Terhitung tiga bulan sejak Naline tahu bahwa Jooheon sedang mengidap gejala anxiety dan membutuhkan perawatan yang cukup intens sembari Jooheon beristirahat dari segala aktivitasnya yang melelahkan. Naline sempat pergi mengunjungi Jooheon setelah mendengar kabar itu. Ia mencoba memberi semangat positif kepada kekasihnya meski Naline sendiri sebenarnya juga jadi khawatir dan sedih mendengar kondisi Jooheon. Seminggu pertama, Naline mencoba menyempatkan diri untuk membawa makanan yang enak untuk Jooheon, tapi setelahnya ia tak bisa karena tuntutan pekerjaannya semakin menjadi sehingga menguras waktu.
Jooheon terharu tentu saja, dan jangan ragukan perasaannya yang kian besar untuk Naline. Hanya saja ia jadi takut Naline akan jatuh sakit atau apa karena terlalu sering mengunjunginya. Benar saja di minggu-minggu kesibukan Naline setelah mereka jadi jarang bertemu Naline, Kesehatan gadis itu sempat menurun. Seperti biasa Jooheon panik tapi Naline terus berusaha meredam bahwa ia bisa segera sembuh. Setelah itu, mereka masih saling menghubungi satu sama lain hanya intensitasnya makin berkurang.
Selain pekerjaan Naline sebagai seorang produser dan penyiar dengan jam terbang tinggi, Naline ingin memberi ruang pada Jooheon untuk menikmati waktu-waktunya. Sedang Jooheon yang tidak ingin mengganggu Naline juga jadi membatasi untuk terus-terusan menghubungi kekasihnya. Akibatnya apa? Mereka sama-sama menahan rindu. Terutama Jooheon karena pemuda itu sering memandangi foto-foto gadisnya di ponselnya. Ia ingin Naline ada terus didekatnya selama masa pemulihannya, tapi ia juga mengerti Naline super sibuk. Beruntung kawan-kawan terdekat Jooheon selalu ada untuknya.
Lalu perihal Naline, sungguh ia seringkali memohon ampun pada Tuhan bahkan mengirimkan pesan permintaan maaf kepada ibu Jooheon selagi dia ada waktu senggang. Naline merasa bersalah karena tidak bisa benar-benar ada di dekat Jooheon di waktu seperti ini. Mereka masih saling bertukar pesan kok, tapi itu tidak bisa mengurangi rasa bersalah Naline sebenarnya. Apalagi saat gadis itu harus pergi ke Jerman di pertengahan bulan Februari untuk bertemu dengan keluarga besar dan saudara-saudara sepupunya yang sangat ingin menghabiskan waktu dengannya. Tapi memang awal tahun 2020 ini tidak mudah bagi Naline dan Jooheon.
Selain gadis itu sebenarnya memiliki banyak tekanan yang berhubungan dengan social life di lingkungan rekan kerjanya di faktor eksternal (bukan rekan-rekan kerja radionya yang memang sudah sangat menyenangkan), hingga ia ingin sekali bercerita banyak dengan Jooheon, lalu kondisi Jooheon yang masih harus melakukan rawat jalan, tersebarnya virus baru yang membuat sedikit banyak kekacauan di beberapa negara juga berhasil membuat kedua sejoli ini semakin lama tak bertemu. Naline tak bisa kembali ke Korea karena adanya larangan penerbangan dari pemerintah Jerman terkait usaha agar virus covid ini tidak menyebar cepat. Jadi gadis itu akhirnya menetap di Berlin selama hampir satu bulan. Lengkap sudah bagaimana rasa merindunya Naline ingin bertemu Jooheon, apalagi saat Jooheon mengirimkan pesan pada Naline jika pemuda itu sudah mulai membaik.
Naline sangat ingin bertemu, tapi mau bagaimana lagi. Ia harus menahan diri sampai bisa pulang ke Korea. Jooheon sendiri juga sangat merindukan Naline. Berharap mereka bisa bertemu Ketika dia sudah mulai merasa membaik, tapi mau bagaimana lagi?
Lalu di tangga; 23 Maret kemarin, Jooheon mendapat pesan mengejutkan dari Naline. Gadisnya itu sudah berada di Korea dan keesokannya ia harus kembali bekerja sebab radionya mulai memberlakukan sistem kerjaa rolling, dan besok adalah jadwal Naline bersiaran sekaligus menjadi produser. Bisa dibayangkan betapa senangnya Jooheon. Bahkan ibunya sangat terkejut melihat Jooheon yang begitu girang sampai memeluk ibunya beberapa kali dan makan semakin banyak dari biasanya. Jadi, sebab Jooheon tak tahan untuk segera bertemu Naline, ia akhirnya membuat rencana untuk datang mengunjungi studio siaran Naline keesokan paginya.