[ Valerie ]
Setelah menempuh perjalanan lebih dari tujuh jam, akhirnya aku dan om Daniel menginjakkan kaki di Tullamarine Airport.
Aku pulang...
Aku kembali ke negri ini, tempat dimana aku dibesarkan...
Seorang laki laki berwajah Indonesia menghampiri ku dan om Daniel saat kami keluar dari pintu airport. Aldee, nama laki laki itu, dia adalah keponakan om Daniel yang tinggal di Sidney, usianya mungkin hanya terpaut dua atau tiga tahun diatasku.
"Jadi, kemana kita sekarang paman??" Tanya Aldee pada Om Daniel saat kami menaiki BMW metalik miliknya.
"Val...??" Om Daniel sedikit membalikan tubuhnya menghadap ku yang duduk di kursi belakang.
"Hm, bagaimana kalo kita ke restoran dulu, baru setelah itu ke apartemen..."
"Okee..." Aldee melajukan mobilnya menuju alamat yang kuberikan.
Di Melbourne ini hanya ada satu restoran milik ayah, tempatnya adalah yang paling luas jika dibandingkan dengan restoran lainnya yang tersebar di beberapa wilayah di benua ini.
Aldee memarkirkan kendaraannya di depan sebuah bangunan dengan bata berwarna merah sebagai ciri khasnya. Bangunan ini masih sama seperti saat terakhir kali aku meninggalkannya.
Karna sekarang jam sudah menunjukkan pukul 16 waktu Melbourne restoran terlihat ramai oleh muda mudi yang menikmati waktu santai mereka. Terlihat di beberapa meja terdapat segerombolan pemuda sedang sibuk dengan laptop yang ada dihadapan mereka.
Restoran de'lish milik ayah ini memang menyediakan sarana free wifi sehingga tempat ini hampir tidak pernah sepi pengunjung.
Kring
Suara bel di atas pintu masuk berdenting membuat beberapa pelayan yang ada disana menengok dan mengeluarkan sapaan selamat datang.
Raut wajah para pelayan itu langsung terlihat sumringah saat melihat ku berjalan memasuki restoran.
Om Daniel dan Aldee memilih untuk menunggu ku di dalam mobil. Katanya mereka ingin memberikanku privasi.
"Valerie... is that you?? Is'nt??" Mary, salah seorang kasir menyapa ku dengan tatapan mata tak percaya.
"Yes it's me... how are you Mary??"
"Oh, i'm fine... i'm fine Val..."
Mary memberikanku pelukan hangatnya, beberapa karyawan lainnya juga melakukan hal yang sama padaku.
(Translate)
"Aku dengar dari mrs. Megan bahwa kau akan melanjutkan kuliahmu di sini... benarkah itu, Val??" tanya James.
"Yaa, tepat sekali... aku akan kuliah di Melbourne University sambil belajar untuk mengelola tempat ini..."
"Oh, keputusan yang tepat Val... sudah saatnya kau memegang restoran milik ayahmu dengan tanganmu sendiri... kasihan sekali Bobby, dia kini terlihat seperti lebih tua beberapa tahun dari usianya sejak mr. Tommy Adams memberikannya kepercayaan untuk mengelola de'lish..." ujar James kemudian. Aku terkekeh mendengar ucapan James sambil membayangkan seperti apa rupa Bobby sekarang.
"Oh ya, dapatkah aku bertemu dengan Bobby sekarang??" Tanyaku pada mereka.
"Yeah, tentu saja... saat ini dia pasti sedang berada di office , kau bisa menemuinya disana..." Mary menjawab pertanyaanku.
"Baiklah, aku akan menemuinya dulu... nanti kita akan berbincang lagi..." kataku sambil mulai melangkahkan kaki menuju sebuah tangga yang berada di dekat pintu kitchen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Valerie (END)
Fiksi Remaja#1 teenage 12/9/2018 #202 teenfiction 12/9/2018 #9 youngadult 20/05/2018 Valerie Adams & Jonathan Alexander Saling jatuh cinta pada pandangan pertama di caffetaria sekolah. Terpisah selama empat tahun akibat kecelakaan yang mereka alami beberapa jam...