Part 10

3.7K 167 0
                                    

Braaaakk

"Miss Mora... miss Moraaa..."

"Nathan... oh,God... ada apa ini?? Cepat baringkan dia..."

Perlahan Nathan meletakkan tubuh Valerie di atas ranjang uks.

"Tidak,Than... aku tidak ingin berbaring... bahu ku pasti akan terasa sangat sakit..."

"Apa yang terjadi??" Tanya miss Mora.

"Bahunya terbentur pilar di depan tangga miss..." jawab Nathan.

"Coba saya lihat..." miss Mora mencoba melepaskan dasi yang ada di leher Valerie. "Maaf, tapi seragammu harus di buka..."

Valerie mulai membuka kancing seragamnya satu per satu. Nathan memperhatikan gerakan tangan Valerie sambil menahan nafasnya.

"Hei Nathan, balikkan dulu wajahmu..." miss Mora menarik ujung telinga Nathan. "Maaf miss... maaf..."

Valerie melihat wajah Nathan yang memeraah sebelum ia berbalik membelakangi Valerie.

"Astagaaa..."

Nathan membalikan tubuhnya ketika mendengar pekikkan miss Mora. Matanya mendelik melihat bahu kiri Valerie yang membiru.

"Sepertinya bahumu terbentur cukup keras sampai biru seperti ini... oia, siapa namamu??" Miss Mora menatap wajah Valerie.

"Valerie miss... Valerie Adams..." jawabnya.

"Oh, kamu siswa pindahan dari Aussie itu yaa??" Valerie mengangguk menjawab pertanyaan miss Mora.

"Baiklah... tunggu sebentar, saya ambilkan kompres dan obat..." miss Mora berjalan menuju tempat penyimpanan obat meninggalkan Valerie dan Nathan.

Nathan menatap Valerie... kancing seragam putih itu sudah terbuka seluruhnya memperlihatkan sebuah tank top putih yang melapisi bra hitam yang dikenakan Valerie. Darah Nathan berdesir melihat bagian depan tubuh Valerie itu. Dua gundukan payudara Valerie begitu mempesona di mata Nathan... sangat pas dan sesuai dengan tubuh gadis itu.

Nathan menelan salivanya dengan susah payah.

Kuatkan imanku yaa Tuhan... mengapa Engkau memberikan cobaan seindah ini...

Sisi kiri seragam Valerie dibiarkan melorot memperlihatkan bentuk bahunya yang indah.

Nathan menahan nafasnya melihat kulit putih mulus Valerie. Dilihatnya sedari tadi wajah Valerie memerah bahkan sampai ke telinganya. Perfect... satu kata yang pas untuk menggambarkan sosok Valerie di mata Nathan.

"Nah, bahumu harus di kompres untuk mengurangi memarnya..." miss Mora meletakan sebuah kompres es di bahu Valerie.

"Aaaaaa..." Valerie menutup mulutnya menahan dinginnya kompres. Tanpa sengaja tangan kanannya mencengkram bagian bawah seragam milik Nathan. Nathan pun refleks merangkul pinggang Valerie dengan tangan kanannya, ia bermaksud menyalurkan sedikit kekuatan kepada Valerie.

Miss Mora melihat Valerie dan Nathan sambil tersenyum.

"Kamu sudah sarapan Val??" Tanya miss Mora.

Valerie menggeleng pelan, Nathan yang melihat gerakan kepala Valerie membelakkan matanya. "Lo belum sarapan??" Ia mengulang pertanyaan miss Mora.

"Nathan, coba bantu Valerie mengompres bahunya... saya akan meminta pak Supri agar membawakan makanan untuk Valerie karna ia harus minum obat ini..." miss Mora meletakkan sebungkus obat di atas meja dan memyerahkan kompres es ketangan Nathan.

"Oia, saya akan meminta ijin untuk kalian kepada guru piket... kalian bisa kembali ke kelas pada jam pelajaran kedua nanti..."

"Titip Valerie ya,Than..." miss Mora keluar dari uks sambil memutup pintu perlahan.

Hey Valerie (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang