Dia datang saat aku tersesat, Membantuku di kala mencari jalan, Tapi, yang aku mau dari alam semesta itu kamu bukan dia, mengertilah.
( Azka, Anaya, Dan Ardiva )
*****
Bab 11
Azka!" suara bariton itu terdengar dari ruang tengah rumah keluarga Wirya.
Yang di panggil hanya melengos dan memutar bola matanya.
"Azka! Papa panggil kamu!" kata wirya sekali lagi.
Dengan langkah malas azka menghampiri wirya.
"Apalagi sih pah aku cape mau istirahat" kata Azka.
"Papa mau besok setelah pulang sekolah kamu langsung pulang dan bersiap, karna papa mau ngajak kamu makan malam di rumah teman bisnis papa" jelas ayahnya sambil menepuk nepuk pundak Azka.
"Hm ya ya ya" kata Azka "udah kan? Gada lagi?" tanya azka "kalo gaada aku pengen tidur,cape" seraya azka bangkit dari sofa dan pergi ke lantai dua menuju kamarnya.
Azka, kapan kamu berubah nak nak..
Wirya hanya geleng geleng kepala.➖➖➖
"Nay woi! Lo kenapa" gretak niken padaku yang sedari tadi hanya melamun berpangku tangan.
"Hm ga,kaga" kataku
"Lo kenapa sih" tanya Niken penasaran.
"Ga gapapa" kataku bohong.
"Sumpah ya muka lo tuh ketara banget, pasti lo ada masalah kan? Yailah nay, lo masi aja kaku buat cerita ke gue" jelasnya.
"Hm ga, waktunya ga tepat ken buat cerita semuanya, nanti gue bakal cerita kalo waktunya udah tepat" kataku
Kringgg kringg krinngg
Dentingan bel masuk dari istirahat berbunyi, aku pun beranjak menuju kelas di susul niken.
Sejak hari itu, detik berlalu menjadi jam, jam berlalu menjadi hari, Aku rindu, rindu saat ia membuatku kesal, rindu dia yang membuatku risih, rindu dia yang selalu mengangguku, rindu, rindu,aku rindu semua tentang nya. Sejak hari itu juga, ia Sama sekali tak pernah melihatku, walaupun bertemu di koridor dan berpapasan langsung, ia seperti sama sekali tak melihat keberadanku. Oh tuhan, Aku menyesal pernah mengatakan itu, hari ini yang aku minta dia kembali, satu dari seribu aku mau azka, aku mau ia kembali, selamanya walaupun dengan cara membuatku risih, aku ingin itu bagaimanapun caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaNaya [COMPLETED]
Teen Fictionsemesta itu adil, apa yang bukan milikmu, tidak akan pernah jadi miliknya. senja itu moment terindah, dia redup tapi tak terlalu redup. dia bisa membuat siapa saja terpanah saat melihatnya. Hujan itu jujur, ia mengungkapkan tangisnya tanpa harus men...