Part 31

2.3K 118 0
                                    

[ Author ]

Nathan memandangi Valerie yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Hatinya diliputi perasaan bersalah karna ia merasa tak mampu menjaga Valerie saat di sekolah tadi. Ia merasa bersalah pada gadis itu, juga kepada Tommy dan Megan.

Ternyata gw belum cukup baik untuk bisa ngejaga lo, Val...

Air mata mulai membasahi pelupuk matanya. Nathan benar benar terpukul dengan apa yang menimpa Valerie.

Dengan hati hati di usapnya wajah Valerie... wajahnya terlihat pucat, sudut bibirnya luka pasti tadi Ken sempat memukul Valerie. Membayangkan hal itu tubuh Nathan menegang.

Harusnya tadi gw langsung aja ngabisin bajingan itu... gw gak bisa terima atas apa yang dia lakukan ke Valerie...

Ceklek

Tommy dan Megan masuk ke dalam ruangan, Nathan menghembuskan nafasnya pelan... ia sudah siap jika nanti Tommy akan mencaci makinya atau memukul dirinya. Ia merasa pantas mendapatkan itu semua, walaupun tidak sebanding dengan apa yang dialami Valerie.

"Apa yang terjadi, Than??" Tanya Megan. Raut wajahnya menyiratkan rasa khawatir yang begitu besar. Begitu pun dengan Tommy... walaupun ia hanya terdiam tapi Nathan bisa menebak apa yang Tommy rasakan lewat tatapan matanya.

Nathan menggeser tubuhnya, memberikan tempat pada Tommy dan Megan untuk mendekati Valerie.

Nathan menceritakan apa yang terjadi di sekolah tadi sambil sesekali di bantu oleh Lizi. Tommy dan Megan terlihat sangat terpukul mengetahui apa yang terjadi pada keponakan mereka.

"Maafkan Nathan uncle... Nathan gak bisa jaga Valerie dengan baik... semua ini salah Nathan... Nayhan yang bikin Valerie jadi seperti ini..." ucap Nathan penuh penyesalan. Lizi yang melihat hal itu mengusap lembut lengan Nathan berusaha memberikan kekuatan untuk temannya itu.

Lizi menghapus air matanya, hatinya teriris melihat Nathan yang tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Lizi tau betul bagaimana perasaan Nathan kepada Valerie.

Tommy menghela nafasnya panjang, "Sudahlah Than, ini bukan salah kamu... entah siapa yang salah yang penting sekarang adalah kondisi Valerie. Syukurlah dia tidak mengalami luka yang serius..."

"Dan bagaimana dengan pelakunya?? Bagaimana reaksi pihak sekolah??" Tanya Megan.

"Ada Bastian dan Cristof yang akan membantu menyelesaikan  masalah ini dengan pihak sekolah... Lizi juga masih menunggu kabar dari mereka..." ucap Lizi kemudian.

"Kita serahkan saja semuanya pada pihak sekolah... uncle yakin mereka pasti akan bersikap adil..."

"Nathan, bagaimana pun uncle tetap harus berterimakasih padamu... jika saja kamu tidak sigap pasti sesuatu yang lebih buruk telah menimpa Valerie..."

Nathan memandang Tommy ragu ragu bahkan ia tidak bisa tersenyum saat ini.

"Tapi bagaimana kamu bisa tau kalo Ken yang menjebak Valerie??" Selidik Megan.

"Entahlah aunty... saat itu Nathan hanya merasa telah terjadi sesuatu pada Valerie. Insting Nathan tertuju pada Ken..."

"Yaaa memang kalo sudah menyangkut orang yang kita sayangi, perasaan kita gak akan pernah salah..." ucap Megan sambil tersenyum tulus pada Nathan.

Drrrrrtt drrrrrtt drrrrrtt

Lizi melirik ponselnya...

Bastian calling...

"Hallo..."

"......."

"International Medika... Valerie dirawat di kamar 127..."

Hey Valerie (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang