semesta, anaya ragu.
( Anaya, Ragu, Dan Cinta )
****
Bab 10
"An! Anayaa!!!" seseorang memanggilku menghentikan langkahku dengan Niken di koridor.
Merasa di panggil aku pun menengok."Mell" ternyata Imelda, temanku.
"Huft huft huft" dilihat ia sangat kelelahan, nafasanya memburu buru.
"Lo, gapapa kan?" tanyaku padanya.
"Huftt gue cape tau ga ngejar ngejar lo ish" katanya dengan langsung mengerucutkan bibirnya dan berkacak pinggang. "Lo tau ga! Si azka! Ish dia berantem!" lanjutnya lagi.
"HAH!" aku dan Niken berteriak bersamaan.
"Gue gatau tiba tiba rame di lapangan, dan gue kira cuma lo yang bisa bikin Azka jinak please" Imel mengenggam tanganku.
"Udah yuk cepet cepet" Imelda menarik ku dan disusul niken yang berjalan di belakang ku.
"Sesangar apapun azka cuman lo nay yang bisa redain emosi nya"Cuma gue? Emg iya gue? Ah auk ah
➖➖➖
Bugh!Azka memukul rahang lawannya itu seolah samsak. Menarik kerah bajunya dan..
Bugh!
Pukulan kedua Azka kini mengenai bibir lawannya itu hingga darah keluar di ujung bibirnya.
"AZKA STOP!!!" teriakku menyuruhnya berhenti diantara kerumunan orang, tetapi ia masih saja berlanjut dan tidak mendengarkan perkataanku.
"Azkaa gue bilang stop! Disini bukan ring tinju!!!!" teriakku yang kedua kalinya dengan suara cukup melengking.
"Lo semua bukannya bantu misahin atau apa kek malah nonton! Lo kata ini apaan hah!!!" Niken berteriak membuat semua murid yang sedari tadi menonton mengerubuti kejadian itu menghindar seketika.
"Azkaaaaaa!!!!!!" Anaya berlari menghampirinya.
Yang di panggil pun menengok dan memberhetikan nya langsung.
"An" katanya sambil melepaskan kerah baju lawan yang udah dikit lagi KO itu. "Kali ini lo selamat,liat besok bakal mampus lo" ancam azka dengan mata penuh emosi yang menyala nyala pada Rey.
"Lo ngapain disini?" tanya Azka pada anaya yang sedari tadi berkacak pinggang.
"harusnya gue yang tanya! Lo ngapain disini hah! Mau so jagoan! Nyari sensasi banget tau ga lo!" Anaya berteriak dan semua murid menyaksikan dari pinggir lapangan dan lantai 2 maupun 3.
Azka hanya diam, seolah ia seperti di omelin oleh seorang ibu.
"Azka!jawab gue!!!"
"Hm" ia menatapku "urusan cowo" lanjutnya.
Lalu Rey, Reynaldo Arsyaf, anak kelas 12-IPA 3 segera berlalu sambil memegang bibirnya yang berdarah "awas lo ka!" lalu Rey pergi meninggalkan Lapangan.
Reynaldo Arsyaf, musuh bebuyutan Azka, yang juga mantan ketua osis ini kerap kali bersetru karena hal sepele— mereka mulai bersetru dari kelas 11, padahal dulu mereka sempat dekat malah bersahabat, entah karena hal apa, Rey begitu nama panggilan akrabnya, tidak suka dengan Azka, Karena tim basketnya kelasnya kalah, ia jadi tidak suka dengan azka karena yang ia anggap tim basket kelas azka main kasar, padahal dirinya yang kasar dan sejak hari itulah, azka dan Rey tidak pernah akur. Bahkan, entah sudah berapa ratus kali Mereka bertengkar dan membuat guru guru kewalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaNaya [COMPLETED]
Teen Fictionsemesta itu adil, apa yang bukan milikmu, tidak akan pernah jadi miliknya. senja itu moment terindah, dia redup tapi tak terlalu redup. dia bisa membuat siapa saja terpanah saat melihatnya. Hujan itu jujur, ia mengungkapkan tangisnya tanpa harus men...