Dilangkahkan tungkai si gadis menyusuri bandara sembari menyeret koper besar dengan warna yang serasi dengan coat yang dikenakannya. Sepatu vans yang bergesekan dengan lantai pun teredam oleh suara riuh ramai Bandara.
Sama dengan yang lain, gadis ini tiba di negeri ginseng dengan hati yang sumringah. Tentu saja harus seperti itu. Pasalnya selama lima belas tahun ia tak menjejakan kaki dan tak pula menghirup udara segar disini.
Hal pertama yang ingin dilakukannya adalah bertemu dengan kakaknya, Wonho. Bukan berarti Naline tak ingin menemui Sekyung –kakak sulungnya. Hanya saja dia lebih merindukan Wonho. Tepat selama itu, Naline tak pernah bertatap muka dengan Wonho. Karena dia di Jerman sedang kakak tampannya ini tinggal di Korea. Pun jika bukan karena Sekyung seorang model yang punya banyak pekerjaan di luar negeri, ia mungkin juga tak melihat adiknya tumbuh menjadi remaja yang jelita.
Jika mencoba mendalami bagaimana cerita keluarga Shin yang terpandang ini, maka itu akan sangat panjang. Singkatnya, Naline adalah gadis yang cepat sekali belajar. Semua hal disekitarnya diketahu dengan cepat dan tepat.
Cerdas.
Ya, seperti itulah gambaran Naline. Dalam benak orang tua, ada keinginan untuk mencari sekolah yang sesuai dengan kemampuan sang anak.
Karena Tn. Shin juga secara kebetulan ditempatkan oleh perusahaan bisnisnya di Jerman, dibawalah Naline pergi disana dan tinggal berdua dengan sang ayah. Sesekali nenek dan kakeknya di Jerman mengunjungi untuk mengawasi tumbuh kembang gadis berdarah campuran ini.
Kini, setelah lulus sekola, Naline memutuskan kembali. Dia sudah pulang dan tak sabar untuk menemui kakaknya.
Berjam-jam Naline mendudukkan badannya di kursi tunggu Bandara, tapi Sekyung tak jua datang. Ditengoknya ke kanan lalu lawan arahnya, Naline tetap saja tak melihat sosok sang kakak.
Apa mungkin dia sedang sibuk?
Gadis ini lalu merogoh tas kecil nya, lantas mulai mencari kontak sang kakak untuk segera dihubungi. Tepat satu menit nada tunggu, sambungan telepon akhirnya terjawab.
"Kau tak lupa menjemputku kan, eonnie?"
"Tidak sayang, sama sekali tidak. Maafkan aku. Tapi manager baru saja menghubungi ku untuk segera siaran menggantikan temanku."
Sekyung rupanya tak hanya bekerja sebagai model. Ia juga menjadi announcer di salah satu satelit radio terbaik di Seoul. Tak heran jika ia sedang siaran, maka banyak sekali kaum adam yang menelpon ketika sesi tanya jawab di buka. Jangan ditanya perihal apa yang mereka tanyakan. Kalian pasti sudah tahu pertanyaan apa untuk seorang model cantik yang bertalenta seperti Sekyung.
"Baiklah, lalu aku harus pulang sendiri?"
"Ah tidak-tidak! Aku sudah menghubungi Wonho untuk menjemputmu. Mungkin....