Bab 11 - Tahun Baru Terakhir

1.3K 129 11
                                    


Suara riuh sedikit terdengar dari pusat kota.

"Hei, manis. Gak keluar? Tahun baru loh," ucap Kean yang duduk di ambang pintu belakang kost.

"Enggak," balas Evel yang juga duduk di ambang pintu belakang kost-nya sambil memegang buku pelajaran. Padahal ini liburan semester, tapi Evel masih setia belajar.

"Kenapa? Gak punya teman, ya? Hahaha," balas Kean.

Evel mengganti ekspresi wajahnya dari datar menjadi sebal sejenak.

"Kamu sendiri? Kamu aja gak keluar juga," kata Evel dengan nada jengkel.

"Kalau aku jalan keluar, kamu sama siapa di sini? Tetangga-tetangga kelihatannya minggat semua."

"Pergi aja kamu, gak usah sok nemenin."

"Pergi juga sama siapa, mending di sini ada Evel."

"Kamu kan banyak punya temen."

Kean masuk ke dalam kamar kost-nya, mengambil ponsel yang tadi bergetar di atas meja samping tempat tidur.

Kean. Ayo sini kumpul. Gak asik gak ada kamu

Woi, kamu ke mana? Sini gabung

Kean, di mana? Gak ikut kumpul?

Kean, gak seru ih gak ikut ;(

Sini cepetan!

Cepetan kesini. Aku hitung sampe lima!

Beberapa pesan masuk ke ponsel Kean, tapi dia membalas bahwa dia tidak bisa datang.

Ah, gak seru dah

Kean tersenyum tipis lalu meletakkan ponselnya kembali.

"Hei, manis. Duduk di depan kost, yuk? Kita bakar jagung gimana? Daripada diem aja, sepi," ajak Kean sambil mengetuk dinding pembatas antara kamarnya dan kamar Evel.

Evel tak membalas dan merebahkan badannya di lantai.

Lalu terdengar suara pintu dibuka. Kean keluar dari kamar kost-nya dan duduk di depan pintu sambil membawa barang yang dia perlukan untuk membakar jagung.

Tok tok tok, ketuk Kean di pintu kost Evel, namun tak balasan dari dalam.

Kean lalu sibuk sendiri di depan kostnya, membuat bara api lalu membakar jagung sambil mengipas-ngipasnya.

"Wangi, gak?" tanya Kean pada Evel yang ada di dalam kost. "Jangan bilang kalau kamu jadi mau jagung bakar ini habis mencium harumnya," sambungnya.

"Apa sih, bicara sendiri,"  gerutu Evel pelan tak terdengar Kean.

"Hei, manis. Coba keluar. Masa aku sendiri aja di sini ngipasin jagung. Aku jadi merasa kayak orang gila kalau begini," ucap Kean.

Evel tampak berpikir lalu dia bangun dengan malas. Dia lalu berjalan ke arah pintu kost, namun tak berniat membukanya.

Kean menoleh saat tahu ada suara jendela yang dibuka. Dia melihat Evel yang melihat ke arahnya dari balik jendela yang terbuka.

"Ngapain kamu sendirian begitu?" ucap Evel dengan alis mengkerut.

Kean lalu berdiri dan menghampiri Evel sambil menyodorkan satu buah jagung bakar yang wanginya begitu menggoda selera makan Evel.

"Ambil," suruh Kean.

Evel menglihkan tatapan matanya yang tiba-tiba bertemu dengan sorot mata Kean. "Kamu maksa sih," ucap Evel sambil mengambil jagung yang disodorkan Kean. Dia ingin menolak, tapi tiba-tiba menerima karena ingin segera menghindari sorot mata Kean yang tadi ada di hadapannya.

Too Late To Regret [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang