Chapter 19

9.7K 489 1
                                    

Pandu berdiri dan berjongkok mendekatiku. Tangannya menyeka air mataku. "Pasang nomormu di ponsel lamamu. Hubungi Bastian, beri dia kepastian. Aku juga pernah dikhianati, dan aku bisa memaafkan mereka. Lakukan apa yang menurutmu benar." Katanya lembut, aku menganggukkan kepalaku. "Jika kamu masih mencintainya, bertahanlah disisinya. Jika tidak dan kamu merasa membutuhkanku, kembalilah, aku menunggumu." ucapnya lagi, dengan wajah yang menahan marah, lalu Pandu pergi meninggalkan ruangan ini.

--//--

Pandu PoV

Aku tidak habis pikir dengan apa yang terjadi barusan. Queen selama ini sudah punya pacar, itu artinya, aku selingkuhannya. SE-LING-KU-HAN. Adakah yang lebih buruk dari ini ?

Tiga bulan lalu aku putus dengan Mawar karena gadis itu selingkuh dengan Lando. Sekarang, kenapa aku yang malah harus jadi selingkuhan orang? Arrghhhhh

Bumi, bisakah kau telan aku sekarang!

Davon dan Xean menyusulku keluar dari villa Anthony. Mereka menyejajarkan langkah denganku. "Jujur ya broo. Sebulan lalu lo nerima tantangan dari kita buat macarin Queen dan ternyata berhasil. Tapi kita pada nggak nyangka lo beneran ada hati sama Queen?" Davon berkata sambil sesekali menyeringai. Xean hanya diam berfikir, sepertinya Xean tidak berniat ikut mem-bully-ku. Dan aku tentu saja tak berniat menjawab apapun.

Aku masuk kedalam mobil, disusul Xean duduk disebelahku dan Davon duduk dibelakang. Hening menyelimuti suasana didalam mobil. Aku mengarahkan mobil menuju hotel yang kami pesan selama di Bali. Rencananya, kami ber enam akan pulang bersama hari Sabtu siang besok, sisa 5 hari dan malah ada kejadian yang sama sekali tidak ku perkirakan.

"Take it or Leave it, dude!" Ucapan Xean membuyarkan konsentrasiku. "Maksud lo?" Aku masih memusatkan pandanganku kearah depan, aku yakin Davon juga bingung apa yang dimaksud Xean barusan. "Kalau lo cinta sama Queen, harusnya lo mau dong berjuang demi Queen. Bikin si Bastian dan Queen putus. Tapi kalau lo niat ninggalin Queen, putusin si Queen sekarang. Gue yakin dan gue percaya, lo ada hati sama Queen. Terbukti dari acara yang lo bikin di puncak beberap hari lalu, dan betapa romantisnya lo like a romanpicisan. Tapi lo mesti inget, dari awal didalam hubungan kalian, kan lo yang punya niat ga baik." Xean membuatku menginjak rem seketika. Tenang dibelakang tidak ada kendaraan apapun sedang melintas. "Pinggirin bro.. Gue masih belum jadi sama Gita!" Davon berteriak seperti anak perawan ck.

Aku kembali menatap Xean "Niru dimana kata-kata lo barusan?" Aku yakin Xean tidak mungkin mempunyai pikiran tersebut. Lebih tepatnya, Xean lebih brengsek dari aku. Kenapa? Dia hanya pacaran 4 bulan sekali, sekalinya pacaran hanya 7 sampai 10 hari. Bayangkan saja, dia bukannya lebih brengsek?

"Tapi gue nggak punya alasan yang kuat buat mutusin Queen sama Bastian itu. Kalaupun benar cerita Queen, kan belum tentu benar kebenarannya." Aku masih memikirkan, apakah aku beneran cinta dengan Queen atau tidak. Setelahnya, aku kembali menginjak pedal gas dan kembali melajukan mobil menuju hotel.

--//--

Queen pov

"Lo tau nggak apa yang mesti lo lakuin setelah ini?" Pertanyaan Kyla membuatku menoleh padanya, mengernyitkan keningku, aku bingung menanggapi Kyla. Aku sama sekali tidak tau apa yang akan aku lakukan setelah ini.

"Saran gue Queen. Dengerin ucapan Pandu, nyalain provider lama lo, hubungin Bastian dan putusin hubungan kalian." Timpal Gita "Itupun kalau lo yakin, Pandu masih mau sama lo. Lo sadar ga bule, lo jadiin si Pandu selingkuhan lo." Nada bicara Kyla meninggi.

"Gue.nggak.pernah.bermaksut.jadiin.
Pandu.selingkuhan.gue.CATET." Aku mengucapkannya dengan penuh penekanan disetiap kalimat. Aku benci dihakimi, sejarah aku hidup, aku tidak pernah menghakimi orang. "Gimanapun juga, aku dan Bastian tidak berhubungan dari sebelum umurku 16 tahun sampai sekarang umurku sudah 18 tahun. Jadi mau diapa-apakan, statusnya tetap putus! Dan asal kalian berdua tau, Bastian tidur sama Cheril karena gue nolak Bastian 2 hari sebelum kejadian. Dia pamit mau ONS karena gue ga mau diajak, dan ternyata bener, dia malah sama Cheril yang notabene kalian udah gue kasih tau kalau doi sahabat gue."

Aku menyeka air mataku, beringsut dari dudukku dan naik kelantai dua masuk kamar. Aku sengaja menguncinya dari dalam. Untuk kali ini, aku benar-benar marah atas perkataan Kyla padaku.

❤️💛💚
To be continue

Beda ya sama chap 19 sebelumnya wkwk. Yg ini yang bener 👌🏼
Selamat membaca

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang