke segera menghubungi wanita tersebut. Haaaah___ ia yakin Hinata pasti sangat cemas mengingat Sasuke baru sempat mengabarinya setelah ia tidak pulang semalam.
Sasuke menginap di apartemennya setelah semalam Sasori menghubunginya lalu memaksanya keluar sebagai 'traktiran' bahwa si Uchiha benar-benar lulus dari studi nya. Dan benar saja, beberapa rekannya memang berkumpul untuk merayakan keberhasilannya, lantas mereka menghabiskan waktu hingga tengah malam -suatu hal yang akan membuat Hinata pundung jika saja wanita tersebut ikut bersamanya, untungnya kukungan Ibu Sasuke membuat sang istri juga Richi akhirnya tinggal dan menginap di kediaman Uchiha.
" -kepalaku pening. Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang aku akan menjemputmu."
"Tidak perlu. Jelaskan sekarang. Aku didepan."
Apa?
Masih menempelkan ponsel di telinganya Sasuke segera keluar dari kamar, ia bahkan melupakan jika hanya ada selembar handuk yang kini menutupi tubuh bagian bawahnya, membiarkan tetes-tetes air dari rambutnya turun ke leher hingga berakhir pada lipatan handuk yang dipakainya. -tsk! Itu seksi!
Sialan Uchiha Sasuke! Kesalahan lagi baginya adalah saat ini badan toplessnya terumbar begitu saja. Ah! Bukan! Maksudnya tidak salah memang karena ini di rumahnya sendiri, yang menjadi masalah adalah______
Ada Hinata yang menatapnya tabu dengan kedua amethyst memicing tajam, dan tentu Sasuke makin susah menelan salivanya.
Ponsel yang tertempel ditelinganya perlahan ia turunkan saat ia menundukkan kepala selagi ia menghela nafas panjang. Selanjutnya kedua kaki tersebut melangkah untuk mendekati sang istri yang masih tak mengalihkan tatapan menghunus padanya.
"Ku tidurkan Richi dikamar." Ucapnya.
Seperti prinsipnya, jangan sampai mereka beradu mulut dihadapan si buah hati. Sasuke cukup bijak kan? -yah.. walau kadang dia masih kecolongan khilaf untuk 'beradu yang lain' saat Richi lalai. -bangsat sekali, uhuk!
" -dan aku akan pakai baju sekalian." Lanjutnya begitu berhasil mengambil Richi dari gendongan istrinya, artinya sebelum ia melirik wanita lain yang___ spot jantung melihatnya, begitu pula dengannya -suatu hal yang membuat Hinata murka. Yaahh.. apalagi memang?
Semalam suamimu tidak pulang dan saat kau menemuinya ternyata ada seorang wanita bersama suamimu di dalam rumah kalian lantas___ tahu sendiri keadaannya seperti apa kan? Jadi, menurut Anda?
🍌🍌
Masih berada di dalam ruang tamu yang hangat. Bedanya kini mereka berempat, bukan dengan Richi -karena si kecil tengah pulas di atas ranjang, melainkan dengan seorang pria yang___
Pluk!
Dilempar bantal oleh Sasuke saat pemuda Akasuna tersebut kembali akan memejamkan matanya. Membuat Sasori tentu saja langsung membuka mata dengan kaget.
"Jangan membuatku tertawa jika di dalam otakmu kau masih menyimpan apa yang seharusnya tidak kau pikirkan Hinata.." Sasuke bersuara, pria itu kini sudah tampak biasa saja dengan kaos lengan panjang dan bawahan training puma -penampilan tidak biasa di saat cuaca panas sedang ekstream-_____- Sasuke tidak ingin sang istri salah paham lagi sebenarnya, tidak! Jadi biarkan kali ini dia menjadi si suci yang menutup segala auratnya (?) -sumpah ini tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S TALK! ⛔17++ [sebagian cerita PRIVATE]
RomantizmMari berbicara, 'Tentang kau.. Dan Tentang kau..' 'Tentang kita..' Karena yang berkaitan dengan cinta - -adalah kita.