Chapter 23

10K 483 0
                                    

Dalam perjalanan kembali kekamar, Pandu berulang kali memikirkan wajah perempuan tadi. Namun Pandu segera menepisnya, karena besok Pandu harus berbicara dengan Queen dan melamar Queen. Pak Satya, Pranda dan kedua orang tua Queen, besok akan menyusul ke Bali untuk prosesi pertunangan mereka.

--//--

Author PoV

Keesokan harinya, Queenie bangun setelah melalui tidurnya yang sangat amat singkat. Queen baru berhasil tidur sekitaran pukul 4 pagi dan sekarang pukul 7 pagi ia sudah bangun. Queen beranjak dari ranjangnya, masuk kamar mandi untuk mandi, kali ini Queen mandi menggunakan air hangat.

Kemarin, sehari penuh, Queen tidak berbicara dengan Kyla maupun Gita. Queen juga tidak berhubungan dengan Pandu melalui ponsel. Queen hanya menceritakan semuanya tentang Bastian kepada Bunda dan Daddy nya. Bahkan setelah Queen bercerita, Bunda menutup teleponnya, berjanji akan menelfon lagi tapi sampai pagi ini Bundanya tidak menelfon lagi. Queen menenggelamkan wajahnya kebak mandi selama kurang dari 5 detik. Dia membiarkan air mata yang baru saja turun dari celah-celah matanya menyatu bersama air hangat yang kini berisi busa bercampurkan aroma melati yang khas.

45 menit berlalu didalam kamar mandi, Queen lalui dengan khidmat. Dia keluar kamar mandi hanya menggunakan, hot pants sepanjang 2 20 cm dan tumblr tshirt bertulisan stay weird. Queen mengambil ponselnya diatas nakas, pesan singkat melalui aplikasi berwarna hijau tersebut menampilkan wajah maskulin Pandu dan sebuah pesan disana.

From: Beloved Pandu
Hari ini, jangan kemana-mana. Aku akan ke villa. See you there sweety. I miss u ❤️

Queen membaca pesan tersebut dengan hati bersorak-sorai. Queen merasa dirinya sedang jatuh cinta, jatuh cinta kepada laki-laki yang saat ini tengah menjadi pacarnya. 'I know, you never leave me Ndu' batin Queen.

Queen tidak berencana membalas pesan Pandu. Queen memulas tipis wajahnya menggunakan bedak dan lipgloss, lalu keluar kamar. Diluar kamar sudah ada suara ribut dari arah kamar Kyla, Queen yang merasa penasaran berjalan kearah kamar Kyla yang pintunya sedang tidak tertutup rapat. Disana ada Gita dan Kyla yang tengah sibuk membolak-balikkan gaun yang minim atau lebih tepatnya dress.

--//--

Queen pOV

"Pagi! Gue ganggu kalian nggak?" Aku berjalan mendekati Kyla dan Gita yang masih sibuk mengepas dress ke badan mereka. "Pagi Queen! Udah makan ? Dibawah udah ada nasi goreng tuh, kita berdua udah makan." Gita membalas ucapanku, namun tangannya masih sibuk memegang beberapa dress milik Kyla. "Ntar gampang. Kalian mau kemana?" Aku bertanya lagi, aku penasaran sekali dengan dress yang sedang mereka pegang. "Mau ke acara besok malam Queen. Pestanya bakalan meriah kalau menurut gue dan bakalan ada banyak tamu terhormat yang dateng, makanya dressnya kudu yang formal juga." Sekarang yang menjawab adalah Kyla. Dia masih sibuk dengan dress yang sedang dipatut nya. Aku menggelengkan kepalaku melihat tingkah kedua sahabatku ini. Okelah, karena aku tidak tahu apa-apa, aku memutuskan turun saja kedapur untuk makan.

Skip

Sudah jam 11 siang, sudah 3 jam dan sedari tadi Kyla juga Gita tidak keluar kamar. Aku jadi bingung dengan kehidupan super mewah yang sedang mereka dalami. Iyakah harus selama itu hanya untuk fitting baju seadanya untuk pergi kepesta besok malam, entah pesta siapa. Aku kembali memencet-mencet tombol remote tv yang sedang ku pegang. Malas mulai menghinggapi, kantuk mulai menyerangku. Dan lama kelamaan, aku terlelap lagi dalam tidurku. Tidur siangku lebih tepatnya.

--//--

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, aku merasakan seperti ada yang menempel pada keningku. Aku mengarahkan mataku keatas dan Pandu disana, masih mencium keningku lembut. Pandu melepaskannya setelah hampir 1 menitan aku berdiam dengan posisiku masih seperti tadi. Aku segera duduk dan memandang Pandu yang masih berdiri disebelah kursi.

"Thanks for the kisses" kataku sambil menunjuk kearah keningku, Pandu tersenyum, senyumnya adalah senyum yang mampu membuatku merasa lebih baik. He's my moodbooster. "Sudah makan Ndu?" Dia menggeleng, hanya menggeleng. "Kau tak bisa duduk Ndu? Apa memang pantatmu sedang bisulan?" Aku jengah saja melihat Pandu masih berdiri sedari tadi, memangnya aku senang apa diberi akses yang begitu besar untuk melihat betapa umm-nya seorang Pandu. "Jangan memancing emosiku dengan kata-katamu Queen." Ucapnya dingin. Yayaya, Pandu memang selalu seperti itu, sebentar baik, sebentar galak, sebentar cuek dan sebentar seperti tadi super dupe romantis.

Pandu berjalan duduk disofa single sebelah ku tidur tadi. "Aku ingin berbicara serius Queen, bisakah?" Nada biaranya kini sudah berubah menjadi lembut. "Bisa, selalu bisa bila itu menyangkut kamu." Jawabku mantap. Pandu tersenyum mendengar jawabanku. Aku puas melihatnya tersenyum, sungguh. Pandu berjalan mendekat padaku, membungkuk dan berbicara tepat ditelingaku. "Bisakah kita berbicara dikamarmu saja?" Aku sedikit kaget, namun segera mengangguk setelahnya.

5 menit berselang, kini kami berdua sudah ada didalam kamarku. Pintu tidak kukunci tapi sudah kututup. Aku berdiri dibalkon kamarku, melihat gulungan ombak dari kejauhan, menambah kesan nyaman yang tercipta di tempat ini. Pandu mendekatiku "will you marry me Queenie Abigail Anthony?" Ucapnya yang berhasil membuatku memutar tubuh sepontan, Pandu sudah berada dibelakangku. "Will you marry me?" Ucapnya sekali lagi. Aku tersenyum kearahnya, dia tidak berjongkok, tapi dia sudah memegang kedua tanganku, menatap mataku dalam, aku menatap mata birunya, mata yang menurutku tidak pernah berbohong. Aku menganggukkan kepalaku, setitik air mata lolos dengan sempurna dari mataku. Pandu mengeluarkan kotak berwarna merah dari dalam saku celananya, dia mengeluarkan 1 cincin permata yang apik dengan batu permata berbentuk oval ditengahnya. Pandu memakaikan cincin tersebut kejari manis ditangan kiriku.

Hari ini tepat peringatan 1 bulan masa kami berpacaran dan dia melamarku. Aku rasa memang terlalu cepat jika kita membina sebuah rumah tangga, tapi tidak terlalu cepat jika kita hanya ingin bertunangan terlebih dahulu. Pandu kini memelukku erat, aku balas memeluknya. Mencium setiap aroma maskulin kecoklatan yang ada pada dirinya. Aku membenamkan wajahku didada bidangnya, dan tangisku menjadi sedikit lebih keras karenanya.

Brakk

Aku terlonjak kaget, Pandu juga melepaskan pelukannya seketika. Kami berdua menoleh kearah asal suara tadi, pintu kamarku terbuka paksa, oleh kelakuan Kyla dan ketiga temanku. Mereka ber empat memandang bahagia kearah kami, lalu kami tertawa bersama-sama. Entah kenapa.

❤️💛💚
TBC

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang