Chapter 30

9.3K 489 5
                                    

Hai chap 30 nih ...
Sudah lumayan banyak ternyata, pdhl di cerita bapak ibunya Queen cuma nyampe part 30 doang.

sekali-sekali aing mau malakin
pembaca boleh dong ya
- manja banget jiah -

UPDATE CHAPTER 31
KALAU
Vote diatas 20
Comment diatas 5

Please don't be a silent readers for this chapter all

Last one, happy reading 😘

----------------------------------------------

"Ah sudahlah. Sudah makan ?" Aku menghela nafas dan akhirnya "belum Bee. Aku baru saja selesai belajar dan lagian ini sudah jam sembilan kurang, kalau aku makan bisa melar badanku." Aku mendengar suara dehaman setelah mengatakan seperti itu. Setelahnya, Pandu tidak menjawab apapun dan menutup telfonnya.

Apa-apaan coba dia. Saben hari ada aja yang membuatku heran dengan sikapnya.

--//--

Jam sudah menunjukkan pukul 9.15 malam. 30 menit yang lalu tanpa penjelasan Pandu mematikan telfonnya sepihak. Aku mencoba mengirimnya pesan singkat tapi tidak ada satupun yang dibaca.

Aku kembali mengambil ponselku, mencari kontak Xean, Sam juga Davon. Aku menchat ketiga makhluk tersebut kedalam multi chat.

To: Xeandro, Samuel Wj, Davon Ferdinant
Ada yang tau Pandu nggak?

1 menit,4 menit,8 menit.

From: Davon Ferdinant
Gatau gue Queen. Dichat aja, kalo ga telfon aja. Marahan ya?

Aku bergeming membaca pesan Davon. Iya juga sih, kalau aku bertanya otomatis mereka pada mikir kalau aku sedang bertengkar dengan Pandu.

To: Davon Ferdinant
Nggak Von. Thankyou anyway (:

Aku berdiri dan masuk kamar mandi, membasuh muka. Pikiranku masih melayang ke Pandu. What's happened with Pandu. 20 menit berlalu setelahnya, aku sudah tidak kuat menahan kantukku, saat aku berniat memejamkan mataku, ponselku berbunyi tanda pesan baru masuk.

From: Beloved Pandu
Bukain pintu bee, aku didepan rumah kamu.

Aku langsung melihat jam yang tertera pada ponselku, 9.40 malam. Aku menaikkan alisku, heran. Bisa-bisanya semalam ini, Pandu keluar sendirian dan ngapain coba dia bertamu malam-malam.

Aku beringsut dari ranjang, memakai sandal jepitku lalu turun membuka pintu. Disana sudah ada Pandu berdiri mengenakan baju berkerah warna putih polos dan celana jeans panjang. Tangan kanannya membawa kantong plastik.

"Nih, nasi goreng kesukaanmu. Dimakan gih, aku tungguin." Tangannya menyodorkan satu kantong plastik tersebut, Aku menerimanya. Aku menyuruh Pandu masuk kedalam.Aku berniat untuk mengajaknya kekamar saja karena bisa membangunkan orang seisi rumah jika aku mengobrol dengan Pandu diruang tamu malam-malam begini.

"Kamarku saja ya Bee, tapi jangan macem-macem. Kalau kita ngobrol disini serumah bakalan keganggu sama kita."

"It's ok."

Kami berdua berjalan beriringan menaiki tangga lalu masuk kekamarku. Aku menutup pintunya rapat, namun tidak menguncinya. Setelahnya aku menyuruh Pandu untuk duduk, terserah mau duduk di sofa atau diranjang atau malah mau lesehan. Aku duduk dikarpet tepat didepan televisi, membuka bungkus nasi goreng dan memakannya.

Aku melihat Pandu duduk diatas ranjangku dengan kedua kaki dilipat. Asik memainkan ponselnya. "Get Rich, right?" kataku memastikan dan Pandu mengangguk. Setelah makanku selesai, Pandu mengajak melihat film.

Aku dan Pandu duduk bersisihan dikarpet depan tv. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Dengan kesepakatan kami berdua, kami memutar film Fifty Shades of Grey.

❤️💛💚
TBC

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang