home

916 57 0
                                    

Yeri POV

Aku harus pulang malam ini , aku tau ibu dan ayahku sangat cemas. Tapi aku tak terlalu peduli. Aku seperti ini juga karna mereka.

Aku bukan orang pendendam apalagi dengan orang tuaku , aku sangat tak bisa. Walaupun mengingat semua perlakuan mereka terhadapku.

Setelah dari bandara melihat kepergian Mingyu , aku belum kembali kerumah Wooni. Aku berniat mengunjungi taman ditengah kota.

Setibanya aku disana , aku duduk dibangku taman yang mana bangku itu juga sebagian kenangan ku dengan Mingyu.

Aku memesan ice cream coklat , tanpa menyentuhnya. Aku hanya bernostalgia , mengingat semua yang sudah aku lalui bersama Mingyu.

Sungguh ini serasa mimpi.

Tak terasa airmataku menetes tepat pada cup ice cream coklatku. Bahkan ice creamku saja sudah meleleh.

Aku tak peduli. Yang aku pikirkan hanya Mingyu tak ada yang lain.

Aku melihat jam ditanganku.

Jam sudah menujukkan pukul 03.43 PM. Sudah lama aku duduk dan pantatku mulai keram.

Bagaimana tidak , aku hanya duduk memainkan handphoneku mengecek semua sosial media dan membuka galeri melihat kenangan bersama Mingyu.

Memilukan.

Aku harus pulang sekarang juga.

***

Aku masuk kedalam mobil dan menjalankan mobil ini menuju rumah Wooni , bagaimanapun aku harus mengembalikan mobilnya dan berterimakasih karna membiarkan aku menumpang dirumahnya.

Huhh bagaimana bisa calon pemilik saham terbesar di Korea menumpang tinggal dirumah orang.

Sekali lagi ini memilukan!

Aku tiba dengan selamat , aku masuk kedalam rumah Wooni , dan tidak menemukan Wooni disudut manapun didalam rumah ini.

Keterlaluan , ini bahkan sudah sore Wooni bahkan belum pulang kencan bersama Mr.Park.

Alhasil aku pamit kepada Asisten rumah tangga Wooni , dan meminta supir Wooni mengantarkanku pulang.

***

Aku tiba dirumahku. Ralat.

Rumah orang tuaku.

Rasanya sangat asing melihat rumah besar bak Istana ini , mungkin karna aku belum pulang selama 1minggu lebih.

Sebelum turun dari mobil aku mengucapkan terimakasih kepada supir Wooni yang telah mengantarkanku pulang.

Aku melihat banyak bodyguard didepan rumah.

Aku sedikit bingung , karna biasanya bodyguard yang bertugas tidak sebanyak ini.

Aku masuk kedalam rumah dan mendapat sambutan dari para Asisten rumah tanggaku , mereka melontarkan banyak pertanyaan.

"Diamlah! Aku sedang tidak ingin mendengarkan pertanyaan kalian , biarkan aku masuk"

"Maafkan kami Nyonya"

***

"Yeri-ya!!! Gwaenchana?!"

Ibu yang melihatku datang membawa koper langsung berlari kearahku , memelukku dan melihatku secara detail.

Kemana ayah? Aku tak melihatnya.

Huaa!! Rasanya ingin sekali aku membalas pelukan ibu , bagaimanapun ia ibuku. Tetapi rasa marahku kepada mereka belum berkurang.

"Aku dalam fase pemulihan karna ulah kalian" jawabku sinis

"Mianhae yeri-ya.. Ibu memang tidak setu.."

"Stop it! Aku malas mendengar ocehan dari siapapun!" kembali aku berkata sinis

Aku menyeret koperku kearah kamar , asisten rumah tanggaku ingin membawakannya tetapi aku melarang.

Aku tak harusnya begini , tapi ya mau bagaimana lagi.

Aku berhenti didepan pintu kamarku , melihat pintunya saja aku sudah ingin berteriak kesenangan.

Kreeeekkk

Aku membuka pintu itu.

"Huaaaa aku sangat merindukanmu kamarku!!!" aku berteriak kuat

Aku merebahkan badanku , memeluk bantal dan melihat semua benda yang ada disni dengan takjub.

Aku sangat merindukan tempat ini. Sungguh.

Ini Istana yang sesungguhnya bagiku.

Aku sangat lelah , aku berbaring dan mataku tertutup.

Aku tertidur sangat pulas , melupakan semua yang terjadi hari ini.

Kehilangan Mingyu

***

Hi happy reading💋
Jangan lupa voment ya!

Dear Annoying Boy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang