Chapter 14

11.6K 559 2
                                    

Queen PoV

"Hai sayang, kemarilah." Ucap Bunda setengah berteriak padaku. Aku terus berjalan mendekati Bunda dan Dad. Pandu menoleh disaat aku sudah dekat dengan posisi mereka. "Ya Bund, kenapa?" aku melirik Pandu, aku sedikit tidak mengerti dengan jalan pikiran Pandu. Dia malah membawa wanita lain kepestaku. Lalu dianggapnya apa aku ini? dan apa maksud dari ucapannya tadi malam di Puncak ? Haruskah aku terhianati lagi?

--//--

Aku sudah berdiri disebelah Bunda. Aku menyalami Pak Satya dan berbasa-basi sebentar. Tatapanku beralih ke Pandu. The jerk make me confused. "Queen" sapanya. Aku hanya melipat kedua tanganku didepan dada. "Kenalkan, ini Pranda, kakakku." Orang yang baru saja kuketahui bernama Pranda ini menyunggingkan senyumnya dan menjabat tanganku. Aku membalas jabatan tangannya "Queenie Abigail. Nice to meet you sist" ku lihat Kak Pranda tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi yang rapi dan putih "Pranda Satya Ananda. Senang juga berkenalan denganmu gadis cantik. Pantas saja, Pandu tobat menjadi playboy, pacarnya cantik begini." Ucapnya dan berhasil membuatku malu. Kak Pranda berjalan 2 langkah maju, dia berbisik tepat didepan wajahku. "Ketahuilah, semenjak bersamamu, Pandu hanya mengeluarkan uang untuk hal-hal penting dan dia bersikap semakin baik kepada sekitarnya. Stay with him, promise me?" Aku tergagap mendengar pernyataan Kak Pranda barusan, tapi aku menganggukan kepalaku. "Kalian ngomongin gue ya." Pandu menaikkan sebelah alisnya "Rahasia perempuan. Kakak kesana dulu, ayo Pi" kak Pranda beranjak dengan Pak Satya. Meninggalkan aku dan Pandu di tempat tadi, berjarak 2 meter dari ambang pintu ballroom.

SKIP

--//--

Aku menggeliat diatas ranjang. Kamar yang didominasi warna biru muda ini, sudah menjadi tempat favoritku selama 2 tahun aku tinggal di Indonesia. Aku meraih ponsel ku diatas nakas sebelah ranjang.

40+ messages
4 missedcall

Aku membelalakkan mataku. 40 pesan ? Whooaa mereka hebat sekali.

Aku membuka satu per satu pesan singkat tersebut. Isinya beberapa pesan dari teman-temanku yang mengucapkan selamat ulang tahun. 4 misscall berasal dari Pandu. Aku melihat tidak ada pesan dari Pandu disana, secepat kilat aku mencari namanya dalam daftar kontak dan mengiriminya pesan singkat.

To: beloved Pandu
Morning! Kenapa semalam menelfon? Aku tertidur semalam, aku lelah sekali.

Aku meletakkan ponselku kembali kenakas. Beranjak dari ranjang dan mengambil semua hadiah yang diberikan teman-temanku semalam. Pertama aku mengambil kotak kecil dari Pandu, isinya Kalung dengan liontin bunga matahari, that's beautifull. Aku memakai kalung itu dengan secepat kilat, cantik. Aku beralih mengambil kotak pemberian Kyla, isinya tas bermerk lengkap dengan sertifikatnya. Lalu, aku mengambil bingkisan panjang dari Pandu, 1 ponsel keluaran terbaru merk ternama, berwarna rosegold. Aku tersenyum lebar seketika dan membaca pesan singkat yang ada di dalam kotak bingkisan tersebut.

To Dearest Queen Abigail

Happy born day beauty :*
Semoga suka dengan ponselnya, aku sengaja memberikan itu supaya kita bisa kembaran ponsel. Enjoy your gift dear.

Pandu StNagara

Aku menambah lebar senyumku. Setelahnya aku sibuk mengotak-atik ponsel baru pemberian Pandu. Sebagai informasi, bukannya aku tidak ada uang atau Bunda dan Dad tidak mau membelikanku ponsel yang sedang ku pegang saat ini. Tapi rasanya terlalu mahal jika aku mengeluarkan uang lebih dari 15juta hanya untuk membeli ponsel. Tapi Pandu, dia malah memberikanku kado yang harganya fantastic. Uang dari mana coba ?. Aku mengenyahkan pikiranku seketika, sudahlah, i just wanna say thankfull to The God.

"Queen!" Kyla mengetuk pintu kamarku beberapa kali. "Masuk La, tidak dikunci" setelahnya dia masuk, masih mengenakan pakaian tidurnya. "Cie ponsel baru?" Dia menaikki ranjangku kasar. "Kado dari Pandu La" aku menjawab tanpa menoleh pada Kyla. "What!! Lo tau kan berapa harga ponselnya ? Benar saja, makanya Mawar ngejar Pandu terus-terusan." Dia menengadahkan wajahnya, berbicara sambil berpikir. Aku tertawa melihat ekspresinya "sudahlah La, sono buka tuh kado yang lain. Ambil aja kalo lo mau." Aku meletakkan kedua ponselku dan beringsut masuk kamar mandi.

Setengah jam kemudian, aku keluar kamar mandi dan mendapati Kyla bersama Gita disana, masih sibuk membuka-buka kado.

"Hai Git, kapan dateng?" Aku berjalan kearah meja rias. "Barusan, di telfon Bundamu tadi pagi buta. Kalian belum siap-siap?" Aku menoleh seketika, Kyla juga menatap tajam Gita. "Maksut lo?" Kyla yang bertanya. "Bundamu telfon. sore ini kita akan pergi." Ucapnya dengan terkekeh.

Aku secepat kilat, berlari keluar kamar mencari Bunda. "Bund! bunda! Bund!" dan Bunda sedang memasak di dapur bersama mbak intan (ART). "Bunda, kok Gita?" Aku bingung harus bertanya bagaimana ke Bunda. Kyla dan Gita sudah menyusulku didapur. "Bunda punya hadiah khusus buat kamu. tiket liburan gratis ke Bali bersama Kyla dan Gita." Aku sepontan menatap Bunda tak percaya. Aku berlari menyambar kepelukan Bunda "ahh Bunda, thank you so much. Semalam sudah lebih dari cukup dan Dad, juga sudah berlebihan memberikanku hadiah Abigail Company."

Ya semalam, setelah acara tiup lilin dan potong kue. Dad mengumumkan pembukaan cabang baru di Indonesia yang di beri nama Abigail Company, kata Dad itu hadiah untukku tapi baru bisa kupimpin saat usiaku 20 tahun. Sekarang, Bunda memberikanku tiket linuran 1 minggu gratis di Bali. Luar biasa bukan kedua orang tuaku?

Setelahnya, aku, Kyla dan Gita berlari menuju kamar ku. Menyiapkan apapun yang harus dipersiapkan untuk berangkat ke Bali sore nanti.

❤️💛💚
To be Continue

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang