Realization

2K 240 26
                                    

Amber POV

Kuperhatikan bahwa semakin lama aku tinggal di Korea, semakin lebih aku disalahgunakan. Aku benar-benar dilecehkan secara emosional, mental, dan fisik.

Aku berbalik, mencari Krystal. Aku tidak tahu mengapa dia menamparku sangat keras.

"Yah!" Aku berteriak padanya tapi dia tidak berbalik.

Aku bersyukur bahwa tidak ada siswa lain di sekitar yang melihat adegan memalukan ini!!.

Aku segera mengejarnya dan meraih pergelangan tangannya dan berbalik. Aku bertemu dengan mata tajamnya, penuh kemarahan dan bisa kukatakan bahwa dia marah padaku.

Kami memiliki pertempuran atas tatapan untuk sesaat dan kali ini, aku yang dikalahkan.

"Jerk!" Katanya dengan suara tegas sambil melihat langsung ke mataku dan kemudian menarik lengannya menjauh dari peganganku.

Aku mengerutkan alis setelah mendengar hal itu dan membuat darahku mulai mendesir naik kewajah. Dia baru saja menamparku dan sekarang dia memanggilku brengsek?. Apa berikutnya?

"Kau baru saja menamparku dan sekarang, memanggilku brengsek?" Aku menanyainya dengan nada kesal.
Jika dia marah, aku lebih marah sekarang.

"Benar,kan?" Sanggahnya
"Kita berdua tahu kalau kau  brengsek!" Katanya dengan nada sarkastis.

"Aku tidak tahu itu." Aku balas kesal. "Bahkan akau taktahu mengapa kau menampar dan memanggil ku brengsek. "lanjutku.

Dia meremas kertas dan kemudian dia melemparkannya ke padaku.

"Jika kau tidak bodoh, maka ini yang akan memberimu petunjuk mengapa aku semarah ini padamu "lanjutnya dan pergi.

Aku menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan mengambil kertas kusut di lantai. Apa sih yang Aiden tulis di kertas ini?

Aiden POV

Aku belum yakin tentang perasaanku untuk Luna, karena seberapa dekat dan manisnya dia kepada saudaraku membuat dadaku mengencang. Akj tahu kalau mereka hanya berteman tapi aku tidak bisa membantu tetapi berpikir bahwa Amber mencurinya menjauh dariku.

Kau boleh Panggil aku egois tapi aku tidak ingin dia menjadi lebih dekat dengan siapa pun dari pada aku, bahkan jika itu saudaraku.

"Aku pulang!!!"

Aku mendengar suara adikku yang baru saja tiba, membuatku keluar dari pikiranku. Dia merosot di sofa
dengan ekspresi kesal di wajahnya.
Aku melihat kemerahan di pipinya.

"Vlush on mu terlalu tebal bro!!" kataku kepadanya bercandadan mengejek.

"Pacarmu yang menamparku karena tidak bisa membaca ini! "katanya dengan kesal dan melemparkan kertas kusut di meja tengah.

"Apa itu?" Aku bertanya padanya saat aku mengambil kertas tersebut.

"Harusnya aku yang bertanya. Apa yang kau tulis padanya? "dia berkata kepadaku yang membuatku bingung.

"바보!" Aku membaca apa yang tertulis di kertas.

"Serius Aiden? Kau menulisnya menggunakan karakter Cina di kertas itu dan memberikan itu kepada Krystal? " tanyanya padaku dan dapat kulihat bahwa ia marah.

"Penglihatanmu benar-benar buruk. ini bahkan tidak ditulis dalam Cina, itu ditulis dalam Hangul! "Kataku dan tertawa pada dirinya.
"Aku bahkan tidak menulis catatan apapun untuknya hari ini."lanjutku.

Tawa ku perlahan memudar ketika aku menyadari sesuatu. Aku beralih ke saudaraku dan kami berdua saling memandang satu sama lainnya dengan mata melebar.

Ki tahu bahwa kami berdua menyadari hal yang sama.

"Oh, Shit!" Kami berdua berseru.

Amber mulai berjalan ke sana kemari dan kupikir dia lebih khawatir dibandingkan denganku. Aku tahu aku orang yang bersalah di sini jadi aku harus menjadi orang yang mengambil konsekuensinya.

Aku akan mengerti jika Krystal akan memutuskan untuk membunuhku.

"Aku akan menjelaskan semua padanya." Amber mengatakan kepadaku sambil berhenti dari mondar-mandir.

"Tidak, itu adalah tanggung jawabki untuk memberitahu padanya bro" Aku menjawab nya.
"Aku orang yang memintamu untuk melakukannya."  terusku.

"Ak-aku juga harus meminta maaf padanya" Dia berkata kepadaku.
"Selain itu, akulah yang menipu dirinya." Desahnya dan merosot kembali di sofa.






Akj terus berlatih apa yang akan kukatakan ke Krystal. Aku harus siap secara mental dari kemungkinan bahwa ia mungkin akan putus dengan ku.

Keesokan paginya, aku menuju ke kelas Krystal untuk menemuinya. Aku bertemu Hara, Jiyoung dan Sulli
dan mereka menyambutki dengan senyum.

Kurasa Krystal belum memberitahu mereka karena mereka masih memperlakukanku dengan baik. Aku menyambut mereka kembali dengan cara yang sama.

"Jika kau datang ke sini untuk mencari pacarmu,  kurasa dia di taman sekolah. Dia mengatakan kepada kami bahwa dia akan
melewatkan kelas pagi kami. "Hara memberitahuku.

"Apakah dia baik-baik saja?" Aku menanyai mereka.

"Dia terlihat baik-baik saja, mengapa?" Sulli bertanya yang terlihat bingung seperti yang lain.

"Ah, aku hanya merasa aneh untuk jika Krystal melewatkan kelasnya "kataku dan tertawa canggung sambil menggaruk bagian belakang kepalaku.

"Dia biasanya melakukan itu jika dia tahu bahwa kelas akan membosankan. Dia cerdas, jadi tidak apa-apa baginya untuk melakukan
itu. "kata Jiyoung dan kemudian menghela napas.

Sulli dan Hara tertawa pada pernyataannya.

"Jika kau ingin melihat dia, pergi saja  ke taman. "kata Hara.

Setelah pembicaraan singkatku dengan mereka, aku mengucapakan selamat tinggal dan minta diri untuk melihat Krystal.

Saat aku sedang berjalan di
lorong, aku melihat Luna. Aku hendak memanggilnya tapi aku menahan diri dari melakukan hal itu karena aku melihatnya berbicara dengan Amber.

Aku melihat wajahnya yang sedang berbicara dengan saudaraku. Tidak tahu apa yang dia katakan padanya tapi dia tersenyum manis padanya, senyuman yang tidak kulihat akhir-akhir ini. Melihat itu menarik senyuman di wajahku tapi tak bisa kupungkiri, adegan itu memberikan ku rasa sakit di hati.

"Pabo." Gumamku saat aku menyadari diri sendiri.

"Kau memiliki perasaan untuk Park Luna, bukankah seperti itu Aiden Liu? "

Aku mendengar suara dari belakang aku berbalik untuk melihatnya. Dia
menatapku dengan senyum licik. Mendengar apa yang dia katakan membuatku bertanya-tanya apa yang membuat dia mengatakan itu padaku.

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan." Aku berkata kepadanya berpura-pura tidak mengerti.

"Jadi kau berpura-pura juga, ya?" Katanya padaku yang membuatku melebar mata

"Jangan khawatir, aku tidak akan
membiarkan perempuan lain mencuri kekasihku, bahkan jika itu adalah Luna Park atau Krystal Jung " Lanjutnya dengan seringai
di wajahnya dan berjalan ke mana Luna dan Amber berada.

Aku mengerutkan alisku tentang pernyataan terakhirnya. Aku memahami jika dia mengikutsertakan Luna sebagai ancaman dan saingannya. Tapi Apa yang tidak ku mengerti adalah mengapa dia menganggap Krystal juga.

Apakah ini berarti bahwa saudaraku mungkin memiliki perasaan untuk Krystal?

"Tunggu!" Aku memanggilnya dan dia berhenti dari berjalan dan beralih kepadaku

"Kenapa kau memasukan Krystal juga?" Tanyaku padanya.

"Buka mata mu dan kau akan menyadari mengapa." Katanya padaku dengan senyum kemudian pergi.

Buka mataku? Untuk apa?

.
.
.
.
.
.
.

Pretending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang