Liburan 8

63 8 124
                                    


[ 2 part terakhir

WARNING 18 AREA]




Naline sangat terkejut sampai gadis itu benar-benar membelalakkan matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya sembari memekik tertahan.

"Kau sudah ingat?" Jooheon lalu menarik kedua sudut bibirnya sempurna. Saking sempurnanya kedua manik pemuda itu sampai terlihat hanya segaris lengkap dengan kedua lesung pipinya yang terpampang disana. Membuat Naline sungguh mati gaya. Antara salah tingkah sebab ia ingat kejadian semalam, dengan jantung yang berdebar dengan tempo lebih dari batas normal, dan lemas melihat senyuman Jooheon pagi ini.

Naline masih saja diam memandangi Jooheon. Lebih tepatnya ia masih terkejut dan sedikit salah tingkah mengingat kejadian malam itu. Sedikit memalukan, tapi Naline berusaha untuk terlihat sedikit gengsi juga.


"Sudah, makan saja sarapanmu." Jooheon menyodorkan salad buah dan air putih pada Naline. Tapi gadis itu masih saja mematung dengan kedua tangan membekap mulutnya.

"Ada apa Naline?" Tanya Wonho yang secara mendadak melihat ekspresi wajah adiknya. Kakaknya itu sebenarnya sudah pergi dari ruang makan sepuluh menit yang lalu, tapi kembali lagi sebab ingin mengambil jus jeruk buatan Emily.

"Oh, tidak-tidak." Jooheon yang mendengar jawaban Naline tentu saja terkikik. Naline pasti malu sekali, begitu pikir Jooheon. Naline yang sudah merubah ekspresi wajahnya dan mencoba mengontrol jantungnya itu kembali menatap sarapannya dan mulai memakannya dengan sangat lahap sampai Jooheon yang sesekali melihatnya justru makin tertawa.


"Tidurmu semalam nyenyak?"

"Habiskan sarapanmu, Joo."

Pemuda Lee itu menyenggol lengan Naline sambil mencubit pipinya.

"Kau malu ya? Hm?"

"Untuk apa malu? Aku 'kan pakai baju."


"Iya, kau pasti malu. Benar kan?" Lagi-lagi Jooheon menyenggol lengan Naline. Kali ini bahkan ia tersenyum dengan arti menggoda pada gadis itu.

Naline diam saja. Ia masih berusaha menyantap sarapannya dan masih berusaha menahan saraf di bibirnya untuk tidak tersenyum salah tingkah. Tapi memang dasar Jooheon. Ia terus-terusan melakukan itu. Ia bahkan melakukan dua pekerjaan yaitu menghabiskan saladnya sambil menatap Naline, dan menggoda gadisnya dengan terus menyenggol lengannya.

Naline yang awalnya diam saja akhirnya tak tahan juga. Ia tarik napasnya dalam-dalam bahkan sampai menutup kedua matanya, lalu...


"Joo!"

"Iya, tuan putriku?"


Naline diam sebentar. Sebenarnya ia ingin menatap Jooheon dengan sorot matanya yang mematikan. Oh atau anggap saja agar Jooheon berhenti melakukan itu dan kembali fokus pada sarapannya. Tapi justru Naline sendiri yang gagal. Ia tak kuasa melihat kekasihnya itu tersenyum begitu lebar sampai kedua lesung pipi yang menggemaskan itu seakan-akan mengejeknya dan memaksanya untuk salah tingkah (lagi). Jooheon yang merasa menang pun menaik turunkan alisnya lalu berujar,

"Kau mau lagi? Tidur berpelukan denganku, lalu ku cium dahimu dan kau tidur lelap sekali."

Naline lantas tersenyum. Ekspresi wajahnya sulit dikontrol. Antara ingin tertawa, salah tingkah sendiri, tapi juga malu. Tentu saja gadis itu tak ingin membuat image 'yang katanya keren' itu runtuh, jadi dia mendekatkan wajahnya pada Jooheon dan berusaha mengontrol ekspresi wajahnya untuk mengatakan sesuatu yang lebih penting.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang