27

959 54 0
                                    

Sudah 4 hari aku berbaring diranjang rumah sakit dengan infus ditangan. Menyebalkan. Ini bahkan hanya demam biasa.

Aku akan pulang hari ini? Tentu saja. Keinginanku dari hari pertama aku berada disini.

Perawat melepaskan infusku , dan memberikan aku tas berisikan baju ku.

Aku bangun dan berjalan menuju toilet. Mengganti bajuku , sungguh memakai baju pasien sangat membuatku risih.

"Apakah sudah? Kita akan segera pulang" jiwon bertanya.

Ngomong ngomong dia sangat tampan hari ini. Eh

"Arasseo" aku tersenyum

Kami masuk kedalam mobil dan jiwon menjalankan mobil ini menuju rumah.

Kami tiba dirumah tanpa lecet sedikitpun.

Aku masuk dan ibuku langsung menghamburkan pelukannya kepadaku.

"Yeri-ah.. Gwaenchana?" ibuku kembali melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki

"Tentu saja , tapi aku ingin istirahat"

"Jiwon , tolong antarkan yeri kekamarnya"

"Arasseo"

"Aish , aku bahkan masih punya kaki"

"Sudahlah jangan membantah ibumu , ayo naik"

Aku masuk kekamar dan langsung merebahkan badanku kekasur.

"Aku merindukan kamar ini"

"Aku tau.. Istirahatlah"

Aku hanya mengangguk.

***

Siang ini aku akan pergi jalan jalan keluar , sedirian tanpa jiwon.

Selama aku sakit dia selalu bersamaku , tidur disofa yang ada didalam ruang inapku. Setiap kali aku bangun , dia juga bangun dan menanyakan apakah aku baik baik saja.

Aku rasa dia menyukaiku , bukannya terlalu percaya diri. Tapi aku bisa melihat dari matanya , sikap nya terhadapku dan semuanya.

Tetapi aku tak bisa menyukainya. Karna mingyu.

Pria itu sudah membuatku tak bisa mencintai orang lain.

Aku menjalankan mobilku kearah taman ditengah kota.

Setibanya disana aku duduk disalah satu cafe kecil ditepi taman , karna cuaca sangat panas.

Tetapi disini hanya ada aku. Tak ada satu orangpun selain aku dan para pelayan dicafe ini.

Aku membuka handphoneku dan mengecek semua media sosial yang aku punya.

Sepertinya ada yang masuk kedalam cafe ini. Tapi aku tak meliriknya sekalipun.

Sampai tiba tiba ada seseorang menarik bangku didepanku.

"Annyeong"

Aku mengarahkan pandanganku kedepan , aku sedikit terkejut

"Eoh.. Annyeong" aku membalas sapaannya sambil tersenyum.

Aku pernah melihatnya. Tapi dimana.

"Apakah kau kim yerim?" tanya nya ramah.

"Ne , aku kim yerim , panggil saja Yeri" aku tersenyum

"Eoh , aku Choi Yoona. Panggil aku Yoona"

"Salam kenal" ucapku

"Jadi tidak apa kan kalau aku duduk disini"

"Tentu saja , tidak ada yang melarang"

Ya tentu saja aku pernah melihatnya , dia wanita yang melihatku dengan tatapan tajamnya saat acara pertunanganku dengan Jiwon. Tetapi kenapa disini dia sangat ramah. Apakah dia bermuka dua , aku harus berhati hati.

Yoona memesan jus alpukat , ia menyesap jus nya dan memandangku.

Aku sedikit canggung.

"Apa kau bahagia bersama Jiwon?" tanyanya

Tentu saja aku terkejut

"Ne , aku sangat bahagia dengannya , dia sangat mencintaiku" jawabku dan menunggu reaksi dari Yoona

"Kebahagiaanmu akan hilang.." ucap Yoona sangat pelan , tapi telingaku masih sangat bagus untuk mendengar suara sekecil apapun.

"Apa yang kau katakan?" aku bertanya seolah olah aku tak mendengarnya

"Aniya , chukae. Kau wanita yang beruntung"

Sudah kuputuskan dia adalah wanita bermuka dua. Bermainlah denganku Choi Yoona.

"Gomawo" aku tersenyum

"Aku akan segera pergi , sampai jumpa Yeri"

"Arasseo"

Setelah membayar dikasir , wanita itu berbalik dan tersenyum kearahku. Itu bukan senyuman yang tulus.

Aku membalas senyumnya.
Wanita itu berjalan kearah pintu , dia wanita yang cantik , sungguh. Sangat cantik.

Tapi aku belum tau apakah wajahnya cantik seperti hatinya.

Belum lama setelah wanita itu pergi , aku beranjak menuju kasir dan keluar dari cafe ini.

Aku tiba didalam mobil dan mengehmbuskan napas kasar.

Aku sangat lelah. Lelah karna memikirkan Mingyu , ditambah dengan wanita cantik yang bernama Yoona itu.

Aku tak tau apa yang akan terjadi kemudian hari. Tetapi perasaanku sudah tidak nyaman.

Semoga hanya perasaanku saja.

Dear Annoying Boy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang