Perjalanan akhirnya berakhir di LA International Airport. Semua turun dari pesawat sembari menenteng barang bawaan masing-masing. Changkyun yang awalnya memimpin di depan digantikan dengan Minhyuk yang dengan girangnya berjalan mendahului mereka. Awalnya ia berjalan, lalu dengan naluri kekanak-kanakan pemuda berambut blonde itu, ia berlarian sambil sesekali bergumam 'wah hebat!' 'ini keren!' atau 'kita di LA! Oh my god!' .
Naline yang melihat tingkah laku Minhyuk tentu saja terus saja tertawa. Bawaan Naline memang yang selalu suka menikmati suasana dengan menertawakan tingkah laku orang-orang disekitarnya jika dirasa lucu. Tapi Minhyuk sungguh menyenangkan sekali, membuat moodnya semakin baik meski ia sempat tak ingin pergi ke LA.
"Minhyuk jangan lari-lari begitu!" ujar Kihyun. Ya, tau sendiri bagaimana dua sohib itu suka sekali menggoda satu dengan yang lain. Bahkan beradu argumen juga jika sudah masanya. Tapi begitulah mereka, memang sudah sangat akrab bahkan mungkin sejak mereka lahir di dunia ini. Minhyuk hanya nyengir saja sambil masih berlarian tanpa memperhatikan jalan dan—oh tidak. Dia menubruk seseorang.
Pemuda itu tentu saja panik. Sebab ulah Minhyuklah baju gadis itu jadi benar-benar basah karena tumpahan americano yang dibawanya.
"What the fuck?" Naline mengernyitkan dahinya mendengar umpatan gadis itu. Bukan karena umpatannya, tapi karena ia rasa ia pernah mendengar suara itu. Maksudnya, Naline seperti pernah mengenal suara dari gadis itu. Tapi ia tak begitu yakin. Naline hendak berjalan mendekat tapi Jooheon sudah mendahuluinya. Sekilas Naline melihat air muka Jooheon yang mendadak kesal. Mungkin karena ulah Minhyuk yang buat onar sepertinya. Sebab Minhyuk biasanya adalah tersangka utama dari hal-hal ceroboh seperti sekarang ini.
"Hey look! I'm sorry" Changkyun mencoba menengahi dan ia merasa bahwa dirinya memang harus turun tangan. Selain karena Changkyun bisa berbicara bahasa Inggris lancar dibanding Minhyuk, Changkyun sedikit banyak paham bagaimana budaya orang luar terkait dengan situasi-situasi seperti ini.
"Is sorry enough for you? My shirt was so damn dirt- y "
Percakapan mereka terhenti bersamaan dengan kesadaran Naline akan siapa sosok gadis itu. Begitu Changkyun menyebut nama "Ranna", Naline menyunggingkan bibirnya dan melempar senyum lima detik setelahnya. Antara tak percaya bahwa mereka akan bertemu, juga terkejut sebab mereka akhirnya bertemu lagi setelah sekian lama. Changkyun lalu membawa Ranna pergi, mengajaknya bicara sepertinya , sedang Naline dan Jooheon hanya meringis sambil mengalihkan atensi yang lain untuk mencari tempat menunggu yang enak.
"Kalian kenal gadis itu?" tanya Kihyun. Sedari tadi ia lebih tertarik pada raut wajah Naline-Jooheon daripada adegan seperti di film-film yang sudah diperagakan Ranna dan Changkyun tadi. Saling menyebut nama satu dengan yang lain dengan ekspresi wajah terkejut. Kedua sejoli itu hanya bergumam dan mengangguk.
"Itu kekasihnya?" Kali ini Shownu juga penasaran. Semua mata terarah pada Naline dan Jooheon lalu dengan bersamaan mereka menjawab
"Entahlah." Bahkan Naline dan Jooheon mengangkat kedua pundak mereka bersamaan.
Sembari menunggu Changkyun, atensi Naline teralihkan oleh sebuah pemandangan yang manis sekali. Ia melihat ada satu keluarga berkumpul dengan koper-koper di kanan-kirinya sedang bercanda. Mereka menikmati es krim, lalu sesekali memeluk atau menepuk pundak saudaranya. Melihat itu, cukuplah membuat Naline merasa iri. Seumur hidupnya, ia belum pernah pergi berlibur bersama keluarganya dengan personil lengkap. Bertahun-tahun ia terpisah dengan Wonho juga Sekyung dan ibunya di Seoul, sedang dia di Berlin bersama ayahnya. Naline ingin sekali bisa seperti mereka suatu hari nanti. Meskipun mungkin itu hari terakhir mereka sebelum mati, Naline mau dan ingin benar-benar melakukannya.