He is in the Game

2.2K 246 16
                                    

Luna POV

Kami memenangkan pertandingan pertama tanpa Aiden. Aku tadi berharap bahwa ia akan berubah pikiran untuk ikut bermain hari ini
karena kompetisinya  benar-benar langka tapi kurasa dia tidak peduli sama sekali.

Entah bagaimana, itu membuatku bertanya-tanya apa alasan utama dia tidak bermain karena ada Suho disana. Dari sudut mataku, yang bisa kulihat hanyalah ekspresi kosong nya.

"Akurasa sebagian besar teman sekelas kita sudah kehilangan stamina" kata Key sambil melihat sekeliling. Kami hanya memiliki 14 laki-laki di kelas dan setengah dari mereka sudah  terengah-engah kelelahan.

"Lawan kita selanjutnya adalah kelas Suho. Apa menurutmu kita bisa menang melawan mereka? "tanya Jonghyun.

"Kerja sama tim kita sudah cukup untuk menang melawan mereka." Aiden menjawab.

"Tapi kebanyakan dari kita sudah kehabisan udara. Kau benar-benar dibutuhkan untuk bergabung dengan kami sekarang, Aiden. " kata Onew.

"Sudah kubilang, aku tidak bermain hari ini." Aiden menjawabnya.

"Aku rasa kalian akan bertanding  dengan baik tanpa Aiden untuk saat ini." Aku bersorak pada mereka dengan senyum.

"Tapi itu lebih menyenangkan jika Aiden akan ikut bermain" desah Key.

Pertandingan antara kelas kami dan Suho dimulai dan semua orang mulai berteriak dan menjerit mendukung Tim masing-masing. Tapi lawan kami benar-benar tangguh karena mereka adalah unggul 15 poin di depan kami.

Menurutku hal itu karena sebagian besar pemain kami sudah lelah dan hampir tak punya tenaga. Jelas, Suho sedang memamerkan keahliannya.

Dia jelas memamerkannya kepada Krystal dan melihat Aiden dengan seringai bangga setiap kali ia membuat Shot.

"PRRRRRRRRRTTTTTTT"

Suara peluit bergema di ruang olahraga. Permainan untuk sementara berhenti ketika salah satu teman sekelasku terluka/cedera. Kurasa takdir  ingin Aiden bermain karena dia tidak punya pilihan lain selain mengganti pemain yang cedera tadi.

"Tsk, merepotkan saja" Gumamnya sebelum berdiri dan  membuatku menatapnya.

Kurasa ia kesal karena guru kami memintanya untuk menggantinya. benar-benar respon yang tidak  biasa darinya.

"Lun, bisaku pinjam headband mu?" Dia bertanya padaku setelah ia melepaskan kacamatanya. Aku baru saja melihat hal yang berbeda dari matanya dengan yang sebelumnya.

"Y-Ya." Jawabku melepaskan ikat  rambutku dan membiarkan dia
meminjamnya.

Dia mengikat poninya ke belakang, memperlihatkan wajahnya.
Dia berkedip dua kali, aku  pikir dia sedang menyesuaikan visinya tanpa
kacamata. Dia memintaku memegang kacamatanya untuk sementara
sebelum dia masuk dalam pertandingan.

Amber POV

Teman sekelasku terlihat senang ketika aku akhirnya bergabung dalam dipertandingan. Sedangkan Aku di sisi lain merasa kesal.

Mereka benar-benar mengharapkan aku untuk berlari bolak-balik kesana kemari di dalam pertandingan ini? Dilihat dari senyum di wajah mereka, aku pastikan bahwa mereka mengharapkan aku untuk mencetak  banyak poin.

"Ayo kita lakukan yang terbaik!" Key berkata sambil menepuk bahuku dengan senyum lebar di wajah nya.

"Ya." Aku menjawab pura-pura terdengar ceria dengan tersenyum.

tim kami yang memegang bola saat ini dan Suho yang melakukan mark padaku. Dia benar-benar tidak pernah membiarkanku mendekati rekan timku dan permainan ini benar-benar menjengkelkan.

Bagaimana perasaan mu jika ada seseorang yang selalu menghalangi jalanmu? Mengganggu, bukan?

"Ini benar-benar melelahkan." Gumamku dan memutuskan hanya berdiri saja.

"Keputusan yang Baik, Liu." Suho berkata kepadaku dengan seringai.

Aku melihat jarak ring kami. Dalam pikiranku, Aku memperhitungkannya dan kukira jaraknya 14 kaki dari sini. Aku tidak tahu mengapa tapi salah satu teman rekan timku mengoper padaku

Dan hampir mengenai wajahku. Dari tempatku berdiri, Aku langsung saja menembak bola. Ku harap perhitunganku benar.

Dan..

"Alright!!" Rekanku  berseru dalam kebahagiaan saat Aku berhasil menembak dan memasukan bola. Three point!!

Mereka semua mengelilingiku dan Key meletakan lengannya dibahuku serta mengacak-acak rambutku. Kuakui, aku sedikit gugup akan  tembakan itu.

"Kau memiliki gaya yang sangat berbeda sekarang, Aiden. "Kata Jonghyun dengan senyum di wajahnya.

"Sudah kubilang, aku tidak dalam mood untuk bermain sekarang, jadi
kalian, jangan berharap lebih padaku" kataku kepada mereka dan
mereka semua tertawa.

"Kamu benar-benar lucu dalam hal lelucon." Kata Onew.

Hey,,aku serius tentang hal itu.

KRYSTAL POV

Wow, Aku tak menyangka bahwa Aiden benar-benar jago dalam  basket. Ketika ia melakukan tembakan three point, semua siswi meneriakkan namanya. Dia melepaskan kacamata dan  memperlihatkan  mata tajamnya. Haih...

Aku memberi  teman sekelasku death glare ketika mereka mulai menyoraki namanya.

"Kurasa kau akan memiliki banyak saingan sekarang, Krystal. "Kata Jiyoung dan mengejek.

"Hah!, lagipula Aku tahu bahwa Aiden  tidak akan sedikitpun memandangan mereka" jawabku dengan seringai.

"Matanya melihat hanya padaku "Aku menambahkan.

"Jangan sampai lengah, siapa tahu, seseorang mungkin merebut dia darimu. "ujar Sulli.

"Girls, kau sudah lupa? Dia hanya
'Kekasih eksperimental',nya Krystal ingat? "Hara mengingatkan
mereka, dan aku teringat tentang hal itu juga.

"Oh ya." Sulli dan Jiyoung berkata serempak dan tertawa. Aku
hanya tertawa bersama mereka.

~~~~~~~~

Kami menonton pertandingan mereka dan skor tim Aiden cukup dekat dengan lawannya,  kulihat Aiden hanya sedikit berlari dan cepat menembak bola ketika dioper padanya.

Jika kau memfokuskan  matamu  padanya, kau pasti akan merasa permainan ini sangat membosankan. Dia sendiri saja  tampak bosan. Tidak bersemangat.

"Aku rasa kelas Suho yang akan menang, waktunya tinggal  20 detik tersisa dan kelas Aiden tertinggal dengan 2 poin" kata Jiyoung.

"20 detik cukup lama." Kataku padanya. Dalam hatiku aku berharap kalau Aiden akan mencetak 3 Poin ditembak lagi.

Salah satu teman sekelas Aiden membuat umpan panjang untuk dia dan Suho berhasil menghalau bola sehingga terpantul ke arah kami.

Terburuknya, menuju ke arahku. Aku menutup mataku, melindungi diri dengan tanganku,  kubuka mata ketika bolanya tidak pernah mengenai tubuhku. Semua yang ku dengar hanyalah  suara kaget dan terkesiap dari siswa. Dan saat itu juga aku melihat Aiden terbaring di atas
lantai dan siswa mulai bersorak lagi ketika tembakan 3 poin  dibuat oleh rekan timnya yang lain.

Aku rasa dia berhasil menyelamatkan bola itu. Dia berdiri dan membersihkan tubuhnya.
Aku bisa melihat raut jengkel di wajahnya.
Dia melirikku, sebelum dia berjalan pergi menuju rekannya.

"Aku  tidak menyangka kalau Aiden sangat cepat!" Salah satu dari teman sekelasku bilang.

"Dia benar-benar seorang atlet hebat." Jawab yang lain.

"Aku pikir tujuannya tidak menyelamatkan bola itu. Tapi mencegah bolanya menghantam kekasihnya" ucap siswa lain yang membuatku melebarkan mata.



-Keima Senpai-

Pretending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang