Dan terimakasih padamu yang telah membuat hari hariku berwarna. Aku bersyukur pernah tertawa bersama mu, meski tuhan menakdirkan semuanya seperti ini.
Elchino azka anugrahNow playing : pelangi Hivi!
****
Bab 27
Bau bunga kamboja khas pemakaman tercium pekat. Gundukan tanah basah bekas hujan semalam menjadi perpaduan aroma pekuburan yang khas. Disini,tempat dimana orang-orang tertidur nyenyak di peristirahatan terakhirnya.
Pagi ini pagi yang cerah seperti biasanya bagi kebanyakan orang. Beda dengan pagi pagi yang anaya rasakan kemarin. Pagi ini pagi dimana anaya harus mengantarkan seseorang yang sangat ia sayang menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Anaya benar benar tidak tidur semalam, yang ia lakukan semalam penuh hanyalah menangis.
Pagi ini dengan berbalut baju hitam sambil memegang foto azka di bingkai, anaya tak henti henti nya menangis. Mengantarkan azka sampai di pembaringan abadi nya. Anaya hancur. Menyesal pun tak berguna. Mengapa tuhan mempertemukan keduanya dalam waktu yang sesingkat itu, dan setelah itu tuhan mengambilnya dengan jelas tepat di depan mataku? semesta, Ini tidak adil.
Aku benar benar tidak bisa menerima semuanya, semuanya terasa berat. Tapi inilah takdir tuhan, tuhan hanya mempertemukan ku dengan azka dan bukan mempersatukan. Saat jenazah azka di masuki ke dalam liang kubur aku benar benar tidak percaya, sesosok pria itu kini hanya berbalut kafan putih. aku menangis histeris. Lututku lemas, aku harap ini mimpi. Tapi sayangnya ini adalah mimpi yang nyata.
Sebuah nisan di tancapkan di gundukan tanah basah. Anaya tidak percaya itu, nisan putih bertuliskan nama azka. Anaya hancur. Ia menangisi azka dengan memegang bingkai foto sambil menaburkan bunga di sepanjang gundukan tanah. Dan tak lupa anaya membawa sebuket aster. Bunga kesukaan azka.
Para pelayat satu persatu meninggalkan pemakaman. Pulang ke rumah masing masing karena langit sudah mulai gelap. Bukan, bukan gelap karena akan malam. tapi gelap karena akan hujan.
"Nay, ayo pulang" sahut perempuan yang berpakain hitam dan memegang payung hitam.
Anaya menggeleng dengan cepat.
"Aku gamau pulang div sebelum azka pulang sama aku" lanjut nya."Tapi azka udah tenang nay, dia udah di rumah allah" sahut diva lagi yang sudah terlihat tegar.
Anaya menggeleng lagi. Dari sekian banyak pelayat termasuk teman teman azka dan niken yang hadir di pemakaman pun tidak dapat membujuk anaya untuk pergi meninggalkan pekuburan ini.
"Nay, gue balik ya" sahut niken sambil mengelus pundak sahabatnya itu.
Anaya mengangguk.
"Ayo nay pulang, lo ditunggu ayah lo tuh" sahut seorang laki laki berperawakan tinggi. Digta teman almarhum.
"De, ayo, udah mau hujan, lo harus pulang, supaya azka disini tenang" sahut seseorang laki laki yang berpakaian hitam sambil membawa payung hitam.
"Engga ngga, gaada yang bisa nyuruh gue pulang gue bakal terus disini" sahut anaya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaNaya [COMPLETED]
Teen Fictionsemesta itu adil, apa yang bukan milikmu, tidak akan pernah jadi miliknya. senja itu moment terindah, dia redup tapi tak terlalu redup. dia bisa membuat siapa saja terpanah saat melihatnya. Hujan itu jujur, ia mengungkapkan tangisnya tanpa harus men...