Hi Buddy! [ special story ]

63 9 37
                                    



Pagi ini Jooheon mengajak Naline lari pagi. Sebenarnya, Jooheon termasuk pria yang pemalas. Katakanlah dia seperti pria lain pada umumnya yang tidak terlalu menyukai olahraga pagi –ia tipe orang yang akan melakukan itu jika ia ingin. Tujuan utama Jooheon mengajak Naline lari pagi adalah sebab ia ingin merusak jadwal Naline yang menurut firasat Jooheon akan disibukkan dengan persiapan event di kampusnya. Sebelum Naline berpamitan dengannya, dan sebab Jooheon mendadak merindukannya, ia langsung saja mengirim pesan pada Naline.


Naline! Ayo lari pagi hari ini. Kau harus mau, aku tidak menerima alasan apapun.


Terdengar memaksa memang. Tak apa. Sekali-kali memaksa Naline bukan suatu kesalahan yang harus mendapat hukuman kok. Begitu Naline membalas 'dimana?', Jooheon sempat melompat kegirangan sebab semuanya sesuai rencana.


Di jalanan Sungai Han, ok?


Jooheon memakai jaket cokelat yang sudah menggantung di balik pintunya, lengkap dengan celana training dengan warna gelap, sepatu nike warna hitam, lalu sebelum meninggalkan kamarnya ia sempatkan diri untuk bercermin sebentar sembari menata rambutnya lalu bergegas pergi.

Pemuda itu bersemangat sekali pagi ini. Di otaknya sudah terbayang apa saja yang akan ia lakukan dengan Naline seharian ini. Dari ia akan merangkulnya, mencubit pipinya, makan pancake berdua, dan... Ya Tuhan, memikirkan itu saja sudah membuat Jooheon tersipu sendiri. Tak lama, Jooheon sampai di dekat pinggiran Sungai Han. Ia segera mengambil gambar dimana ia berada, lalu mengirimkannya pada Naline agar gadis itu tak mencarinya terlalu lama.

Baru pemuda itu mengangkat kepalanya, maniknya lalu melihat sosok pria yang sama sekali tak asing sedang berduaan dengan seorang gadis. Sebenarnya, bukan gadis itu yang menjadi titik fokus Jooheon. Ia hanya ingin meyakinkan apa benar itu 'Changkyun' sahabat baiknya?


"Changkyun-ah!" Jooheon akhirnya memberanikan diri meneriaki nama itu. Lalu setelah itu, mata kecil Jooheon dibuat membulat dan hampir keluar secara paksa. Sebab benar, itu adalah Changkyun yang sedang bersama seorang gadis –yang Jooheon rasa Changkyun belum menceritakan masalah ini dengannya, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah, ada anak kecil yang sedang bersama dengan mereka.

Changkyun yang sadar sedang dipanggil, akhirnya mengalihkan atensinya pada Jooheon, lalu menyambutnya dengan lambaian tangannya. Jooheon ragu-ragu berjalan mendekati mereka 'bertiga'.


"Sedang apa kau disini?"

Changkyun mengedikkan bahunya. Air mukanya menggambarkan seperti berbicara 'kau lihat sendiri, aku sedang mendekati seorang gadis.' Jooheon lalu ber ooh-ria, sembari melempar tawa merendahkan Changkyun seperti berkata 'sialan sekali kau tak bilang apapun padaku'. Ia lalu mengarahkan matanya pada gadis di samping Changkyun lalu menyapa sambil tersenyum kikuk.

"Kenalkan ini sahabat baikku, Jooheon dan ini..."

"Hai Jooheon, aku Ranna."

"Ah ya, hai Ranna! Semoga kita bisa menjadi teman baik."

Gadis bernama Ranna itu menyunggingkan bibirnya lebar sebagai jawaban 'tentu saja'. Jooheon hendak menggoda Changkyun. Menanyakan hal basa –basi yang tentu saja itu akan membuat Changkyun salah tingkah seperti 'bagaimana bisa kalian berdua disini?' atau 'apa kalian berdua sudah lama?' atau lagi 'apa saja yang kalian lakukan?' tapi ia urungkan niatnya begitu seorang pemuda kecil menyambut kehadiran Jooheon.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang