01

9K 659 39
                                    

"Nikah yuk?"

"Gimana kalau besok?"

"Apa sekarang aja biar cepet?"

Joy hanya menggeleng menghadapi tingkah Taehyung itu. Ucapan Taehyung yang ngawur seperti biasanya.

"Ngajak nikah udah kayak ngajak beli sarapan, enak banget," ujarnya.

"Oke aku ulangi, will you marry me?"

Dan yang ada Taehyung tertawa setelahnya, Joy juga sama.

"Udah sana nanti kamu telat," suruh Joy.

Setelah rutinitas mengantar dirinya, Taehyung kan harus kembali bekerja.

Hari ini memang jadwalnya menengok proyek di lapangan jadi harus berangkat lebih pagi.

Sekilas Taehyung melirik jam tangannya.

"Yang tadi itu serius," katanya sebelum melangkah pergi.

"Jawabannya essay dikumpulin paling lambat besok," lanjutnya sambil tertawa lalu menghilang di balik pintu.

Joy hanya berdecak. Sudah ke sekian kalinya Taehyung mengajaknya menikah. Entah serius atau bercanda. Dan tidak pernah sekalipun ia menjawabnya.

Di usianya yang hampir menginjak 26 tahun, tentu sudah ada pernikahan dalam bayangannya. Apalagi 8 tahun hubungannya dengan Taehyung bukanlah waktu yang singkat.

Kalau kata Bobby "8 tahun itu harusnya udah SD kelas dua."

Biasanya Taehyung akan menyangkalnya.

"Lo kira usia anak."

Lalu akan terjadi perdebatan tidak bermutu diantara keduanya yang tidak selesai-selesai dan hanya bisa membuat Joy menggeleng pasrah.

Taehyung dengan kemapanan yang ia capai saat ini? Siapa yang tak ingin menikah dengannya? Joy juga ingin sebenarnya. Meski itu hanya sekedar keinginan belaka. Bukan karena Joy meragukan Taehyung dan keseriusannya. Tapi karena hal lain.

Gejala Gamophobia.

"Ketakutan untuk menikah, menjalin hubungan asmara, atau menjalin komitmen dalam jangka panjang. Bisa terjadi karena trauma dimasa lalu, seperti pernah patah hati yang mendalam, atau bisa juga akibat orang tua divorce. Termasuk faktor lingkungan, sering melihat orang yang gagal dalam percintaannya."

Joy mendesah berat. Itu diagnosa yang Wonwoo katakan padanya.

Tentu ia sudah paham betul apa itu gamophobia. Karena ia mendalami bidang itu juga. Semua teori yang ia pelajari kenapa kini justru menimpa dirinya sendiri.

"Tapi gue punya pacar, lo tau kan?"

"Penderita gamophobia masih bisa menyukai atau mencintai seseorang. Tapi ketika orang itu berniat menjalin hubungan serius sama lo, justru lo ngerasa takut? Iya kan?"

Tepat sekali yang Wonwoo katakan. Ketakutan itu muncul pada dirinya sendiri tanpa mampu ia cegah dan tanpa alasan yang jelas. Kekhawatiran itu sering tiba-tiba menyeruak tanpa tahu apa yang sebenarnya dikhawatirkan.

Entah sejak kapan ini dimulai. Semuanya berubah, itu yang Joy rasa.
Perceraian kedua orangtuanya di tahun pertama ia mengambil S2nya, itu kah penyebabnya?

Saat ia berjuang demi pendidikannya. Saat itu juga orangtuanya berjuang mempertahankan rumah tangganya namun gagal. Perceraian itu terjadi, ayahnya menikah lagi sebulan setelahnya. Membuat cara pandang Joy tentang ayahnya berubah. Juga cara pandang Joy tentang cinta dan kepercayaan.

Itu titik terbawah dalam hidup Joy. Bersyukur ia punya Taehyung bersamanya. Taehyung yang selalu ada di sisinya sejak dulu.

"Apa gue bisa sembuh?"

"Semua tergantung diri lo sendiri. Cuma diri lo yang bisa ngelawan."

Masih terngiang ucapan Wonwoo hari itu. Dan Joy rasa itu tidak mudah. Sekuat apapun ia melawan perasaan itu datang lagi. Beginikah rasanya jadi pasien? Ternyata tidak segampang itu melakukan apa yang psikolog katakan.

"Woo, jangan bilang sama siapapun."

Dan Wonwoo mengangguk menyanggupi.

Wonwoo adalah temannya sejak kuliah. Dan sekarang seseorang yang memiliki profesi sama dengannya sebagai psikolog klinis di rumah sakit yang sama. Joy harap Wonwoo akan menjaga rahasianya.

Joy memijat pelipisnya sendiri. Kepalanya serasa berdenyut mengingat itu semua. Kenapa harus ia yang mengalami semua ini?

"Ngopi yuk? Ngantuk, beberapa hari ini nggak bisa tidur."

Joy mengangkat wajahnya. Dan menemukan seseorang yang tengah tersenyum manis padanya. Ia sudah di sini sepagi ini?

"Kalau nggak bisa tidur itu minta obat psikiater jangan temuin psikolog. Masa calon dokter nggak ngerti."

"Males nemuin psikiater dikira orang gila."

"Orang gila itu nggak ada. Mereka sakit jiwa, mentalnya yang sakit."

"Iya terserah. Wonwoo mana?"

Joy lekas berdecak sambil memandang heran.

"Kok malah nanya, kamu kan yang serumah."

Dan ia hanya tertawa. Adiknya Wonwoo, Jeon Jungkook.

 Adiknya Wonwoo, Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Segini aja pemanasan dulu 😅😅

Jujur ini masih blank nggak tau dibawa kemana 😥

Yang punya saran ide dan lain2 sok atuh 😅😅

Kan ini ceritanya mereka udah dewasa jadi konfliknya agak serius 😢

HEART | VJOY #4✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang