Dan saat aku binggung dengan arah tujuan, Dia datang, datang dengan sejuta tanda tanya besar, Dasar penuh teka-teki.
( Anaya, Teka teki dan Arka )
*****
Bab 9
Matahari terbit dari arah timur menampakan seberkas cahaya kekuningan. Sinar matahari menelusup masuk dati jendela, saat seseorang membuka tirai kamarku
"Hoaamm" gumamku saat cahaya itu masuk ke mataku,mencoba beradaptasi dengan cahaya yang masuk ke dalam mataku, lalu ku tarik lagi selimut karnaa aku masih sangat ngantuk.
"Woi bangun lo" sahut seseorang yang kupastikan itu adalah Angga.
"Apansih lo gue masih ngantuk" gumamku sambi menutup telingaku dengan bantal.
"Bangun sarapan!" angga geram sambil menarik selimutku.
"Hish! Elah udah tau masih ngantuk" jawabku sambil bangun dan menjepit rambutku dengan jedai.
"Udah sono ke bawah" suruh nya sambil berlalu meninggalkan ku. "Ada yang nunggu tuh di bawah au sapa" lanjutnya sambil menutup knop pintu.
"Gabisa apa liat ade nya seneng, selalu aja lo ganggu gue ngga" gerutu ku sambil berlalu ke wastafel.
Eitss,tunggu ada yang nunggu tuh di bawah au siapa.
Siapa? Yang pagi pagi datang ke rumahku dan menunggu ku?!
Niken?
Azka?
Atau
Jangan...jangan...malah
Arka?
Entahlah setelah membasuh muka dengan sabun wajah dan air dingin dan menggosok gigi aku segera turun ke bawah, dan..
"Arka?"
Dugaanku tepat! Dia! Arka!
Yang ku panggil menengok dan hanya menunjukan sebuah cengiran.
"Eh nay, ini Si Arka udah nunggu, katanya mau ngajak kamu olahraga pagi tuh" sambut Anggia pada anak bungsu nya.
'Hah!ngapain dia ngajak gue olahraga? Dateng kesini lagi pagi-pagi? Wth gue ga demen olahraga'
"Hem" aku tertawa gugup saat mata elangnya menatapku.
"Udah lama disini?" tanyaku membuka percakapan.
"Ga barusan aja" jawabnya sambil menggaruk tengkuk nya yang kurasa itu tidak gatal.
"Jadi?" katanya
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaNaya [COMPLETED]
Teen Fictionsemesta itu adil, apa yang bukan milikmu, tidak akan pernah jadi miliknya. senja itu moment terindah, dia redup tapi tak terlalu redup. dia bisa membuat siapa saja terpanah saat melihatnya. Hujan itu jujur, ia mengungkapkan tangisnya tanpa harus men...