Bab 13 - Terburuk

1.5K 134 22
                                    


...

.
.
.
.
.

"Hai, manis," sapa Kean di samping Evel. "Dah~" ucapnya lagi sambil menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Evel yang dilewatinya.

"Konyol," batin Evel sambil memandang Kean yang tersenyum padanya. Tapi kemudian dua bola mata Evel tampak membesar dan jantungnya tercekat, terasa tertarik dengan keras dan anjlok ke dasar hatinya.... "Ke-

Dalam sekejap mata sebuah truk panjang tiba-tiba berpacu tanpa kendali dan menghantam sebuah sepeda di depannya tanpa berhenti. Suara tubrukan dan hantaman yang menghancurkan sesuatu terdengar mencekik telinga sampai akhirnya truk itu berhenti di sisi jalan, menubruk tiang listrik dengan debu asap dan keporakporandaan.

Begitu cepat namun terasa lambat. Dunia Evel berubah menjadi slow motion dan aliran darahnya terasa melambat. Dia terkunci dalam ruang kosong yang hampa dan dipenuhi orang di sekelilingnya yang sedang terkejut dan berteriak ketakutan namun dia tak dapat mendengar suaranya.

Evel terdiam dengan bola mata yang menyorot rasa kaget. Wajah dan badannya kaku tak mampu bergerak, jantungnya rasanya meledak seketika dan aliran darah yang melambat tadi terasa kembali mengalir namun dengan terlalu cepat. Dunianya berputar putar dan bibirnya rasanya mulai dingin membeku. Suara yang terdengar di telinganya hanyalah dengungan dan rasanya tempat yang dia pijak bergoyang ke kanan kiri. Kakinya hampir saja membuatnya terjatuh karena dengkulnya terasa lemah dan gemetar. Suara truk yang lewat dan menghantam lalu menyeret sesuatu yang ditubruknya tadi sungguh mengerikan.

Evel linglung. Dia baru saja menyaksikan kejadian yang amat mengerikan di depan matanya dan kini rasanya isi kepalanya berputar ke sana kemari. Evel menoleh ke arah truk yang tak jauh di sampingnya. Dia melangkahkan kakinya yang terasa dingin dan mendekat ke tempat yang tiba-tiba saja sudah dipenuhi banyak orang. Ada yang berteriak, ada yang memasang wajah ngeri, ada yang terkejut, ada yang takut namun penasaran, dan ada yang memberanikan diri mendekati truk itu. Evel melangkah dan jantungnya seperti dibungkus es saat dia melihat darah mengalir dari bawah truk.

"Ada orang?"

"Di bawah kolong truk."

"Mati."

"Sudah mati."

Terdengar sayup-sayup suara di tengah keramaian yang membuat Evel tercekat. Beberapa orang tampak menarik sesuatu dari kolong truk. Sebuah potongan bagian sepeda yang hancur dan....

Evel tergelak saat melihat dengan sangat jelas orang yang tadi baru menyapanya sedang tergeletak di aspal dengan genangan merah yang tertumpah bagai air yang merembet dengan cepat. Tubuhnya yang baru saja ditarik dari kolong truk penuh luka yang terlalu parah dibalut darah dan gores yang terlihat menyakitkan.

Amat mengerikan. Tangan yang tadi melambai pada Evel kini tergeletak lemas tanpa tenaga. Matanya sedikit terbuka namun tak berkedip sedikit pun. Darah pun mengalir di mulutnya yang tadi tersenyum dan menyapa Evel, 'Hai, manis, dah'.

"Pengemudi truknya sudah kabur."

"Tolong tutupi korban. Panggil polisi, polisi, ambulans."

Darah semakin banyak dan cepat mengalir membanjiri aspal dan pakaian Kean, seiring dengan itu darah dalam tubuh Evel pun juga mengalir tak kalah cepat. Jantungnya berdetak tak terkendali dan aliran darahnya terasa panas. Evel berkeringat dan gemetar sambil terdiam kaku dengan mata yang sorotnya masih tak bisa lepas dari apa yang sejak tadi dilihatnya. Dia menyaksikanya, sebelum, saat, dan sesudah semua itu terjadi. Truk itu tiba-tiba menabrak dan Kean bahkan tak sempat menghindar. Jangankan menghindar, menyadari bahwa ada truk yang akan menabraknya saja mungkin sudah tak sempat saking cepatnya kejadian itu terjadi. Truk itu tiba-tiba saja datang, seolah meluncur dari tempat yang tinggi lalu menabraknya dengan keras, membuatnya jatuh lalu dengan mengerikannya menyeretnya dan sepedanya di aspal sampai akhirnya truk itu berhenti karena menubruk tiang listrik.

Too Late To Regret [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang