Unexpected Outcome

2.5K 260 14
                                    

Amber Pov

Aku harusnya langsung menutup pintu tadi sesegera ketika kulihat tamu yang mengetukpintu itu adalah dia. Kenapa dia suka sekali merepotkanku?. Dia langsun saja menerobos masuk tanpa seizinku.

"Kau tinggal sendiri di sini?" Tanyanya padaku sambil matanya menelusuri ruangan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku kesal. Aku baru saja merasakan seperti kedamaian dan ketenangan hidupku secara perlahan
menjauh.

"Aku memutuskan untuk mampir." Dia menjawab padaku dengan malas dan duduk di sofa, serta meletakkan kakinya di atas meja!! Lalu meraih majalah dan membacanya.
"Kau tidak punya apa-apa untuk menjamu tamu mu?"katanya tanpa mengalihkan pandangannya pada majalah. Iya, tamu tak di undang!!

Apa dia pemilik apartemen ini? karena dia jelas meletakkan dirinya seperti di rumah sendiri, kesabaranku hampir pada batasnya dan aku menghirup napas dalam-dalam dan menenangkan diri.

"Aku pasti yakin bahwa saudaraku tidak akan menyukaimu jika kau akan menjadi kakak iparnya" kubilang padanya.

"Like I care!" Bantahnya.
Jika aku memiliki sikap buruk, maka ia yang adalah yang terburuk. Kututup mataku dan menenangkan diri lagi sebelum aku menuju dapur.
Terus mengingatkan kepalaku untuk bersikap baik padanya. Aku harus baik padanya Demi Aiden!. Aku menuju ruang tengah dan menyingkirkan kakinya dari atas meja kemudian meletakkan
nampan makanan di atasnya.

Aku hanya punya teh dan sepotong kue untukku dan dia.

"Pokoknya, kau diundang untuk menghadiri pesta ulang tahunku ke-18. Karena kau adalah salah satu dari 18 mawar-ku, jadi ini!" Katanya dengan menyodorkan kartu undangan.

"Wow, ulang tahunmu masih di Oktober, tali kau memberikan
undangan secepat sekarang, Januari? Serius, yang benar saja?" Tanyaku tak percaya. Aku yakin sekarang bahwa gadis ini sudah gila! Tanpa keraguan!

"Aku ingin semuanya akan siap dan aku tak perlu berpikir apa-apa lagi" jawabnya dan mengambil secangkir teh dan menyesapnya.

Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar sekarang. perhatianku beralih ke ponsel saat berdering. Kutahu bahwa itu adalah Aiden yang menelepon sekarang.

"jawablah!!." Katanya kepadaku

"Kau tak perlu mengatakannya." Jawabku padanya.

Aku menuju ke kamar untuk menjawab panggilan Aiden. Kukatakan padanya tentang undangan Krystal dan itu membuatnya senang, sangat senang!. Dia benar-benar menyukainya ya?

Aku tidak memberitahunya bahwa Krystal sedang ada di apartemen sekarang. Aku tidak ingin dia memikirkan sesuatu tentang aku
dan dia.

"Kurasa aku harus mulai belajar bagaimana Dance kan sekarang?" -Aiden

"Kau bisa mulai saat kakimu sudah sembuh bro." Jawabku.

"Benar!" Serunya dan tertawa.
"Wow, aku tidak bisa
percaya kalau Krystal mengundangku di hari ulang tahunnya dan bahkan menganggapku dalam daftar 18 mawarnya".

"Yah, percayalah karena dia benar-benar melakukannya." Kataku padanya.

Krystal Pov

Aiden hidup di tempat yang sangat sederhana, meskipun itu sederhana tapi aku suka suasananya. Sangat damai dan nyaman. Aku tahu Aiden tidak akan melakukan sesuatu yang buruk padaku karena kudengar bahwa ia adalah anak baik dan gentleman.
Begitu Aku yakin bahwa ia tidak akan mengambil keuntungan dariku saat mengunjungi tempatnya.

"Di mana makanannya?" Dia bertanya setelah dia kembali. Kutidak tahu mengapa dia harus pergi ke kamarnya hanya untuk menganngkat telfon.

"satu slice tidak cukup untuku, aku suka kue" jawabku. Kuenya benar-benar lezat.

"Tidak apa-apa." Dia menjawab sambil tersenyum. Hmmm, dia manis juga.

"Jadi, aku hanya ingin tahu. Apa hubunganmu dengan ParkLuna?" Tanyaki.
"Kulihat kalian berdua
benar-benar dekat dan akrab" tambahku. Aku selalu melihat mereka bergantung satu sama lainnya.

"Dia adalah sahabatku dan itu cukup menjelaskan mengapa kita sangat dekat" jawabnya kepadaku setelah ia meminum tehnya.

"Apa kau yakin kalau hanya melihatnya sebagai sahabat saja?" tanyaku penasaran saat ini.
aku benar-benar ingin tahu tentang hal itu. Dia menatapku sejenak
kemudian ia berpaling.

"Jangan khawatir, kuyakinkan padamu bahwa kami hanya sebatas teman baik dan tidak akan lebih dari itu" Aiden bilang.

"Oh benarkah? Bagaimana jika aku akan menerimamu sebagai pacarku jika kau mau menjauhkan diri denganya?" Kataku dan ia terlihat sangat terkejut.
"Aku akan memberikanmu cukup waktu untuk berpikir tentang hal itu. Aku harap jawabanmu besok" terusku dan kemudian bangkit dan pergi.

Mari kita lihat siapa yang akan dia pilih, Aku atau 'sahabat' nya. Tapi kupikir aku sudah tahu apa jawabannya, tentu saja AKU.

Kubilang pada sahabatku, Sulli, tentang pernyataan cintaku untuk Aiden. Dia sedang bertamu dirumahku dan kami akan menceritakan hal itu.

"Jadi kau benar-benar bersedia untuk melakukan segala sesuatu hanya agar dia melepas kacamatanya? "Sulli bertanya dan mengejek.

"Tentu saja! Aku tahu Aiden sangat jatuh cinta denganku jadi kuyakin bahwa ia akan menerimaku~"Kataku dengan senyum meyakinkan.

"Bagaimana jika dia benar-benar akan melakukan itu maka, ia akan menjadi pacar sungguhanmu kan?"- Sulli.

"Yah, hanya untuk jangka waktu yang sangat singkat. Aku akan putus dengannya sebelum kau tahu itu"jawabku.

"Kau tidak harus menghancurkan persahabatan mereka hanya untuk
membuat orang itu melepas kacamatanya. Kau selalu dapat memintanya untuk melakukan itu" jawab Sulli.

"Hmmm, aku hanya tidak ingin Luna terlihat seperti pihak ketiga dalam hubunganku dengan Aiden"jawabku sambil melihat kuku jari ku.
"Jadi menjauhkan Aiden dan Luna Park hanya masalah waktu"

Amber Pov

Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Krystal. Aku tidak tahu bagaimana reaksi Aiden jika ia yang mendengarnya.

Aku tidak keberatan dia memiliki perasaan 'cinta' terhadap gadis itu
tapi aku berharap bahwa apa yang dia rasakan tidak mempengaruhi nya
pengambilan keputusan yang salah.

Aku sering mendengar bahwa cinta membuat orang jadi buta. Jadi orang-orang yang dibutakan oleh cinta selalu memilih keputusan yang salah.

~~~~~~~

"Aku harap kau sudah punya jawabanmu sekarang" Krystal berkata padaku dengan alis terangkat dengan menyilangkan lengannya.

"Sejujurnya aku sudah punya jawabanku kemarin. "Jawabku memasang wajah serius dan menatap gadis itu langsung ke matanya.

"Aku minta maaf jika telah mengecewakanmu tapi aku tidak bisa mengorbankan persahabatan ku dengan Luna hanya untuk memilikimu. Aku tidak menyangka bahwa kau orang yang seperti ini. Aku sangat kecewa"

Ya, aku benar-benar kecewa tentang hal itu. Dia hanya menatap
padaku dan kupikir dia terkejut dengan apa yang kukatakan. Aku tidak peduli apakah dia akan marah atau kesal tentang hal itu.

Aku tidak bisa membayangkan kencan dengan gadis ini, gadis yang
egois, mementingkan diri sendiri serta sombong.

"Nah, thats... .unexpected." Dia bilang kemudian mendesah. Aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi
ketika kulihat senyum yang terlukis diwajahnya
"Aiden Liu! "Katanya menatapku lurus di mata.

"Apa?" Jawabku padanya, menaikkan alisku

"Aku sekarang menerimamu sebagai pacarku." Katanya yang membuatku melebarkan mata.

Holy crap!

Bagaimana dia bisa dengan tiba-tiba memiliki keputusan itu? Bisakah aku melompat dari atap sekarang? Apa yang kulakukan yang membuat dia berkata seperti itu?

Aku tidak berniat memulai percakapan ini untuk menjadi pacarnya tapi untuk membuat hal-hal menjafi lebih jelas kepadanya bahwa aku tidak berencana untuk menjadi salah satu dari bagian hidunya!!!.

-Keima senpai-

Kalau masih ada kata 'saya' atau 'anda' mohon kasih tahu ok. Agar dapat diperbaiki. Senkyuu!!

Pretending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang