Chapter 31

9.3K 489 0
                                    

DONE - REVISI chapter 28 & 30.
PLEASE READ AGAIN 💚💛 & then read this chapter.

Don't forget to VOTEMEN

--//--

Aku dan Pandu duduk bersisihan dikarpet depan tv. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Dengan kesepakatan kami berdua, kami memutar film Fifty Shades of Grey.

--//--

Satu setengah jam berlalu, kami menikmati film tersebut dengan ketenangan. Kami juga sibuk dengan pikiran masing-masing. Pikiranku melayang jauh, bagaimana kalau nanti aku sudah menikah dengan Pandu.

Aku mematikan dvd tersebut, lalu menoleh ke Pandu sekilas. Dia tampak memandangiku, memandang semua gerak-gerikku. "Ekhm. Nggak pulang bee ? Jam sebelas malem lo udahan." Sebenarnya sama sekali nggak tega menyuruh Pandu pulang malam sendirian, tapi kalau Pandu menginap disini, dia mau tidur dimana.

Aku menunggu jawaban Pandu, sedari tadi dia tidak menjawab pertanyaanku. "Nggak boleh tidur disini aja Bee? Sekali doang kok." Aku melongo mendengar jawabannya, yakali aku membiarkan dia tidur disini, satu kamar, apa pikiran Kyla dan pembantu disini nantinya.

"Disini nggak ada kamar tamu Bee, aku ga tega kalau kamu tidur disofa bawah. Caps gih pulang." Aku menampilkan puppy eyes ku, memancingnya supaya dia tau aku juga tidak punya pilihan lain selain menyuruhnya pulang. "Okelah." Pandu berdiri malas-malasan. Dia keluar kamar, lalu aku mengantarkan dia sampai kepintu depan. Sebelum aku menutup pintu, dia mendekatiku, menempelkan bibirnya ke bibirku. Rasanya lembut dan hangat. Sudah kubilang kan, he's a good kisser. Beberapa detik berlalu, dia masih menciumku, tidak menuntut.

"Ekhm. Udah malam elah" suara Yang sangat kukenal membuatku menjauhkan bibirku dari bibir Pandu. Aku menoleh kebelakang dan mendapati Kyla berdiri disana, dengan baju tidur yang setengah terbuka menurutku. "Ape liat-liat! Udah malem, balik sono lo. Gaenak kalo tetangga ngeliat, mau lo berdua nikah besok pagi?" Ucapnya seperti menantang. Aku mendelik, aku jelas tidak mau, tapi lain hal dengan Pandu yang malah tersenyum lebar. "Boleh kalau memang bisa." ucapnya yang kontan membuatku tak bisa berkata apapun "Gue heran, tiap gue nyium tunangan gue, slalu aja ada pengganggunya." ucapnya lagi. Sejurus kemudian, dia mencium singkat keningku, lalu berjalan menaiki motornya dan pergi dari rumah.

Aku menutup pintu setelah Pandu hilang dari pandanganku. "Tadi gue masuk kamar jam 8 dan Pandu nggak ada. Terus kok ini jam 11 doi baru pulang malahan? Kapan die dateng bule?" Aku berjalan mengikuti Kyla kearah dapur. "Lo jam segini belum tidur ngapain La? Pake turun segala." aku mengomel, aku tidak tau pasti kenapa aku mendadak sensi pada Kyla. "Hyaaaelah bule, lo sensi karena gue mergokin kalian ciuman ya? Ngaku deh! Nggak gue aduin ke Om dan Onty Anthony kok." Kyla menyeruput air putih yang baru saja ia tuangkan ke gelas dari dalam lemari es. "Serah deh. Gue tidur dulu. Good night." Aku mencium pipi Kyla sekilas lalu aku keluar dari dapur dan menuju kamarku.

--//--

Keesokan harinya, disekolah, jam istirahat kedua. Aku berjalan sendirian kekantin, Sam dan Davon sudah keluar kelas sejak mapel jam ke 5.

Aku melihat pandu and the genk sedang bermain basket dilapangan. Banyak adik kelas yang meneriaki nama mereka, apalagi nama Pandu. Disekolah ini banyak yang tidak tau, aku dan Pandu sudah bertunangan. Apalagi yang memakai cincin hanya aku.

Aku tersenyum tipis melihat dari koridor kelapangan saat Pandu memasukkan bola ke ring, setelahnya aku melanjutkan jalanku lagi.

"Mana hoodie kita Queen ?" Lando menghalangi jalanku. "Kita? Ngomong lo mulai ngelantur Lan. Udah nggak bener lo." Aku melanjutkan jalanku, tapi langkahku tak selebar tadi. "Kita lah. Selama janur kuning belum melengkung, gue masih punya hak ngedeketin apalagi narik perhatian lo." ucapnya kekeuh dan penuh percaya diri. Aku berhenti, memandangi Lando dari atas kebawah berulang kali. Mencari tau, apa yang membuat otak Lando menjadi konslet sebegininya.

"Like an asshole" terdengar suara yang sangat ku favoritkan, menyahut tiba-tiba.

Pandu dan teman-temannya tiba-tiba ada dibelakangku. Pandu berjalan mendekatiku, em tepatnya persis disebelah kiriku. Mencari tangan kiriku lalu menggenggamnya erat. "Lo tau kan Queen pacar gue. Ada masalah apa lo deketin pacar orang." ucap Pandu berapi-api.

Aku memandang gelagat Lando yang menahan amarah, sama persis dengan Pandu. "Bukan gue ga tau lo cuma manfaatin Queen biar bisa nyakitin gue atas dasar lo ngebantuin Bennedict. Gue juga tau, yang sengaja nyabotase rem mobil gue sampe blong pas kita mau kepuncak itu ulah lo sama Ben." Pandu berhasil membuatku melongo. Sejahat itukah Ben dan Lando. Jadi selama ini, insting ku terhadap Lando sebenarnya tidak salah. Ada yang tidak beres dengan Lando dan Ben. Apalagi dengan Lando yang akhir-akhir ini mendekatiku.

"Dan gue tau, lo naksir sama cewek gue." Xean menyahut dan mulutku tambah melongo lebar karenanya.

"Lo suka sama Kyla dan lo deketin gue atas dasar balas dendam dan argh! You totally jerk!" Aku menuding-nuding Lando.

"Dan lo Queen, gue sungguh jatuh cinta sama lo!" ucapnya Lando lagi. Dasar gila ini bocah.

Pandu mengangkat tangan kiriku. Menunjuk cincin yang melingkar dijari manisku. "She is my fiance. Stay away Dude! Lo deket-deket ama dia sekali lagi. Lo habis ditangan gue." gertak Pandu dan akhirnya Pandu menarikku. Menarikku hingga kekantin.

Wajah Pandu masih berapi-api. Dia menyuruhku duduk di tempat biasa kita duduk di kantin. "Tell me about the hoodie" nah kan, Pandu mulai membahasnya.

"Kado dari Lando isinya sepasang hoodie bee. Aku gapernah megang apalagi make. Trust me if you love me" jelasku. Sedetik kemudian tatapan Pandu melunak. Dia mendekatkan kepalanya ketelingaku "kalau saja kita sedang tidak disekolah. Aku sudah menciummu sedari tadi didepan Lando" bisiknya dengn penuh nada penekanan.

❤️💛💚

































Maaf belum bisa 1200+ kata
Next saya coba lagi

TBC

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang