Siblings

2K 233 9
                                    

Amber POV

Aku tidak akan keberatan di tampar oleh Krystal jika ada pertukaran dengan kabar baik. Aiden akan datang kembali di Korea akhir pekan depan dan aku sangat senang ketika mendengar itu.

Aku membuka pintu untuknya karena dia hanya berdiri di depan
pintu dan jelas menungguku untuk membukanya.

"Selamat datang, Princess." Kataku padanya dengan senyum lalu aku bungkukan kepalaku padanya.

"Stupid!." Ia mendengus dan masuk kedalam.

Aku memutar mataku sebelum aku mengikutinya ke dalam. Berpikir
tentang kembalinya Aiden waktu dekat ini. Aku pikir aku harus bertindak lebih seperti dia sehingga Krystal tidak akan melihat
perbedaannya.

Kami duduk di satu meja dan kami mulai memesan pesanan.

"Ceritakan tentang saudaramu" Tiba-tiba ia berbicara yang membuat ku melihat dia.

"Apa yang kau ingin tahu?" Tanyaku saat aku bersandar di kursiku.

"seperti apa dia? Aku hanya ingat kalau kau dulu bilang bahwa dia tidak akan menyukai ku. "katanya yang Membuatku tertawa. Aku ingat itu juga.

"Dan mengapa kau tertawa? "dia bertanya padaku dengan nada datar dan dia tampak kesal.

"Itu karena aku tidak habis pikir kalau  kau ingat itu "kataku padanya dan dia hanya memutar matanya.

"Tentu saja, aku tidak bodoh sepertimu" Jawabnya.
"Jadi, katakan padaku, seperti apa dia? Apa dia lebih tua darimu atau dia lebih muda? "lanjutnya sambil menyandarkan wajah ditangannya dan menatapku.

"Dia lebih muda." Aku menjawabnya.

Aiden adalah lebih tua dariku
jadi aku tidak berbohong padanya sekarang.

"Oh, jadi kau adalah lebih tua. Apakah kalian akur juga? "dia bertanya padaku.

"Ya, meskipun kami berbeda, kita masih bisa akrab "jawabku.

"Berbeda dalam hal apa?" Tanyanya ingin tahu.

"Sikap kami, hobi danlainnya." Aku
menjawab.

Krystal POV


Kurasa orang tua Aiden membesarkan mereka dengan baik. Sangat jarang untuk kakak ber adik bisa akrab dengan baik terutama jika mereka berbeda.

"Jadi ada apa dengan minggu depan? Apa ia datang ke sini? "Aku bertanya padanya dan itu membuatnya menatapku untuk sementara waktu.

"Ya, tapi dia tidak akan tinggal lama." Dia menjawab.

"Apa dia tidak sekolah?" Tanyaku.

"Dia belajar di rumah." Dia mengatakan yang membuatku mengangkat alis.

"Belajar di rumah, kenapa?" Tanyaku ingin tahu.

"Dia tidak ingin pergi ke sekolah. Dia lebih suka tinggal rumah. "tandasnya.
"Kau benar-benar ingin tahu tentang dia, ya? "lanjutnya dengan kedipan  senyum lucu.

"Aku hanya ingin tahu sesuatu tentang saudaramu." Memutar mataku dan bersandar di kursi.

pesanan kami disajikan dan kami meluangkan waktu untuk menikmati
es krim kami. Aku rasa Aiden menyukai es krim karena  dapat kulihat bahwa dia sangat menikmatinya. Kami menghabiskan es krim kami tanpa mengucapkan kata-kata.

"Jadi bagaimana denganmu?, apa kau memiliki saudara kandung?" Dia bertanya.

"Ya..Aku punya. Seorang kakak perempuan. "Jawabku padanya dan dia mengangguk.

"Berapa umur dia?" Ia tanya.

"Dia tiga tahun lebih tua dariku" Aku menjawabnya.

"Sama seperti Jiejie." Gumamnya.

"Ya." Aku menjawab dengan senyum tipis.

"Apa kau akrab dengan dia?" Ia mempertanyakanku.

"Ya." Aku menjawab lemah dan ia menatap padaku.

"Yah, kadang-kadang aku dan kakakku tidak selalu akur. "ujarnya sambil mengalihkan pandangannya dariku.
"normalnya."

Ku rasa  dia tahu bagaimana membaca ekspresi orang karena tampaknya ia tahu bahwa aku dan kakakku tidak terlalu akrab. Kakaku benar-benar baik padaku, hanya saja
kadang-kadang aku merasa kesal karena itu.

Kita memiliki perilaku yang berlawanan seperti Aiden dan saudaranya. Bagi orang tua ku, Unnie adalah  yang terbaik dalam segala hal. Mereka tidak pernah gagal untuk memuji dia dan hampir tidak melihat pencapaianku. Kadang-kadang, aku merasa cemburu kepada Unnie karena orang tua kami.

"Ya, aku tahu." Jawabku padanya memaksa tersenyum.
"Siapa yang lebih dekat dengan orang tuamu? "tanyaku.

"Tidak ada." Dia menjawab kepadaku yang membuat berkerut alis.

"Apa maksud mu dengan tidak ada?" Tanyaku.

"Orang tua kami selalu pergi. Kita jarang melihat mereka. Maka dari itu tidak ada yang dekat dengan mereka. "dia memberitahuku,  kupikir
situasi kita tidak jauh berbeda.

"Jadi kau adalah orang yang menjaga saudaramu,ya?" kataku kepadanya.

"Yah, kita saling menjaga. Tapi kakak
selalu peduli lebih dari yang lebih muda. "katanya kepadaku.

"Jadi kau melakukan itu untuk adikmu?" Aku mengejek.

"Kakakmu melakukan hal yang sama juga, kan?" Dia balas.

"Ya." Aku menjawabnya.
"Kadang-kadang, dia bertindak seperti Ibuku. "Aku terus dan tertawa.

"Itu karena perbedaan usia kalian,  Kadang-kadang Jiejie seperti itu juga kepada kami. Kita kadang-kadang menyebutnya Mom. "Katanya dan
mengejek.

"Sungguh? Omong-omong, berapa umur adikmu ? "Aku menanyainya.

Dia menatapku untuk sementara waktu kemudian ia melengkungkan senyuman.

"Dia 17 tahun juga." Jawabnya yang membuatku bingung.

"Aku memiliki saudara kembar" lanjutnya yang membuatku
perlahan-lahan melebarkan mata.

Yang benar??

Pretending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang