Part 60

2.1K 104 1
                                    

[ Valerie ]

Sudah satu tahun lebih sejak terakhir kali aku menyapa Nathan dari layar laptopku...

Sudah satu tahun lebih sejak aku menerima kabar bahwa Nathan sudah melewati masa kritisnya...

Dan kini, Nathan tiba tiba menghilang...

Aku tidak bisa lagi menghubungi tunangan ku itu lewat video call. Om Luis sendiri tidak bisa lagi dihubungi, nomornya selalu tidak aktif. Sudah ratusan email yang aku kirim kepada om Luis, namun tidak satu pun yang berbalas.

Ada apa??

Aku sungguh khawatir dibuatnya...

Aku kehilangan Nathan, dan hidupku seperti kehilangan nyawanya.

Beberapa bulan yang lalu aku bahkan nekat terbang ke Jakarta menemui on Daniel untuk menanyakan kabar Nathan dan Om Luis. Tapi aku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Aku mendatangi kediaman keluarga Alexander, berharap mereka ada di sana. Namun ternyata sia sia saja... rumah itu masih kosong seperti saat ditinggalkan hampir tiga tahun yang lalu. Hanya saja rumah iti terlihat bersih dan terawat karna mas Jaka selalu rutin mengunjungi rumah itu setiap minggu.

Rumah itu terlihat seperti sedang menunggu kepulangan pemiliknya.

Aku juga menemui uncle Tom dan aunty Meg, tapi mereka hanya menyuruh ku sabar, sabar, dan terus bersabar...

Lizi, Bastian dan Cristof... mereka mengaku sama sekali tidak mendengar kabar Nathan selama ini kecuali dari ku.

Oh Tuhan, aku benar benar putus asa sekarang...

Kemana lagi aku harus mencari kabar tentang Nathan??

Apakah aku harus datang ke Jerman, menyusul Nathan dan Om Luis disana??

Tapi bukankah itu seperti tindakan bodoh?? Aku bahkan tidak tau dimana mereka tinggal.

Om Luis pernah memberitahukan padaku rumah sakit tempat Nathan dirawat selama ini, dan aku sudah mencoba menghubungi rumah sakit tersebut, tapi hasilnya tetap nihil. Nathan tidak ada di rumah sakit itu.

Hidupku sudah seperti tak terarah... kuliahku hampir saja terbengkalai... untung saja ada Bobby juga Sarah yang setia menemaniku. Mereka terus menyemangatiku, mereka memintaku bersabar dan tidak menyerah.

Hari hariku mulai terasa hampa dan monoton. Aku lebih sering menghabiskan waktu sendirian di kamar Nathan di apartemen om Luis. Aku hanya akan keluar dari apartemen untuk kuliah, aku bahkan sudah jarang mengunjungi restoran ayah. Operasional restoran kembali di pegang oleh Bobby.

Nathan, kamu dimana??

Than, apa kamu baik baik saja??

Aku kangen kamu...

Aku tersiksa...

Nathan, berikan sedikit tanda padaku bahwa kamu baik baik saja di sana...

Jangan siksa aku seperti ini Than...

Selalu kata kata itu yang ku lafalkan dalam hatiku, aku berharap Nathan bisa mendengarnya, bisa merasakan kegelisahan yang kurasakan kini.

**********

[ Author PoV ]

"Baiklah... ini... apa kau bisa membacanya??" Seorang dokter berkacamata menunjukkan selembar kertas kepada pemuda di depannya.

"Tidak...??"

Pemuda itu menggeleng lemah.

"Jam berapa jadwal terapi berikutnya, Ann??" Dokter itu bertanya pada perawat yang mendampinginya.

Hey Valerie (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang