[Naline and Changkyun's story]
"Ya Tuhan Naline membalas semua pesanmu seperti ini?" Changkyun sedang asik berguling di kasur tepat di kamar Jooheon. Sejak tadi pagi dia datang dan sengaja merusuhi kawannya itu untuk mengajaknya bermain video game. Lama-lama mereka bosan, dan mulai malas-malasan di kasur. Tetapi Jooheon merapikan kamarnya, dan pergi membersihkan diri.
Jooheon yang baru keluar kamar mandi, langsung melihat ke arah Changkyun sambil membersihkan rambutnya yang basah.
"Kau membuka pesanku?!" Pemuda itu langsung naik ke kasur, dan langsung menyahut tangan Changkyun untuk melihat percakapan Naline dengan dirinya yang mana.
"Santai saja Joo! Aku tak membaca yang aneh-aneh."
Percakapan mereka ya seperti biasa saja. Tapi Changkyun memang terfokus pada Naline yang suka menggoda Jooheon bahkan menggombal padanya. Lalu secara random berubah membicarakan film marvel, atau kadang Naline mengomel soal serial Netflix, lalu dia berlagak jual mahal atau... savage. Jooheon mengangkat kedua lengannya.
"Ya, Naline memang seperti itu."
Changkyun lalu kembali meng-scroll percakapan mereka. Lalu pemuda itu menemukan percakapan Naline dan Jooheon yang mendadak... singkat-terlihat jutek-dan tak ada topik pembahasan.
"Hey! Kau pernah seperti ini dengan Naline?" Jooheon menengok sebentar, lalu mengangguk.
" Ya. Terkadang seperti itu.""Kau tidak apa-apa?"
"Apa Ranna pernah seperti itu?" Changkyun langsung mengambil ponsel dari sakunya dan melemparnya pada Jooheon.
"Kau lihat saja sendiri." Pemuda Lee itu langsung membuka pesan Ranna dan melihat bagaimana jauhnya gaya dia dengan Naline.
Gampangnya seperti ini. Jika Naline suka menabur kebahagiaan dengan mengirimkan banyak emotikon , 'terkadang', maka Ranna seolah-olah miskin akan pengetahuan seputar 'emot' dan lebih mengandalkan 'cacian' sebagai rasa 'sayang'.
Jooheon bahkan tertawa terbahak-bahak melihat bagaimana Ranna suka mengatai Changkyun dengan sebutan yang aneh-aneh.
"Aku saja tak pernah berkata seperti ini. Ranna keren ternyata."
Changkyun hanya tersenyum saja. Otak pemuda itu sudah penuh dengan wajah Ranna rupanya. Ia membayangkannya saja sudah salah tingkah sendiri.
"Kau tidak apa-apa dia begini?"
"Fine. Bahkan menurutku ini menggemaskan. Lagipula jika Ranna sekali saja menggombali ku, mau melayang saja rasanya."
Jooheon menampakkan lesung pipinya. Ia tersenyum, lalu teringat tentang dirinya lagi. Sebenarnya ini bukan hal yang terlalu mempermasalahkan dirinya dengan Naline. Hanya saja ia sempat terkejut jika Ranna dan Naline memang jauh berbeda. Sangat-jauh. Dalam hal menyampaikan perasaan dan berterus terang, Naline memang orang yang tak suka berbohong bahkan tak bisa, juga dia suka sekali memuji. Tapi ketika suasananya berubah, Jooheon jadi suka khawatir.
"Aku suka merasa kalau tak bisa membuat mood Naline baik." Jooheon berpendapat. Anggaplah ini jawaban atas pertanyaan Changkyun tadi soal keadaannya.