Chapter 11

12.5K 617 7
                                    

Pandu berlari memutari body belakang mobil, kearah pintu disebelah Queen duduk. Membuka pintunya, melepaskan seatbelt yang dipakai Queen. Sejurus kemudian, ambulance datang dan Pandu menggendong Queen keatas tandu dan masuk keambulance.

--//--
Author PoV

"Bagaimana keadaan pacar saya Dok?" Pandu menanyai Dr. Richard yang baru saja keluar dari kamar IGD memeriksa keadaan Queen. "Saudari Queenie Abigail tidak apa-apa. Dia hanya perlu beristirahat saja. Setelah agak mendingan, kalian bisa pulang. Mungkin 2 atau 3 jam lagi." Dokter tersebut menjawab dengan sangat mantap. Lalu ijin pergi meninggalkan Pandu yang masih berdiri didepan ruangan.

Pandu berjalan pelan memasuki ruangan tersebut. Dilihatnya Queen yang masih terlihat pucat sedang memejamkan matanya, Queen sangat cantik. "Ndu, aku dimana?" Queen sudah membuka matanya, dia terlihat baik-baik saja, mungkin hanya sedikit lemas. "Dirumah sakit. Kyla, Xean dan Sam sedang kemari. Aku masih ada sesuatu untukmu. Setelah ini kita pergi ke villa ku. Untuk Aunty Sydney, aku minta maaf aku tidak mengabarinya, aku takut beliau khawatir padamu." Pandu sudah duduk dikursi kosong samping tempat tidur pasien. Pandu mengelus lembut tangan kanan Queen. "It's ok Ndu. Kenapa rem mobilmu bisa blong ?" Queen melihat perubahan di raut muka Pandu. "Mobilku disabotase. Aku sudah menghubungi orang kepercayaan kak Pranda, kakakku, dia sedang mencari tahunya. Kamu aman, tenanglah." Pandu kini menggenggam telepak tangan kanan Queen erat.

--//--

Queenie PoV

3 jam kemudian, Pandu menggendongku ala bridal style masuk kedalam mobil. Seperti kata Pandu tadi, dia masih bersikukuh membawaku ke Puncak. Entah untuk apa. Kyla yang duduk disamping kananku, terus menerus memegangi erat tangan kananku, dia seperti tidak ingin kehilanganku. Sedangkan, Pandu duduk disebelah kiriku, wajahnya terlihat datar, dia juga enggan bicara, mungkin dia masih emosi atau syok aku juga tidak tau.

"Gue laper, gimana kalau kita cari makan dulu?" Kyla melepaskan tanganku dan memegangi perutnya, berakting bahwa dia benar-benar merasa lapar. "Queen masih lemas Ky." Pandu menjawabnya dingin tanpa menoleh. Dua lelaki didepanku diam saja, mungkin mereka tahu bahwa Pandu sedang diambang emosi. "It's ok Ndu. I'm fine. I'm hungry too." Ya sebenarnya aku lapar, bukan untuk membela Kyla. "Ok gue ngalah. Sam kita cari resto yang ada lesehannya, biar Queen bisa tiduran." Sam hanya mengangguk dan mengarahkan mobilnya kearah resto yang dimaksud, sedangkan Kyla tersenyum bahagia.

SKIP

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Mereka sudah sampai di villa milik keluarga Pandu. "Kita ngapain sih kesini, tau nggak Ndu, tadi Lando nyamperin aku kekelas cuma mau ngajak aku buat ke party yang kelas kalian bikin." Aku sudah duduk di sofa empuk yang berada di ruang tengah. "Itu acara Party tahunan Queen. Gue udah bosen, Pandu pasti juga bosen, iya kan bro?" Xean selalu menjadi sosok malaikat yang selalu bisa mencairkan suasana yang tegang, terbukti sekarang Pandu tersenyum menanggapi pertanyaan Xean. "Ada yang lebih menarik disini, katimbang party itu." Pandu berjalan kearahku, duduk disebelahku. "Mau aku antar kekamar? Kamu masih terlihat sedikit pucat Queen." Aku mengangguk. Aku menurunkan kakiku yang sedari tadi aku lipat diatas sofa, memakai sendal jepitku dan tiba-tiba Pandu menggendong ku. Pandu menggendongku lagi, ala bridal style, aku tersipu malu melihat Sam, Kyla, Xean, Gita dan Davon bersiul-siul serta tertawa melihat kearah kami.

Didalam kamar, Pandu menidurkanku di kig bed yang ada di kamar tersebut. "Kamar siapa ini?" Aku bertanya karena aku merasa itu kamar milik lelaki. Kamar tersebut dominan warna hitam dan misty. Perabotannya mewah dan ada 1 lcd tv disana. "Kamarku. Tidurlah, aku berencana tidur di sofa. Goodnight" Pandu mengelus puncak kepalaku lalu mencium keningku singkat sebelum akhirnya dia meninggalkanku didalam kamarnya sendiri.

Sepeninggal Pandu, aku menghirup aroma maskulin kecoklatan yang kental didalam kamar ini. Aku harus berterimaakasih karena memilik teman-teman yang solid padaku, apalagi Pandu. Lelaki yang tadinya aku pikir dingin dan tidak memiliki hati itu, makin hari makin bersikap romantis dan kalau saja wanita diluar sana tau sisi romantis Pandu pada pacarnya, pasti banyak yang berusaha merusak hubunganku dengan Pandu, seperti Mawar yang 2 minggu ini sebenarnya selalu mencari masalah denganku, berusaha menjelek-jelekkan aku didepan Pandu dengan harapan mungkin Pandu akan memutuskanku, licik sekali bukan. Aku selalu menyadari setiap kelakuan seseorang jika malam datang, aneh memang.

Setelah beberapa menit, pikiranku melanglang buana, akhirnya aku tak bisa menahan kantuk yang menerjangku sedari tadi, aku mulai memasuki alam mimpiku.

Day Dreaming, Night Thingking.

--//--

"Woy bule, bangun woy!!" Kyla menggoyang, goyangkan tubuhku yang masih berbalut selimut tebal. "Bangun, gue ada sesuatu buat lo." Aku mengucek mataku, akhirnya aku duduk menegakkan badanku. "Kenapa sih lo" aku melirik jam diatas nakas disamping tempat tidur jam 11.55 pm "Masih malem begini lo bangunin gue La! Arggh coba kalau lo bukan anaknya onty Rora udah gue cekik lo. Gue tidur lagi lah, don't distrube me!" Aku kembali memposisikan tidur ku dan Kyla menggeret tanganku paksa supaya aku bangun "what the hell Queen!" bentaknya, aku kini sudah berdiri "kita susah payah nyiapin sesuatu buat lo, lo malah nggak mau bangun. Nggak adil banget deh!" Aku terhenyak "Nggak adil gimana ?" Kyla kembali menyeretky lembut keluar kamar, diluar sepi, bahkan keadaanya gelap. Kyla menyeretky ke lorong yang menghubungkan dengan taman belakang villa. "Are you kidding me! Main di tamannya besok aja deh, nunggu matahari nongol, bukan malem gini, merinding gue La." Kyla terkekeh mendengar ucapanku. Aku memutar bola mataku, aku bingung harus bagaimana, kepalaku masih sedikit pusing akibat benturan dengan dashboard tadi sore, untung saja hanya lecet dan bisa diplester.

"Berenthi dulu bule, sorry ya lo mesti make ini" kyla berjalan kebelakangaku, menutup mataku dengan sebuah penutup mata. "Sini jalan ikut gue." Aku dituntun Kyla, kurasakan hawa dingin menyerangku. Mungkin sudah berada diluar villa.

Sesaat setelahnya, aku berhasil meneteskan air mataku karena mereka semua.

❤️💛💚
To Be Continue

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang