Part 4

3.9K 188 7
                                    

[ Author ]

Kini Valerie sudah mulai terbiasa menjalani rutinitasnya. Pagi sampai sore ia ada di sekolah, setelah itu Tommy akan menjemputnya dan mengantarkannya menuju rumah sakit. Ia tidak lagi berlama lama di rumah sakit, jam 8 malam Adrian atau Celine akan mengantarnya pulang ke apartemen. Begitu seterusnya rutinitas yang Valerie jalankan.

Pergaulannya di sekolah pun semakin membaik... ia sudah mulai akrab dengan teman teman sekelasnya, ia juga sudah mulai mengenal nama nama di luar XI IPA 5.

Tapi sampai saat ini, Valerie belum pernah bertemu lagi dengan pria bermata coklat itu. Siapa namanya... atau siswa kelas berapa...

Valerie mulai merasa frustasi, ia bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ia sangat ingin bertemu lagi dengan si pemilik mata coklat... suaranya selalu terngiang di telinga Valerie. Dan wajahnya, wajah itu tidak bisa menghilang dari pikiran Valerie.

Selain memiliki mata coklat yang begitu indah, laki laki itu juga berwajah tampan, sangat tampan. Kulitnya sawo matang... tatapan mata yang tajam... hidungnya mancung dengan bibir yang uhm, sexy. Valerie menyukai bentuk bibir itu, tipis di atas dangan bagian bawah yang sedikit penuh, sangat menggoda. Garis rahangnya tegas... terlihat sangat gentle. Dan rambutnya, rambutnya kecoklatan, seperti matanya, dengan sedikit highlight berwarna gold.

**********

[ Nathan ]

Aku menjadi tidak tenang sejak pertemuan ku dengan si cute di perpustakaan beberapa waktu yang lalu.

Flashback on

Waktu itu aku di paksa oleh Boy untuk membantunya mengambil buku biologi yang telah di siapkan oleh mr Bayu di perpustakaan.

Perpustakaan... aku belum pernah menginjakkan kaki di tempat itu sejak masuk sekolah. Aku rasa perpustakaan adalah tempat yang membosankan dan suram.

Aku menunggu Boy di meja petugas perpustakaan, anak itu sedang mengambil buku bersama miss Lily di meja besar yang ada di tengah ruangan.

Aku mengedarkan mataku ke sekeliling ruangan ini, hingga akhirnya pandanganku tertuju pada sosok gadis di salah satu rak. Aku berjalan perlahan mendekati rak tersebut...

What the...???

Si gadis ekor kuda sedang berada di depan salah satu deretan novel. Ia berjinjit mencoba menggapai novel yang ada di rak paling atas. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Beberapa kali ia mencoba tapi selalu gagal. Ia sangat lucu... wajahnya terlihat merengut.

Aku pikir ia akan menyerah untuk mengambil novel itu, ternyata gadis itu melakukan hal yang mengejutkan... ia melompat lompat berusaha menjangkau novel yang ia inginkan... tiga kali ia melompat, setelahnya ku lihat ia menundukkan badannya sambil terengah engah.

Tak lama setelahnya ia mengambil ancang ancang untuk melompat lagi. Entah kekuatan dari mana aku pun berjalan mendekatinya, "Sini aku bantu..." aku mengambil sebuah novel untuknya hanya dengan sedikit menjinjitkan kedua kakiku. "Lain kali gunakan tangga di ujung sana untuk mengambil buku di tempat yang tinggi..."

Ku lihat gadis itu diam tak bergeming saat aku menyerahkan novel ke tangannya. Cukup lama ia terdiam sambil menatapku.

Menyadari tatapannya itu hatiku berdebar debar, aku bahkan khawatir kalau ia akan mendengar suara jantungku.

Ia menatapku semakin dalam... dan aku semakin berdebar dibuatnya. Menyadari kekakuan di antara kami aku pun mencoba mengendalikan diriku, "Hei, lo gak apa apa ??" aku melambai lambaikan tanganku tepat di depan wajahnya.

Ku lihat ia tergagap saat mencoba menjawab pertanyaanku tadi. Aaah, dia terlihat sangat menggemaskan... ingin rasanya aku mencubit hidungnya yang bangir itu.

Saat sedang asik memandangi wajah manis yang ada di depanku, dari sela sela rak buku aku melihat Boy berjalan bersama miss Lily membawa setumpuk buku.

Aku pun berpamitan pada gadis itu, "Hm okee... kalo gitu gw duluan... bye..."  aku berbalik meninggalkannya.

Arrrggghh, berat rasanya kaki ini saat harus berjalan menjauhinya. Aku masih ingin berbincang dengannya lebih lama... menatap wajahnya... atau mungkin sedikit mencium pipinya...

Stop!! Pikiran ku mulai kacau...

Fix, aku jatuh cinta pada gadis cute itu...

Flashback off

Sekarang aku jadi rajin mengunjungi perpustakaan, namun aku tidak menemukannya di sana. Aku sangat kecewa...

Terkadang, saat rasa rinduku sudah memuncak, aku nekat melewati kelasnya untuk sekedar melihatnya dari balik jendela.

Aku merasa diriku seperti orang bodoh... karna sampai saat ini aku belum juga mencari informasi dari Alysia seperti rencanaku semula.

Entah mengapa, sejak di pertemuan perpustakaan itu aku malah jadi ragu untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya... aku takut jawaban yang kudapat nanti tidak sesuai dengan yang kuharapkan.

Tolol... mungkin itu adalah kata yang pas untuk diriku saat ini...

**********

Siang itu aku dan Cristof sedang menunggu Bastian di area parkir motor, hingga mataku mendapati si cute berada beberapa meter di depanku. Ia duduk sendiri di sebuah bangku semen yang ada di bawah pohon.

Wait...

Mana Alysia?? Kenapa ia meninggalkan temannya  sendiri??

Sepertinya gadis itu tidak menyadari kehadiranku, ia terlihat asik membaca novel di tangannya. Hingga akhirnya seorang laki laki muda menghampirinya.

Laki laki itu tampan juga, hmm, dewasa... terlihat dari caranya berpakaian. Setelan jas dengan sebuah dasi, juga sepatu khas orang kantoran.

Siapa??

Siapa laki laki itu??

Dan, oh shit... laki laki itu mencium kepala si gadis cute.

Rahangku mengeras... aku mengepalkan tanganku pada helm yang ada di tanganku.

Ingin rasanya aku menghampiri mereka dan memberikan pukulan telak untuk laki laki itu. Bisa bisanya dia mencium gadisku...

Apaa?? Gadisku??

Pantaskah aku menyebutnya demikian sedangkan kami belum saling mengenal...

Fix... Aku mulai gila...

Aku tergila gila padanya...

"Besok gw harus dapet info tentang dia... gw gak mau jadi pecundang kayak gini... yang kalah sebelum berperang..."

••••••••••••••••••••


Hey Valerie (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang