22. - Tragedy (b)

875 34 3
                                    

"Sudah kubilang, tujuan utamaku bukanlah memilikimu.”

— Tujuanku adalah menciptakan senyummu; memastikan setiap inci bahagia di wajahmu. Sesederhana itutanpa perlu mengkhawatirkan rindu. Percayalah, kau tak pernah kuwajibkan untuk membalas rasaku. Sekecil apapun itu.

-dionisiusdexon


bab 22

Diva PoV

Malam ini malam aku selesai bertunangan dengan orang yang paling kucintai. azka.
Aku sangat senang,senang sekali karena memang hanya dia yang kucintai. Aku diantarnya pulang menuju rumah, karena papi ,mama, dan om wirya papa azka ada urusan lagi katanya jadi aku terpaksa di antar pulang lebih dulu. Malam ini akan menjadi kenanagan manis bagiku dan mungkin azka. Sedari tadi aku melihat dia di kursi kanan dengan keadaan yang tidak biasanya, dia kacau, beberapa kali mengacak rambutnya frustasi. Aku tahu, azka sama sekali tidak senang dengan pertunangan ini, aku tahu dia tidak mencintaiku. Aku tahu itu, tapi aku akan berusaha untuk membuat dirinya mencintaiku. Bukan anaya.

Dia tampak terlihat kacau, benar benar kacau. Sejujurnya aku iba melihatnya begini, ia terpaksa bertunangan denganku, terpaksa. Garis bawahi kata itu.
Tapi semoga saja harapan kecil ku bahwa azka lambat laun akan mencintaiku sama seperti halnya diriku mencintainya. Semoga.

Malam ini hujan, deras sekali, gemuruh bersahut sahutan di luar sana, sampai.... Disini tepat jelas di depan mataku aku melihat ada sebuah truk yang menuju ke arah mobil kami, aku berteriak kencang ku panggil azka, dan

Aku melihat satu titik cahaya yang masuk di penngelihatanku lalu di susul suara dengungan seperti gelombang kosong yang sangat kencang, dan lalu semuanya tampak buram lalu gelap dan hitam tak ada apapun lagi yang bisa kulihat ataupun ku dengar.

Dengan setengah kesadaranku dan tubuhku yang terhimpit badan kursi mobil aku mencoba berdoa setidaknya ada yang menolongku dan azka disini, agar kami selamat.

➖➖➖

Azka PoV

Malam ini, benar benar jadi malam terburukku. Malam yang kukira akan gagal tapi ternyata tidak. Aku sama sekali tidak mencintai perempuan yang sedang kupasangi cincin ini. Semua ini kulakukan atas dasar keterpaksaan. Semua orang memandang kami dengan senyuman bahagia, dengan penuh suka cita. Tapi tak bisakah ia melihat diriku terbebani disini?

Aku berharap dia akan datang kesini dan setelahnya kami akan pergi berdua ke suatu tempat dan akhirnya semuanya gagal. Tapi yang kuharapkan menjadi malaikat penolongku itu bahkan tidak pernah terlihat sejak enam bulan yang lalu. Sejujurnya aku rindu dia.

Dan malam ini aku disuruh om chris untuk mengantar diva pulang ke rumah karna mereka sedang ada urusan dan entahlah apapun urusanya aku tak mau peduli lagi. Aku hacur benar benar hancur. Perasaan itu tidak bisa dipaksa kau tahu. Aku mengendarai mobil di tengah derasnya hujan yang di sambut gemuruh kencang. Hujan seolah menumpahkan seluruh isinya sama seperti ku aku menumpahkan semuanya, menangis dalam diam, dan terluka atas kekacauan. Batinku bergejolak menolak itu tapi diriku tak bisa. Aku mencintai dia, dia yang kala itu memelukku saat hujan pertamanya.

Aku rindu dia.

Sampai suatu teriakan menyadarkan ku dari lamunan, aku shock dan ku injak pedal rem mobil, tapi semuanya terlambat.

AzkaNaya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang