Part 63

2.1K 96 0
                                    

[ Nathan ]

Mataku menatap lekat sebuah cincin yang melingkar di jari manis ku tanpa sadar sebuah senyuman tercetak di wajahku.

Aku merutuki diriku sendiri...

Bisa bisanya aku melupakan dia... dia yang mempunyai tempat special di hatiku...

Aku benar benar bodoh...

Aku pasti telah membuatnya terluka selama hampir empat tahun ini...

Valerie...

Bahkan hanya dengan menyebut namanya saja mampu membuat hatiku bergetar. Dan membayangkan wajahnya di ingatanku membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.

Thanks God... terimakasih telah memgembalikan ingatanku... terimakasih untuk tidak membiarkan Valerie terluka lebih lama lagi...

Flashback on...

"Aaarrrggghh... arrrgghh..." aku merasakan sakit yang luar biasa dikepalaku saat aku membuka mata pagi ini. Rasanya seperti tertusuk ribuan jarum.

"Aaarrrggghhhh..."

Aku berteriak sekeras mungkin untuk menghilangkan sakit di kepalaku ini.

Ceklek

"Tuan Nathan..." suster Annabelle yang selama ini merawatku langsung memghampiri ranjangku dan menekan tombol darurat di atas ranjang.

"Ada apa tuan?? Apa yang tuan rasakan??" Tanyanya sambil menahan kedua tanganku yang tidak bisa berhenti meremas rambut dikepalaku.

"Sshh... sakit sus... sakit... aaarrggghh..." aku kembali berteriak sambil memiringkan tubuhku.

Potongan potongan gambar seorang gadis melintas di kepalaku. Gadis berambut coklat yang selalu hadir di mimpiku selama ini...

Gambar gambar itu melintas dengan cepat di ingatan ku membuat rasa sakit di kepalaku menjadi semakin tak tertahankan.

"Ada apa suster Anna??" Suara dokter Ansell bergema di seluruh penjuru ruangan ini.

"Tiba tiba tuan Nathan berteriak dok... ia merasakan sakit di kepalanya..."

Dokter Ansell langsung menyuntikkan obat penghilang rasa sakit di lengan ku. "Tenang Nathan, ini akan mengurangi rasa sakit mu... tenanglah..." ujarnya sambil mengelis bahuku pelan.

"Suster Anna, tolong segera hubungi tuan Alexander..."

Tanpa menunggu lama suster Annabelle langsung keluar dari ruang inap ku, samar samar aku melihat dokter Ansell berdiri di samping ranjang sambil terus mencoba menenangkan ku.

"Dokter... dok..." aku merintih pelan sambil berusaha tetap membuka mataku.

"Dok..."

"Jangan bicara dulu Nathan, kau harus istirahat... setelah ini aku akan memeriksa kepalamu..." suara dokter Ansell terdengar semakin pelan di telingaku.

"Dia... dia..."

*****

Aku mengerjapkan mataku mencoba beradaptasi dengan cahaya terang di luar sana.

"Hai Nathan..."

Suara itu... aku seperti pernah mendengarnya.

"Nathan..." ia kembali memanggil nama ku.

Aku melihat seorang gadis berambut pirang dengan gaun putihnya berdiri dengan anggun di hadapanku.

Hey Valerie (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang