[ Valerie ]
17.43
Setengah jam yang lalu Lizi, Bastian dan Cristof sudah pulang ke rumah masing masing setelah beberapa jam sebelumnya mereka menemani ku dan Nathan di sini.
Yaaa disini... disinilah aku sekarang, di kediaman keluarga Alexander.
Kini aku berada di dalam "kamar ku", sebuah ruangan luas bernuasa baby blue. Nathan bilang padaku, setelah mengetahui bahwa aku akan tinggal di sini untuk sementara, om Luis langsung menyiapkan kamar ini secara kilat. Mengecatnya dengan warna yang baru, membeli beberapa perabotan di dalamnya, hingga mengatur letak barang barang tersebut. And you know?? Om Luis mengerjakan itu semua sendiri... tentunya dibantu oleh Nathan sedikit sedikit.
Semua yang dilakukan om Luis itu membuatku merasa tidak enak dan tersanjung dalam waktu yang bersamaan.
Kamar yang aku tempati berada di lantai dua tepat di depan kamar Nathan. Walaupun kamar ini tidak seluas kamar milik Nathan, tapi aku sangat suka karna kamar ini memiliki balkon yang menghadap ke timur. Sehingga setiap pagi bisa dipastikan akan mendapat siraman cahaya matahari pagi.
Aku bergegas mandi untuk membersihkan tubuhku... sebelumnya aku telah mengisi bathtub dengan air hangat, sepertinya berendam akan sangat menyenangkan.
Berendam di bathtub memang menjadi salah satu hal wajib jika aku sedang ada waktu senggang. Dengan berendam menggunakan air hangat aku bisa merilekskan tubuh dan pikiranku. Tapi aku akan lupa waktu jika sudah melakukan kegiatan yang satu ini.
Inilah salah satu alasan dulu Nathan mendatangiku dengan wajah ditekuk hanya karna aku tidak membaca, ups ralat, belum membaca chatnya dan tidak mengangkat panggilan telfon darinya.
Hmmmm...
Rasanya sudah cukup aku berendam sore ini, air di dalam bathtub sudah mulai terasa dingin. Hanya dengan berbalut sebuah handuk berwarna pink di tubuhku, aku berjalan keluar dari walk in closet.
Ceklek
"Lo kalo mandi emang lama gini yaa??"
"Aaaaaaaaaaaa..."
Aku langsung berbalik masuk kembali ke dalam walk in closet dan memakai pakaian ku di sana.
Astaga, apa yang Nathan lakukan di kamar ku...
Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku...
Huaaaaaa... yaa Tuhan, barusan Nathan melihatku hanya berbalut selembar handuk saja... aku malu... sembunyikan aku Tuhan... sembunyikan saja di dasar terdalam bumi ini...
Aku membasuh wajahku berulang ulang di wastafel. Tapi pastinya rasa malu itu tidak akan hilang hanya dengan air yang membasahi wajahku.
Nathan bodoh!!!
Lain kali aku harus mengunci pintu kamarku...
Awas saja kau Nathan...
Ceklek
"Huuuhh..." aku sengaja membuang mukaku dan memasang wajah kesal.
"Lo kenapa??" Tanya Nathan dengan wajah datar.
Dari cermin di depanku aku bisa melihat Nathan yang sedang duduk di atas karpet tebal yang ada di dekat pintu. Di tangannya terdapat sebuah majalah milikku yang dibawa Lizi dari apartemen kemarin.
"Huuuuhh..." aku tidak menjawab pertanyaannya. Bukan hanya karna masih kesal, tapi juga aku masih malu karna kejadian barusan. Aku bingung bagaimana harus menghadapi Nathan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Valerie (END)
Teen Fiction#1 teenage 12/9/2018 #202 teenfiction 12/9/2018 #9 youngadult 20/05/2018 Valerie Adams & Jonathan Alexander Saling jatuh cinta pada pandangan pertama di caffetaria sekolah. Terpisah selama empat tahun akibat kecelakaan yang mereka alami beberapa jam...