Is It Possible ?

2K 231 22
                                    

Amber POV

Aku bisa melihat bagaimana semangatnya saudaraku untuk kencannya dengan Krystal. Tidak pernah kulihat dia sebahagia ini. Kuakui kalau aku merasa cemburu dan iri padanya karena aku terus terang berharap aku yang ada di tempatnya sekarang.

Dia terus merapaikan bajunya dan memperbaiki rambutnya. Aku bersandar di sofa, membalik balik halaman-halaman majalah di tanganku.

"Bagaimana penampilanku, bro?" Dia bertanya sambil berpaling padaku.

"Kau tampak persis sepertiku" Aku menjawabnya dengan bercanda
sambil senyum lucu.

"Aish, serius Amber. Apa aku terlihat bagus? Maksudku, apa kau pikir Krystal akan menyukai pakaianku? "Dia bertanya padaku panik.

"Aku tidak tahu. Semua yang  ia katakan padaku adalah kalau dia
tidak ingin berkencan dengan seorang kutu buku. Dan kau tidak tampak seperti itu sekarang. " lanjutku yang membuatnya tersenyum.

"Astaga! Aku sangat gugup sekarang!" Katanya.

"Pfft! lebih baik kau menyeret pantatmu dari sini. Dia mungkin sudah menunggu untukmu. "kataku.

"Oh sial! Aku harus pergi sekarang " Dia buru-buru mengatakan dan kemudian pergi.

Aku menggeleng tak percaya. Kakaku memang gila cinta dengan Krystal Jung dan aku tidak punya hak untuk mengambil itu darinya. Perhatianku teralihkan ke ponsel ketika berdering.

Aku melihat layarnya terlebih dahulu  untuk memeriksa siapa yang memanggil karena jika itu Suzy, dia akan menghubungi nomorku untuk selamanya dan aku tidak akan repot-repot menjawabnya.

Merasa lega ketika aku melihat caller ID bahwa itu adalah Luna. Aku bertanya-tanya mengapa dia meneleponku.

Aiden POV

Sekarang akhir pekan dan aku akan memiliki kencan dengan Krystal, untuk pertama kalinya, Oh My God!!

Aku sudah merencanakan segala sesuatunya dan berharap itu akan berjalan dengan baik. Aku sedang menjemputnya di rumahnya. Dia adalah orang yang membuka pintu, dan aku kagum ketika melihat bagaimana cantiknya dia.

"Kau tampak cantik." Aku hanya bergumam dan dia terkikik.

"Kau tampak seperti The Real Stupid dengan wajahmu itu"katanya dan mengejek.
"Tapi, terima kasih." lanjutnya.

Aku menggaruk bagian belakang kepalaku yang tak gatal dan melontarkan senyum malu-malu.
Dia kemudian menghubungkan lengannya denganku dan berjalan menuju dalam mobil.

Aku tetap tersenyum seperti seorang idiot sampai kami mencapai restoran yang ku pesan untuk membawanya. Aku benar-benar berterima kasih kepada saudaraku Amber, untuk rencana kencan ini.

"Wow, aku terkesan. Ini adalah tempat yang bagus "Kata Krystal setelah kami mengambil kursi kami di satu meja. Tentu saja aku menarik kursi itu untuknya.

"Aku senang kau menyukainya." Jawabku padanya dengan senyum lebar.

Kami memesan pesanan kami dan menunggu untuk makanan kami sampai. Aku tidak akan bosan dalam melihat Gadis yang duduk di seberangku. Kuharap waktu akan berhenti berdetak karena ku ingin saat ini kita bertahan selamanya.

"Jika aku belum bertemu saudaramu, aku tidak akan menganggap matamu tidak terlalu tajam dan dingin dari apa yang ku pikir sebelumnya" Krystal berkata kepadaku yang membuatku kembali pada kenyataan.

"Saudaramu benar-benar terlihat dingin, sama dari apa yang kau lakukan selama beberapa minggu terakhir. "Dia melanjutkan dan Aku tertawa canggung atas pernyataannya.

"Saudaraku hanya terlihat seperti itu tapi di dalam hatinya, dia orang yang baik hati" aku menyatakan dan dia mengangkat alisnya.

"Aku meragukan itu. Kurasa dia tidak menyukaiku untuk mu" balasnya dan itu membuat ku tertawa.

"Apa yang membuat mu mengatakan itu?" Aku bertanya padanya atas Pernyataan yanh sulit untuk percaya.

"Yah, itu karena ia berteman dengan semua teman-teman kita, tetapi
Aku merasa seperti dia menjaga jarak dariku. "Kata Dia dan cemberut.

"Uhm ... ku rasa dia hanya tidak ingin kau bingung antara kami. "Aku menjawabnya.
"Beri dia cukup waktu, ia nantinya juga akan terbuka untukmu "lanjutku.

"Hmmph! Jika saudaramu tidak menyukai ku, aku juga tidak akan
memaksakan diri padanya"Dia memutar matanya dan meletakkan ekspresi kesal.

"Jangan perlihatkan ekspresi itu, kau  terlihat jelek jika melakukan itu" kataku padanya bercanda.

"FYI, aku selalu terlihat cantik Mr. Aiden LIU!" Katanya dengan suara tegas yang menekankan namaku dan
kemudian mengeluarkan ice glarenya

"Aku hanya bercanda, Krys." Aku berkata kepadanya dengan senyum gugup. Aku bingung ketika glarenya berubah menjadi tatapan.
"Ada Apa?" Aku menanyainya.

"Ti-Tidak." Jawabnya dan kemudian memutus kontak kita.


Krystal POV

Ku kira Aiden tidak takut akan tatapan glare yang selalu kuberikan padanya,tapi kuperhatikan ia nampak
gugup ketika aku melakukan itu padanya.

Aku bingung,
dari perubahan perilakunya yang mendadak. Sepertinya, hanya dalam satu petikan jari, ia berbeda.
Aku merasa sedang bersama dengan versi baru dari Aiden, sekarang.

Setelah kami telah makan siang, kami pergi untuk menonton film. Dia membiarkan ku memilih Film dan kupilih film drama-romantis.

"Kuharap kamu tidak akan bosan dengan film ini." Aku berkata kepada
dia dengan seringai.

"Selama ku denganmu, aku tidak akan bosan." Jawabnya yang membuatku tersenyum malu.

Aku main-main memukul bahunya dan tertawa. Aiden hanya akan tertawa setiap kali aku memukul dia sekarang. Dia tidak memberi ku wajah kesal nya lagi.

Aku agak rindu melihat ekspresinya  juga.

Aku menikmati film dengan Aiden, entah bagaimana ia memperhatikan juga.

"Kukira itu akan memiliki akhir yang menyedihkan." Aiden berbicara saat
kita berjalan keluar dari teater.

"Film itu tidak akan terjual jika mereka melakukan itu." kataku kepadanya dan mengejek.

"Ku rasa begitu." Dia menjawab dan tertawa.

Aiden mohon diri ketika ia memutuskan untuk pergi ke toilet. Aku menunggunya di salah satu sudut dan meruamkan mataku pada sekeliling teater, aku melihat saudara kembarnya, Amber.

Aku merasa lega si kembar itu tidak memakai pakaian yang sama juga. Dia berbaris antri untuk tiket film dan
ia benar-benar seorang pria dingin yang tampan.

Aku hendak mendekati dia tapi berhenti ketika Luna datang dalam satu gambar. Dia memegang satu box popcorns di tangannya yang Amber
cepat mengambil dari tangannya.

Luna tersenyum dan aku  bisa membaca di bibirnya bahwa dia mengatakan 'terima kasih' padanya. Ada seorang yang berjalan dan menyenggol Luna yang membuatnya hampir jatuh kelantai.

Orang itj hanya melihat sekilas pada dirinya dan melanjutkan jalannya. Aku menyaksikan bagaimana Amber mendekati orang itu dan menarik kerahnya sambil menyeretnya kembali ke Luna berada.

Melihat ekspresi di wajahnya, itu adalah ekspresi kesal yang sama di wajah Aiden yang terus terlihat sebelumnya.

"Minta maaf." Gumamku saat Amber mengatakan kata yang sama untuk orang itu.

Aku terus menonton mereka. Amber melepaskan orang itu setelah ia meminta maaf. Sebuah ide gila kemudian memukulku. Aku menggeleng kepala karena aku tidak berpikir itu akan menjadi
mungkin atau, bukan?

Atau mungkinkah??

Pretending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang