Malas-malas an, Naline berjalan sendirian dari kampusnya menuju halte bus. Setelah satu bulan lebih merenung, Naline memantapkan hatinya untuk melanjutkan sekolah tinggi di Seoul. Merasa nyaman, sebenarnya tidak terlalu. Senang karena melanjutkan sekolah, juga tidak. Naline hanya melakukan itu sebatas rutinitas saja sembari melepas rindu dengan Sekyung atau pun Wonho. Sebab, Naline tahu persis bagaimana sibuk nya seorang murid baru sekolah tinggi itu. Padahal Naline masih ingin bermain-main.
Sesampai di halte dan menunggu sebentar, ia segera naik ke dalam bus dengan arah tujuan seperti biasa. Naline turun di pemberhentian pertama, dan kembali bermalas-malas ria berjalan kaki menuju rumahnya.
Begitu ia membuka pintu rumah, tak ada siapapun di dalam sana. Bahkan lampunya pun padam, seolah-olah sudah lama tak dikunjungi seseorang. Naline santai saja menyalakan lampu sembari mengecek kemana orang-orang rumah itu pergi. Sekyung? Oh, mungkin kakak nya yang paling cantik itu sedang melakukan pekerjaannya di kantor. Sedangkan Wonho? Naline tak melihatnya di sudut ruang manapun. Dapur, tak ada. Ruang tengah, tak ada. Kamar mandi, tak ada juga. Di kamarnya pun juga tak ada.
Mungkin dia bermain bersama temannya.
Kira-kira begitu tebakan Naline. Gadis itu lantas berjalan dengan malas dan lunglainya menuju kamar. Duduk di meja belajar, lalu menghela napas panjang karena lelah. Sorot maniknya beralih pada kalender duduk di hadapannya. Disana, ada lingkaran merah yang menandai tanggal 6.
Naline ambil kalender itu, kemudian ia pandang lamat-lamat. Sungguh, Naline sedang berusaha kerasa mengingat-ingat ada apa dibalik tanggal itu. Yang ia yakini, itu bukan tanggal ujian mata kuliahnya, bukan tanggal janji nya dengan teman sebaya nya, atau acara penting di kampus. Naline juga yakin betul itu bukan tanggal kelahiran Wonho pun Sekyung.
Otak Naline dipaksa untuk mengingat kembali secuil memori yang sudah ia lupakan entah beberapa waktu atau sudah berbulan-bulan. Ia penasaran bagaimana bisa dia melingkari tanggal 6 sedang sekarang ia sangat lupa dengan ada dibalik tanggal itu.
Tanggal 6...
Oktober...
Ulang tahun siapa ya?
Lantas sekelebat memorinya berfungsi. Naline melingkari tanggal itu tepat ketika dia benar menebak tanggal ulang tahun ...
Ya ampun... Jooheon,
teman kakaknya. Jangan tanya bagaimana bisa?!
Jooheon dan Naline menjadi dekat setelah pertemuan pertama mereka di cafe. Naline sering menghubungi Jooheon untuk minta dihibur dengan aegyo andalannya meski via suara, berbeda dengan Jooheon yang sengaja sering berkunjung ke rumah Wonho dengan alasan tambahan bertemu dengan Naline, gadis periang yang membuatnya terpanah. Lalu dari situ, mereka sering melakukan percakapan kecil, termasuk soal tanggal ulang tahun.
Naline bergegas begitu menyadari bahwa tepat hari ini adalah tanggal 6. Setelah tahu dimana keberadaan kakaknya, segera Naline berlari menuju cafe tempat pertama mereka bertemu. Semua sedang ada disana, merayakan ulang tahun Jooheon. Tak peduli soal penampilang, Naline harus segera datang sebelum hari semakin larut.
Gadis itu tiba disana dengan kondisi yang sedikit berantakan –karena se-berantakan apapun Naline, dia masih terlihat menawan. Ia datangi gerombolan kakaknya dengan Jooheon disana yang sepertinya sudah selesai melakukan acara paling sakral. Terkutuklah Naline yang datang terlambat.