EPILOG

3.1K 177 78
                                    

Sebuah foto pernikahan yang dilapisi pigura polos berwarna mutiara terpajang indah. Foto pernikahan yang bisa dibilang tak biasa. Bukan sepasang pengantin yang berdampingan dengan senyuman penuh kedamaian, namun sebuah foto seorang gadis dengan gaun pengantin berbentuk ball gown berwarna lavender yang melipat kedua lengannya di depan perutnya. Wajahnya menoleh sedikit ke samping sambil melirik dengan mata datar serta alis mengerut. Ekspresi wajah juteknya terpasang dengan baik, sementara di sisinya seorang lelaki yang memakai setelan hitam memandangnya dengan senyuman manis sambil menyodorkan buket bunga mawar berwarna merah hati. Di samping foto itu ada foto lain lagi, dengan baju yang sama, kedua pengantin itu memasang ekspresi yang berbeda dari yang tadi, pengantin wanitanya tersenyum mengambil bunga mawar yang disodorkan mempelai pria dan si pria memasang wajah tak habis pikir.

Di samping dua foto itu ada satu foto lagi, foto mempelai pria dan wanita bersama teman-temannya yang berkumpul jadi satu, ada geng kelas dua belas B dengan Nata si rambut bergelombang yang sedang berpose manyun sok imut, Nada yang tersenyum sok kalem, Inda si tomboi yang sedang tertawa sambil menunjuk kamera dan menggendong anak lelaki sekitar dua tahunan, Dena yang tersenyum anggun dan berdiri di samping mempelai pria sambil melingkarkan lengannya di lengan mempelai pria itu dengan mesra --- kalau saja dia bukan saudara kembar Kean, Evel pasti sudah mengomel --- lalu ada Jojo yang berdiri di belakang di antara Kean dan Evel sambil melingkarkan lengan kanannya ke pundak Kean dan tertawa bahagia, lalu ada Eza dan Sindy yang perutnya besar sedang berdiri di dekat Dena sambil tersenyum dan saling berpegangan tangan, dan beberapa geng kelas XII B lainnya. Sementara itu, di samping Evel seorang gadis yang sungguh mencolok berdiri dengan gaun merah menyala dan make up glamor sambil memakai kacamata hitam, bergaya seperti model atau tuan putri nyasar di tengah-tengah kerumunan lain, di dekatnya ada Kirza yang sedang menunjuk Josen yang berdiri paling depan sambil memegang buket bunga dengan pose ganjen dan tertawa lebar --- pasti dia sedang tertawa ala kuntilanak --- sementara Isha si mungil tersenyum sambil membentuk tanda peace dengan tangannya, dan Tera yang pakaiannya bukan pakaian khas orang ke acara pernikahan yaitu kemeja merah, hotpants biru, dan sneakers hitam berdiri sambil memegangi ponselnya dan tertawa ke kamera, sementara tak jauh di dekat Tera ada Nirmala yang bukannya melihat ke kamera saat di foto malah melihat ke arah Kean dan memandangnya dengan penuh harapan, entah harapan apa. Evel selalu dongkol jika melihat ekspresi Nirmala di foto itu.

Masih terasa jelas suasana resepsi pernikahan saat itu, apalagi saat teman-teman Evel datang dan meledeknya habis-habisan dengan kata 'cie' yang tidak ada habisnya dan itu membuat Evel harus menyimpan rasa malu sekuat yang dia bisa. Bukan hanya Evel, tapi teman-teman Kean pun tak menyangka, apalagi Jojo yang tertawa puas dulu di depan Kean dan Evel sebelum mengucap selamat kepada mereka dan masih saja tertawa setelah beranjak pergi. Belum lagi Maya yang datang menghampirinya sambil ngakak menunjuk Evel dan Kean yang sudah dia duga akan jadi pasangan, serta tentunya Josen si anak ajaib yang suka tertawa ala kuntilanak yang langsung tertawa bahagia saat melihat Kean dan Evel yang sudah dia prediksi akan menjadi jodoh. Saat itu Josen juga menyumbangkan musik Special Lady - The Wedding Anthem dengan piano. Dan di antara semua kemeriahan dan kebahagiaan itu Evel tentu tak lupa saat Kean memainkan musik kesukaannya, yaitu Kitto Mata Itsuka dan It was a good day. Sungguh hari indah yang tak kan pernah bisa dan tak kan pernah mau Kean dan Evel lupakan.

***

Wangi tanah bekas tersentuh air hujan menyengat dengan lembut. Tirai-tirai masih tertutup rapat begitu juga dua pasang mata yang masih ingin menyelami indahnya mimpi. Dua pasang tangan saling berpagut, memeluk satu sama lain, mengusir rasa dingin yang diam-diam terasa semakin dalam.

"Pengantin baru! Bangun!"

Sebuah suara merayap masuk ke dalam telinga Evel dan membuatnya mau tak mau terbangun dari tidurnya padahal hari masih gelap. Evel membuka matanya dengan pelan dan menyipitkannya karena kelopak matanya masih enggan untuk terbuka lebar.

Too Late To Regret [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang