Bab 29
Dan, begitulah kehidupan, saat selembar di baliknya telah rusak dan kotor, maka tuhan memberinya lagi selembar kertas nan putih, tapi, selembar yang kotor tadi tak dibuang, melainkan menjadi sebuah pelajaran dan hikmah kehidupan.
-papa***
Bab 29
1 years ago
Anaya beradaptasi dengan cahaya yang masuk di pengelihatannya. Perlahan sinar masuk ke dalam tirai jendela. Membangunkannya dari mimpinya. Matanya mengerjap beberapa kali, mencoba mengumpulkan beberapa fregmen yang hilang di dirinya. Ini adalah tepat satu tahun azka meninggalkan dirinya, meninggalkan semuanya, dan berhenti bernafas di dunia.
Anaya menguap, dan berdiri di pinggir kasur, tangannya ia tarik keatas untuk merileks kan badan nya. Di detik kemudian dia mengambil benda persegi pipih di samping ranjangnya.
Perlahan tapi pasti, anaya sudah bisa menerima semuanya. Menerima kenyataan bahwa laki laki itu tak mungkin bisa hadir kembali bersamanya. Omong omong, enam bulan belakangan ini anaya sudah lebih tegar dari beberapa bulan lalu. Sudah nampak lebih bersemangat menjalani hari harinya layaknya sedia kala. Ia yakin, jika ia bahagia bersama dengan arka disini, azka pasti lebih bahagia melihat dia dan arka dari atas sana.
Anaya menyalakan ponsel nya dan mengecek beberapa notifikasi yang muncul. Dan benar saja, ada lima belas notifikasi yang muncul berturut turut dengan display name arka.
Seperti hari hari biasanya arka meneleponnya atau bahkan mengirimi pesan padanya lewat aplikasi line untuk sekedar mengucapkan good morning, atau apapun itu seperti layaknya dua orang yang berpacaran. Anaya mengetikan balasan dengan sebuah senyuman yang terlukis di wajahnya pagi ini.
Sulit, sulit menerima semua kenyataan ini, tapi anaya bisa, semua hanya memerlukan proses dan waktu saja. Ia segera berlari keluar kamar menuju dapur dan mengambil segelas air untuk mengumpulkan nyawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaNaya [COMPLETED]
Teen Fictionsemesta itu adil, apa yang bukan milikmu, tidak akan pernah jadi miliknya. senja itu moment terindah, dia redup tapi tak terlalu redup. dia bisa membuat siapa saja terpanah saat melihatnya. Hujan itu jujur, ia mengungkapkan tangisnya tanpa harus men...